extra part

43 3 2
                                    

Malam hari yang begitu dingin, Abi duduk di taman kecil belakang rumah nya. Sudah tiga belas tahun lamanya ia ditinggalkan oleh kekasihnya itu.

Bayang-bayang tentang yuna selalu hinggap di otaknya bagaikan kaset rusak yang terus mengulangi kejadian-kejadian saat ia masih bersamanya.

Abi menghela nafas nya lelah, lalu menata foto yuna yang berada di dalam genggaman nya.

"Maaf untuk segala nya yuna. Satu hal yang harus kamu tau, aku masih mencintai mu kini dan nanti." Ujar nya tanpa tau ada seseorang yang sakit mendengar kalimat-kalimat itu keluar dari mulut orang yang ia cintai.

"Kamu masih terbayang dengan mantan kekasih mu itu?" Tanya Renata dengan tenang.

Abi tersentak kaget, lalu menatap Renata dengan riak terkejut nya.

"A-aku, aku.." Abi kehabisan kata kata. Ingin mengelak namun pada dasarnya ia masih terus di hantui oleh kenangan-kenangan manis kekasih nya itu.

"Maaf." Satu kata yang mampu keluar dari mulut Abi. Ia menundukkan pandangan nya dan mengepalkan tangannya kuat, merasa gagal menjadi suami yang baik.

Renata tersenyum tipis, hati nya bak di hujan beribu pisau tajam. Sangat sakit. Tak terasa air mata jatuh dari pelupuk matanya tapi dengan cepat ia menghapus nya.

"Tujuh belas." Ujar Renata.

Abi mengadahkan pandangan nya menatap Renata dengan pandangan bertanya.

"Ketika Audy sudah berumur tujuh belas tahun. Kita pisah jika kamu masih terus terbayang dengan mantan kekasih mu itu." Putus Renata.

Keputusan nya sudah bulat, jika Abi tak mau lepas dari mantan kekasihnya yang sudah tenang lebih baik ia pergi, walau begitu ia harus menunggu Audy hingga tujuh belas tahun, balita itu tak pantas mendapatkan rasa sakit sebab ke egoisan orang tuanya.

"T-tapi.."

"Ubah sifat mu dan yakin kan aku untuk tetap bersama mu Abi. Aku tidak perlu semua omong kosong mu." Ujar Renata tenang.

Abi menunduk kan kepala dalam dalam. "Baik, bantu aku untuk keluar dari masa lalu ku." Ujar Abi sungguh sungguh.

"Tentu." Sahut Renata dengan tersenyum tipis.

Abi dengan cepat memeluk wanita yang menjabat sebagai istri nya itu, ia menangis dalam dekapan istri nya itu. Sungguh ia sangat beruntung memiliki istri seperti Renata.

"Terimakasih Renata... terimakasih.."Abi terus menggumamkan kata kata yang sama.

"Sama sama Abi." Balas Renata.

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang