chapter ten-official

30 4 0
                                    

             "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯𝘢𝘯
              𝘒𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪. " ~𝘈

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴~

Setelah tanding basket yang tiba-tiba tadi, Yuna mengajak Abi untuk makan bakso sebentar. Yuna menyeruput kuah bakso nya tak memperdulikan Abi yang merengut dengan tangan yang ia silangkan di depan dada.

"Kenapa lo?" Tanya Yuna saat melihat Abi tak menyentuh makanan nya.

"Huum!" Abi membalikkan badannya enggan menatap Yuna.

"Gak mau? Yaudah gue ambil." Ujar Yuna tangan nya hendak mengambil bakso pemuda itu.

"MAUUU!!" Teriak Abi, lalu mengamankan bakso nya dan memakan nya.

Yuna terkekeh gemas, aduhh pacar nya ini lucu sekali. Eh?

---

Setelah memakan bakso, Abi mengantar kan pulang Yuna kerumahnya, raut pemuda itu masih saja merengut bahkan setelah Yuna turun dari motor pemuda itu.

"Aduhh lucu banget sih cowok guee." Ujar Yuna mencubit pipi abi.

"Hah?" Be'o Abi.

"Goblok, ia gue cewek lo mulai sekarang." Ujar Yuna.

Raut muka yang ditekuk tadi telah hilang digantikan oleh raut muka yang tersenyum lebar.

"Senyum gak usah lebar lebar, robek ntar." Ujar Yuna meraup muka pemuda itu.

Tanpa memperdulikan Yuna, Abi turun dari motor nya dan memeluk Yuna erat, pria itu bahkan menggoyangkan Yuna yang berada di pelukan nya kekanan dan kekiri.

"Lopyuu." Ujar Abi dengan nada alaynya.

"Lopyutuu." Sahut Yuna lalu setelah nya mereka berdua tertawa.

"Apaan sih gak jelas lo." Ujar Yuna, tanpa menghentikan tawanya.

Abi hanya melihat tawa Yuna yang seakan candu baginya.

"Kenapa?" Tanya Yuna.

"Senyum lo cantik. Janji sama gue, jangan hilangin senyum lo." Ujar Abi mengelus pipi Yuna pelan.

BLUSH

Semburat merah terlihat di pipi putih Yuna, ia menundukkan kepala nya. Sial jantung nya berdegup kencang.

Abi mengangkat dagu Yuna untuk melihat nya, degupan jantung kedua nya seakan saling bersautan, namun degupan jantung ini akan menjadi candu nya setelah Yuna.
Abi dengan pelan mengecup hidung Yuna pelan.

"Cantik. Always cantik. Lo wanita tercantik di dunia setelah mama gue." Ujar Abi menempelkan jidat nya di jidat Yuna sehingga nafas mereka saling bertubrukan. Untung saja jalanan sepi jika tidak mungkin Abi sudah di gebuki oleh warga.

Yuna terkekeh, walaupun degup jantung nya semakin menggila. Ia lantas mengalungkan tangan nya dileher Abi.

"I love you, jangan tinggalin gue." Ujar Abi.

"Love you more Abi." Balas Yuna.

Ah biarkan untuk saat ini mereka berdua menikmati nya sebelum perpisahan datang whahahah.

--
Senyum Abi selalu merekah. Setelah adegan uwu itu Abi pergi menuju rumah sahabat nya. Siapa lagi kalo bukan ardion dan Andrian.

Ia memakirkan motornya, dengan senyum yang mengembang ia masuk ke dalam rumah ardion lalu langsung duduk di sofa tamu yang kebetulan kedua manusia itu juga berada di sana sedang bermain play station.

"Ngape lo senyum, senyum? Kayak orang gila." Tanya Andrian yang melihat raut muka Abi yang ceria.

"Kalian tauu??? Gue udah jadian sama Yuna!!" Girang Abi. Ia mengambil bantal sofa lalu memeluk nya erat.

"Fuck! Lucu banget dia pas ngeblush." Celetuk nya lagi saat mengingat wajah Yuna.

Ardion tersenyum miring, ia meletakkan stik PS nya lalu bersandar pada sofa. "Lo lupa sama taruhan awal kita? Gak ada rasa yang lo taruh ke dia." Ujar ardion.

Seketika raut muka ceria Abi berubah menjadi raut datar nya. "Ya gue ingat." Ujar Abi menatap ardion datar.

"Terus? Kayaknya lo mulai suka sama dia." Ujar ardion pada Abi.

"Apa?! Suka? Hah? Suka? Sama dia? Yang bener aja lo." Sangkal Abi.

"Bagus kalo lo gak ngaruh perasaan ke dia." Ujar ardion lalu kembali mengambil stik PS nya lalu kembali bermain.

Sedangkan Abi, ia berperang dengan pikirannya sendiri.

'𝘛𝘢𝘳𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯𝘯!' gerutunya di dalam hati mengacak-ngacak rambut nya, lalu bangkit dan pergi dari sana.

"Kenapa tuh?" Tanya Andrian pada ardion.

Ardion mengedikan bahu nya acuh, lalu tersenyum tipis.

"𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘣𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘰 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘰𝘩𝘰𝘯𝘨𝘪 𝘺𝘶𝘯𝘢." Ujar ardion di dalam hati.

--

Sedangkan Yuna, ia sedang tersenyum tipis di balkon kamarnya, mengingat perlakuan Abi tadi padanya. Ia menatap jalanan yang ramai orang berlalu lalang.

"Ahh aku harap kita bisa terus seperti ini." Ujar yuna lalu memejamkan mata nya menikmati angin yang berhembus.

Ia kembali membuka matanya dengan kilatan emosi."mari kita bereskan terlebih dahulu hama itu." Ujar Yuna lalu masuk kembali kedalam kamar nya.

𝗧𝗕𝗖~

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang