chapter seven-secret

24 4 0
                                    

Pagi menyapa dunia, matahari terbit membawa kehangatan nya. Yuna bangun dari tidur nya, karena hari ini adalah hari weekend jadi ia memutuskan untuk bermalas malasan di kasur.

Yuna pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri setelah nya ia mengambil handphone nya lalu membuka aplikasi chat. Ada beberapa pesan yang masuk yang belum sempat ia baca.

                                  Abi-babi

                                   Kemarin
                                  
Ini benar nomor Yuna kan.
                              

                                Hari ini

                                          Iya lah, lo pikir?
                                                  ✔️
                                            

Setelah dari room chat Abi, ia membuka room chat dengan nama yang mencurigakan?

                                    -XXO

Saya selalu memperhatikan mu.    

                                                                                                                                Siapa lo?

Setelah itu Yuna termenung sebentar dengan banyak pertanyaan yang hinggap di otaknya. Siapa dia? Ini sebuah teror kah?

BTAK

Yuna terperanjat kaget ketika sebuah benda keras menghantam jendela balkon nya yang ia duga di lempar dari luar.

Ia dengan pelan berjalan menuju balkon dan membuka nya, ia mendatar kan ekspresi nya ketika melihat bangkai tikus serta secarik surat ada di atas nya.

"Klasik sekali permainan nya." Ujar Yuna lalu mengambil kertas itu dan membacanya.

𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘶𝘭𝘢𝘢𝘯, 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘢𝘳𝘣𝘦𝘤𝘤𝘢. 𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢.

-𝘟𝘟𝘖

Nama ini sama dengan orang yang memberikan nya pesan di handphone. Dan apa maksud pesan ini? Merebut semua apa yang ia miliki? Perusahaan milik mommy nya? Yahh itu benar orang ini mengincar perusahaan milik mendiang mommy nya.

Karena jika orang ini mengincar perusahaan mendiang Daddy nya, mereka tak mungkin menerornya, mereka seharusnya meneror Abang laki laki nya karena pria itu lah yang memegang perusahaan milik mendiang Daddy sedangkan Yuna memegang perusahaan milik mendiang mommy nya.

Yuna membuang kertas itu dan mengambil handphone nya, ahh sepertinya Minggu ini ia tak bisa bermalas malasan, ada hama yang harus ia singkirkan.

"𝘋𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘯𝘢 𝘱𝘭𝘢𝘺 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘮𝘦?" Gumam nya lalu menyeringai seakan mendapatkan mainan baru.

Ts:kamu mau bermain denganku?

--

"Ini." Yuna meletakkan sebuah kotak yang terisi bangkai tikus yang ada di balkon nya dengan secarik kertas.

Saat ini Yuna sedang berada di sebuah restoran, ia memakai baju hitam, lengkap dengan masker nya.

Pemuda di depannya itu mengambil kotak itu, dan membukanya. Tangan nya terkepal kuat dengan mata yang memerah menahan amarah.  Ia lantas menatap Yuna.

"Siapa?" Tanya nya dengan suara berat nya.

Sebelum menjawab Yuna meneguk minuman nya terlebih dahulu "Pesaing bisnis mendiang mommy kayak nya bang." Ujar Yuna. Ya pemuda didepannya ini adalah Abang dari Yuna.

"Mau di bantu?" Tanya nya kepada adik satu satunya.

Yuna menggeleng, lalu menatap sang Abang dengan serius. "Amati aja. Biar gue yang bermain kali ini." Ujar Yuna dengan seringai nya, 1001 cara sudah ia pikirkan untuk menjatuhkan sang lawan.

Pemuda di depannya mengangguk mengiyakan, lalu berdiri dan menepuk kepala Yuna.

"Ada hal lain? Kalo gak ada biar Abang pulang." Ujar pemuda itu pada Yuna.

"Iya gak apa apa bang, gue juga mau nyelidikin yang ngirim teror ke gue." Ujar Yuna lalu berdiri dan berjalan keluar restoran bersama sang Abang.

"Sampai jumpa di sekolah adikku tersayang." Pemuda itu menepuk kepala Yuna.

"Sampai jumpa juga di sekolah Abang ku tersayang." Yuna menepuk pinggang pemuda itu lalu mereka berdua berjalan berlawanan arah.

--

Hari Senin pun tiba, hari yang di benci para siswa siswi SMA Nusa Bangsa. Siswa siswi di haruskan mengikuti upacara. Berbeda dengan Yuna, ia memutuskan untuk tidak mengikuti upacara alasannya karena sakit, padahal dari rumah ia sudah mengoleskan beda di bibirnya agar terlihat pucat. The power of bedak.

Yuna di berbaring di salah satu brankar lalu termenung memikirkan pesaing bisnis mommy nya. Teroran kembali di layangkan untuk nya, kemarin malam saat ingin tidur jendela kamar nya kembali di lemparkan batu.

Yuna menghela nafas nya pelan lalu meraup mukanya dan duduk di brankar.

"Return." Ujar Yuna serius.

TS: kembali.

Ia lantas mengambil handphone nya lalu menelpon seseorang.

"Halo." Sapa Yuna saat telepon itu sudah tersambung.

"Gue butuh bantuan lo. Datang ke rumah." Ujar Yuna singkat lalu mematikan telepon nya.

Ia lalu membuka email nya, senyum nya merekah ketika sekretaris yang mengurus perusahaan sang mommy memberikan suatu informasi bahwa saham sang mommy semakin maju dan keuntungan mereka semakin banyak.

Tangan nya mengetik membalas email itu lalu mengirim nya. Setelah nya ia kembali berbaring di brankar UKS dan memutuskan untuk tidur.

𝗧𝗕𝗖~

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang