chapter fiften-normal?

30 3 1
                                    

𝗣𝗶 𝗯𝗼𝗼𝗻𝗸𝗸

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴.
--
Eza jatuh terduduk di tanah. Namun matanya membulat kala seseorang keluar dari asap yang mengepul di sana.

"Yuna?" Eza berdiri lalu berlari ke arah gadis itu lalu memeluk nya erat.

"Gue, gue kira lo mati." Ujar Eza terharu hingga ia menitikan air mata nya.

"Mulut lo." Ujar Yuna.

Eza menatap wajah Yuna lalu memutar-mutar tubuh gadis itu.

"CK, apaan sih pusing gue anjing!" Decakan kesal Yuna keluar kan ketika ia merasakan pusing yang melanda.

"Gue kira ada luka serius lo." Ujar Eza bernafas lega.

Yuna memutar bola matanya malas. Lebay sekali sahabat nya ini. "Ayok ke restoran. Gue laperr." Ujar Yuna berjalan lebih dulu.

"Ehhh itu wajah lo di bersihin dulu. Mau ke restoran sama wajah kayak gitu!!" Eza sedikit berteriak lalu menyusul Yuna.

"Gak apa apa, gue masih cantik kok." Ujar Yuna dengan PD nya. Ia menyugar rambutnya kebelakang.

"𝘌𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘬𝘰𝘬." Monolog Eza.

"Helehh, PD banget lo." Ujar Eza. Beda di hati beda yang ia ucapkan.

---

Yuna benar benar makan di restoran dengan muka lembab nya. Eza sesekali meringis ngilu melihat makanan Yuna yang menyenggol bibir nya yang luka.

"Gak sakit apa?" Tanya Eza penasaran.

"Enggak." Ujar nya santai.

Dering telepon berbunyi. Yuna mengambil handphone nya lalu melihat nama yang tertera. Alvin? Untuk apa ia menelpon nya.

Yuna mengangkat telepon itu lalu meletakkan nya di telinga nya.

"Hallo."

"Gue otw."

Yuna mematikan telepon nya. Senyum nya mengembang.

"Ngape lo?" Tanya Eza penasaran.

"Abi udah sadar. Gue duluan." Ujar Yuna lalu pergi meninggalkan Eza yang tersenyum pedih.

Eza menegang dadanya yang terasa nyeri.

"Sesakit ini ya.." ujar Eza menunduk kan kepala nya.

--

"Gimana keadaan Abi?" Setibanya Yuna di sana, Yuna langsung saja bertanya pada Alvin.

"Udah sadar. Boleh di jenguk kok." Balas Alvin.

Yuna tanpa basa basi masuk ke dalam ruangan Abi. Lalu melihat pemuda itu yang duduk sambil menyandarkan tubuh nya pada kasur.

Yuna menitikkan air mata nya lalu memeluk tubuh pemuda itu. "Akhirnya lo sadar." Ujar Yuna.

Abi mengelus rambut Yuna pelan. "Maaf buat lo khawatir." Ujar Abi dengan suara lirih nya.

Yuna menggeleng lalu mengangkat kepalanya. "Gak usah minta maaf Abi." Ujar Yuna.

Abi menatap wajah sang kekasih lalu memegang bibir Yuna yang terdapat lembab. "Kenapa?" Tanya Abi.

Yuna menghela nafas nya. "Berantem tadi sama temen gue." Ujar Yuna memberi alasan.

Abi mengangguk walau sedikit curiga. "Kangennn." Ujar Abi merengek.

Yuna tersenyum manis lalu kembali memeluk tubuh pemuda itu.

---

Malam hari tiba. Yuna masih berada di rumah sakit menemani Abi. Luka yang ada di muka nya pun sudah ia obati.

Kedua manusia berbeda gender itu sedang berpelukan di ranjang rumah sakit.

"Kenapa bisa kecelakaan??" Tanya Yuna pada Abi. Ia menyandarkan kepala nya di dada bidang Abi.

"Motor aku di sabotase. Rem nya tiba tiba blong. Waktu itu aku mau kerumah kamu." Jawab Abi. Ia mengelus lembut rambut gadis nya.

"Sayang banget sama kamu." Ujar Yuna memeluk erat Abi.

Abi membalas pelukan Yuna. "Aku juga. I love you arbecca alfiyuana."

"I love you more Abimanyu." Balas Yuna.

---

Sementara itu di sisi lain. Seorang pemuda sedang menatap foto seorang gadis. Ia meremas foto itu dengan kuat hingga foto itu kusut.

"Mati lo!" Ujar pemuda itu.

𝗧𝗕𝗖~

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang