Bel pulang sekolah berbunyi, Yuna keluar dari UKS setelah tidur panjang nya, lalu berjalan menuju kelas nya guna mengambil tas nya.
PUK
Sebua tepukan di bahu membuat Yuna membalikan badannya.
"Di cariin dari tadi juga." Ujar Abi. Yuna hanya menatap malas Abi, saat ini ia benar benar mengantuk.
"Lo kenapa?" Tanya nya saat melihat Yuna tak aktif seperti biasanya.
"Ngantuk." Ujar Yuna dengan mata mengantuk nya.
Abi mengangguk mengerti lalu berjongkok di hadapan Yuna dengan punggung menghadap Yuna.
"Naik biar gue gendong." Ujar Abi. Yuna hanya menuruti perkataan Abi, lagi pula ia malas berjalan menuju kelas nya.
Siswa atau siswi yang belum pulang pun melihat adegan itu. Sebagian dari mereka mengigit bibir mereka lantaran gemas.
--
"Makasih bi." Ujar Yuna setelah turun dari motor pemuda itu. Tadi setelah mengambil tas Abi menawarkan diri dengan suka rela mengantarkan Yuna kembali kerumah.Abi mengangguk lalu mengelus rambut Yuna. "Gue pulang." Ujar nya yang di balas anggukan oleh Yuna.
Setelah nya Abi menancapkan gas pergi dari kawasan rumah Yuna. Yuna berbalik lalu berjalan menuju pintu depan rumah nya. Namun ia melihat sebuah mobil terletak di halaman rumah nya.
Yuna tampak tak memperdulikan nya lalu masuk ke dalam rumah nya. Di dalam rumah nya tepatnya di ruang tamu ada dua orang pemuda yang menunggu nya pulang. Dengan botol wine dan gelas yang ada di atas meja tamu. Yuna yakin kedua orang ini lah yang membawa wine kerumahnya.
"Akhirnya kalian datang." Ujar Yuna lalu duduk di sofa singel yang berhadapan langsung oleh kedua pemuda itu.
Pemuda yang memiliki rambut coklat itu menuangkan wine kedalam gelas lalu menawarkan nya pada Yuna yang langsung di ambil oleh Yuna.
"Ada apa nona? Tumben sekali anda menelfon kami?" Tanya Alvin bythara.
"Jadi apa yang bisa kami bantu nona?" Tanya arshaka Atmajaya. Pemuda yang menuangkan wine tadi. Kedua pemuda ini adalah orang yang ditelepon oleh Yuna saat di UKS sekolah tadi.
Yuna meneguk wine itu sebentar sebelum menjawab. "Cari tau siapa yang meneror saya." Ujar Yuna menatap ke arah mereka berdua.
"Butuh waktu berapa lama nona?" Tanya Shaka.
"Dua hari atau lebih cepat." Ujar Yuna.
Kedua pemuda itu mengangguk. "Baik." Ujar mereka serempak.
---
Setelah bertemu dengan kedua pemuda itu akhirnya Yuna dapat berbaring di kasur kesayangan nya. Ia membuka handphone nya lalu membuka aplikasi chat.
abi-babi
YUNAAA
P
P
P
P
P
PYuna: Gak usah nyepam
gue blok baru tauAbi: Heheh ampunn
Betewee, Yuna lagi apa?Yuna: nafas
Abi: Gak mikirin Abi?
Yuna: Gak
Abi: Kenapa? :(
Yuna: Gak penting:v
Abi: Jahadd:(
Yuna: Emang
Yuna terkekeh gemas membayangkan wajah lelaki itu saat ini.
BTAK
Lagi lagi balkon kamarnya di lempari batu, Yuna bangkit lalu membuka jendela kamar.
STTT
Sebuah pisau menancap di dinding belakang nya, membuktikan bahwa orang yang melempar nya serius untuk membunuhnya, untung nya Yuna dapat menghindari pisau itu jika tidak ia yakin kepalanya pasti akan bolong.
Yuna berbalik dan mengambil pisau yang menancap di di dinding nya yang terdapat secarik kertas. Ia membuka nya lalu membaca nya.
𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘸𝘢𝘴𝘪 𝘮𝘶.
-𝘟𝘟𝘖
Yuna tersenyum miring setelah membaca kertas itu.
"Siapa yang peduli?" Tanya nya entah pada siapa.
Namun sedetik kemudian raut wajahnya berubah menjadi dingin dengan rahang nya yang mengeras.
"Dasar hama sialan." Ujar nya mengumpat.
---
Malam harinya Yuna tengah bersantai dengan bermain handphone. Ia sedang fokus menonton film di handphone nya.
CTEK
Gelap, ruangan tiba tiba menjadi gelap, bahkan satu rumah pun sudah menjadi gelap.
"Sudah mulai ya?" Ujar nya lalu bangkit dan mengambil tongkat baseball, lalu berjalan pelan menuju pintu kamar dan keluar.
Ia mengendap-endap untuk turun kebawah, di bawah ia sudah melihat bahwa pintu depan nya sudah di buka paksa oleh seseorang.
Yuna lantas berjalan menuju dapur.
"𝘚𝘢𝘵𝘶.. 𝘋𝘶𝘢.. 𝘛𝘪𝘨𝘢.. " ia menghitung jumlah pria yang ada di hadapannya.
Ia mengambil vas bunga yang berada di samping nya lalu berancang-ancang dan melempar nya dengan kuat.
BRUGH
𝘏𝘦𝘢𝘥𝘴𝘩𝘰𝘵!
Vas bunga itu tepat mengenai salah satu pria itu membuat kepala pria itu mengeluarkan cairan merah. Ketiga pria itu berbalik, lalu mulai menyerang.
Perkelahian tak dapat di hindari. Yuna dengan lihai menumbangkan ketika pria itu. Ia memutarkan badannya lalu menendang salah satu wajah pria itu.
Walaupun ada beberapa luka di tubuhnya namun tak sebanding dengan apa yang ia buat kepada lawannya. Yuna menyugarkan rambutnya kebelakang lalu menatap ketiga pria itu yang kesakitan.
𝘊𝘶𝘪𝘩
Ia meludah kesamping di saat ia merasakan amis di mulut nya.
"Pergi kalian dari rumah gue." Ujar Yuna singkat.
Lalu ketiga pria itu pontang panting pergi namun belum sempat lagi mereka bertiga keluar suara tembakan terdengar sebanyak tiga kali.
DOR
DOR
DORTubuh ketika pria itu tumbang dengan kepala yang bolong, sedangkan sang pelaku hanya tersenyum.
"Upss, maaf." Ujar Yuna sembari mengusap pistol nya. Dari mana ia dapat pistol itu? Tentu dengan membelinya di dark web atau situs ilegal.
Yuna tak sebaik, dan sepolos itu.
"CK, arghhh rumah gue jadi berantakan bangsat." Umpat nya kesal saat melihat lantai rumah nya yang tergenang darah, ia lantas menelpon anak buahnya menyuruh mereka membersihkan kekacauan ini.
-𝗧𝗕𝗖~
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱)
Novela Juvenilberawal dari Abimanyu yang mendekati arbecca alfiyuana hanya karena taruhan temannya. seiring berjalannya waktu benih benih cinta pun muncul di antara keduanya. puncak nya saat Yuna tau bahwa ia hanya bahan taruhan. apa yang akan Yuna lakukan? Masih...