17.

197 18 8
                                    

Peringatan, akan ada banyak typo yang bertebaran di chapter ini jadi dimohon pengertiannya. Terimakasih.








Happy Reading...









                  ^_________^



Wonwoo, keluar dari kamar sang gadis saat setelah ia mengobrol berdua didalam kamar dengan sang gadis, selain itu juga Wonwoo menenangkan sang gadis untuk tak menangis lagi.

Helaan napas keluar begitu saja, niat Wonwoo ingin segera tidur tapi nyatanya dia malah berjalan menghampiri Jeonghan yang tengah menikmati langit malam sendiri disamping rumah, Wonwoo mendudukkan dirinya dikursi kosong samping Jeonghan dengan membuka satu kaleng bir yang ada dimeja.

"Bagaimana, keadaannya apa dia masih menangis?" tanya Jeonghan tanpa menatap Wonwoo.

"Sudah tidak, dia sudah tidur sekarang" jawab Wonwoo setelah meneguk kaleng birnya.

"Baguslah, setidaknya dia sudah tidur sekarang apa dia tidak lelah terus menangis?" ujar jeonghan dengan melirik Wonwoo.

"Dia memang seperti itu. Oh, iya satu hal yang masih mengganjal hati ku kau tidak ada niat buruk pada (y/n) atau Paman Shin kan?" tanya Wonwoo dengan menatap Jeonghan.

"Kau masih tidak mempercayai ku? Dengar, aku memang berencana mendekati (y/n) untuk mengenal lebih dekat Paman Lee karna aku ingin tau yang sebenarnya terjadi dimalam itu hanya itu saja tak lebih" ujar Jeonghan penuh menekanan.

Wonwoo memilih terdiam, ia tak menimpali perkataan Jeonghan lagi karna ia tak tau harus menimpali perkataan Jeonghan dengan seperti apa, masalahnya dia juga tidak tau apapun tentang malam itu.

"Jeonghan, jangan tersinggung tapi aku belum bisa percaya pada mu sepenuhnya" ucap Wonwoo akhirnya.

"Terserah kau, yang penting sekarang adalah keselamatan (y/n)" tukas Jeonghan kembali menenguk bir kalengnya.

Kedua pemuda itu menikmati beberapa kaleng bir bersama dengan saling bicara tanpa membahas tentang hal lain, mereka membicarakan rencana mereka yang akan bersembunyi dirumah itu sampai keadaan sedikit nyaman, mungkin mereka akan pergi sesekali untuk membeli bahan makanan.

Malam semakin larut, keduanya masih terduduk diteras samping masih dengan bir kaleng ditangan masing-masing, hingga akhirnya Jeonghan beranjak.

"Aku tidur duluan! Ingat, tidur dikamar mu bukan dikamar (y/n)" ucap Jeonghan menatap Wonwoo.

"Apa hak mu, melarang ku untuk tidur bersama kekasih ku dikamar yang sama?" Wonwoo menanyakan hal itu dengan menatap Jeonghan.

"Aku tuan rumahnya disini, jadi aku berhak melarang mu" tukas Jeonghan.

Wonwoo menyeringai mendengar perkataan Jeonghan tadi, hingga akhirnya Wonwoo juga beranjak dari tempat duduknya, ia menepuk bahu Jeonghan dengan pelan sambil berjalan pergi meninggalkan Jeonghan sendirian disana.

"Yakk.. kamar mu disebelahnya, bodoh" umpat Jeonghan saat melihat Wonwoo akan masuk kedalam kamar sang gadis.

"Baiklah, untuk hari ini aku akan menuruti perkataan mu" seru Wonwoo dengan berjalan menuju kamarnya.

Jeonghan, ingin rasanya mengumpati Wonwoo lagi tapi dirinya sudah benar-benar tak bisa jadi dia memutuskan untuk berjalan masuk kedalam kamarnya, Jeonghan merebahkan tubuhnya ketika dia sudah berada didalam kamarnya.

"Ibu, ayah, Sanha, kalian jangan khawatir aku akan membalas dendam pada siapapun orang yang sudah membunuh kalian" gumam Jeonghan sebelum akhirnya pemuda itu terlelap.




















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A.B.O LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang