chapter six-gagal

36 4 2
                                    

Malam ini Yuna tengah bersiap untuk date bareng babi. Ia memakai kaos santai yang berwarna putih dengan bawahan berwarna coklat tak lupa dengan cardigan nya. Ia mengoleskan liptin sedikit di bibirnya lalu berkaca sebentar.

"Anjayy cantik banget guee." PD nya.

"YUNAAA!! MAENN YOKKK!!" Teriak Abi dari bawah seperti nya pria itu baru saja sampai.

"Si bangsat!" Umpat nya lalu bergegas turun dan membuka pintu.

"Heh! Orang di mana-mana kalo bertamu itu salam." Ujar Yuna kesal lalu menatap Abi yang memakai kemeja hitam yang ia gulung hingga sikunya dan celana hitam persis seperti ingin melayat.

"Heheh maap, ayok naik." Ujar nya cengenges.

Yuna pun naik ke atas motor Abi lalu Abi menjalankan motor nya santai menuju pasar malam. Sesampainya di pasar malam Yuna turun dari motor setelah pria itu memakirkan motornya.

"Ayok masuk." Abi menggenggam tangan Yuna lalu mengajak nya masuk, mereka berdua masuk lalu mulai memainkan beberapa permainan.

Baru saja satu wahana yang mereka mainkan, aksi date mereka harus gagal di karena kan ada dua hantu yang datang.

"Widihhh nge-date nih ceritanya??" Tanya Andrian yang tiba tiba nongol.

Refleks Yuna dan Abi membalikkan badannya dan terlihat lah kedua setan yang tak di undang itu siapa lagi kalo bukan Andrian dan ardion.

"Lohh kalian??" Kaget Abi. "Kok bisa ada disini?" Lanjut nya bertanya.

"Gue nemenin si Andrian, lagi gabut katanya." Ujar ardion tenang.

Yuna hanya menyimak percakapan mereka berdua, dia bukan hanya sekedar menyimak tapi mengamati sifat-sifat kedua teman abi ini.

Ardion, pria yang tenang dan dapat mengendalikan emosi nya. Andrian, pria yang suka tiba tiba nongol layaknya jin. Untuk saat ini hanya itu yang Yuna lihat.

Lamunan Yuna buyar ketika Abi menepuk pundak nya. "Bareng sama mereka aja gak apa apa?" Tanya abi.

"Gak apa apa, ayok aja gue mah." Ujar Yuna.

Lalu akhirnya mereka ber empat bermain wahana hingga mereka kelelahan, dan memutuskan untuk duduk lalu membeli beberapa makanan.

Yuna melahap bakso bakar nya dengan semangat. "Umm wuenakk rekk." Ujar Yuna semangat dengan mulut yang tak berhenti mengunyah.

Abi terkekeh lalu menepuk kepala Yuna pelan. "Makan yang banyak ya cantik, biar lucuu." Ujar Abi mencubit pipi Yuna pelan.

Blushh

Yuna menepis tangan Abi dari pipinya yang memerah lalu memalingkan wajahnya. "Apasih." Ujar Yuna sinis berbeda dengan hati nya.

"Ciee ngeblushh." Ujar Abi menggoda Yuna.

"CK, abii!!" Rengek Yuna kesal.

Abi tertawa keras lalu kembali menepuk kepala Yuna.

"Gak usah nepuk kepala gue terus, goblok ntar." Ujar Yuna menepis tangan Abi.

"Lo kan emang goblok." Ujar Abi dengan tampang watados nya yang minta di geplak.

BUGH

Yuna melempar botol mineral itu ke kepala Abi hingga Abi meringis.

"Aduhh yunaa tolongg kayak nya gue mau mati." Ujar Abi dramatis.

"Alhamdulillah kalo gitu." Balas Yuna santai.

"Asikkk makan gratisss." Sahut Andrian semangat.

"Alhamdulillah beban negara berkurang." Ujar ardion dengan tampang datar nya.

"Jahat sekali kalian ini." Abi memegang dadanya seolah di tusuk beribu ribu jarum.

"Gak usah lebay lo pe'a" sungut Yuna yang sudah lelah akan tingkah satu lelaki itu.

--

"Ayok jadi pacar gue." Ujar Abi serius. Jujur saja setelah sebenarnya Abi sudah mulai suka kepada Yuna.

Saat ini mereka berada di atas bianglala, setelah aksi dramatis Abi, Yuna langsung menggeret pria itu menuju bianglala.

Yuna menatap serius Abi "kita baru 4 hari kenal." Ujar Yuna.

"Tapi gue suka lo." Ujar Abi.

"Gak bisa Abi, gue belum tertarik sama lo." Jawaban Yuna lagi lagi mengecewakan Abi.

"Tapi izinin gue buat suka sama lo ya? Izinin gue buat bikin lo jatuh cinta sama gue ya?" Ujar Abi serius.

Yuna mengangguk "semoga berhasil."

"𝘒𝘶𝘣𝘶𝘳 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘮𝘱𝘪𝘢𝘯 𝘭𝘰 𝘈𝘣𝘪𝘮𝘢𝘯𝘺𝘶." Batin seseorang yang melihat mereka dari kejauhan.

---
Setelah selesai bermain di pasar malam, Abi mengantar kan Yuna dengan selamat sentosa.

"Makasih ya bi." Ujar Yuna tersenyum tipis.

"Ya, sama sama. Btw minta nomer telepon lo dong." Ujar Abi.

"Lohh kan udah?" Ujar Yuna.

"Itu nomer bukan nomer lo btw." Ujar Abi menatap Yuna datar mengingat tempo lalu nomer yang ia telepon bukan nomer Yuna melainkan nomer penyedot wc.

Yuna terkekeh lalu mengambil handphone Abi lalu mengetikan nomernya. "Nih, udah." Ujar nya lalu mengembalikan handphone Abi.

"Oke ntar gue coba, awas kalo boong lagi." Ujar Abi memicingkan matanya.

Yuna memutar kedua bola matanya malas "yaa." Sahut nya malas.

"Ya udah masuk gih, baru gue pergi." Ujar Abi.

Yuna mengangguk. "Good night Abi." Ujar Yuna lalu berlari masuk kedalam rumah.

"Good night." Balas nya lalu memperhatikan Yuna yang masuk kedalam rumah lalu pergi menuju rumah nya sendiri.

"𝘗𝘳𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨."

𝘛𝘉𝘊~

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang