Bab 21.

22 13 0
                                    

Dikta dan Aya pulang ke rumah dengan selamat, di sana sudah ada tante sarah yang sepertinya baru saja datang

Dikta dan Aya langsung masuk

"Halo mah, Halo tante sarah" Ucap Aya sambil bersalaman dengan mereka

"Duduk dulu mas, ya" Ucap mama

Dikta dan Ay duduk berdampingan. Jujur saja, sekarang Dikta kaget melihat di rumah Aya ada mama sarah. Dikta sudah tak benci dengan mama sarah, tetapi masih ada sedikit rasa canggung di hati nya

"Dikta pasti heran ya ada mama sarah disini?" Ucap Aya

"Biar Aya jelasin yaaa, jadi disini Aya butuh kejujuran Dikta buat cerita semua perlakuan papa ke mama sarah"

"Tapi buat apa Ay?"

"Gapapa, setidaknya itu bisa lebih meringankan beban kamu lagi. Mama sarah juga mama kamu kan? Jadinya kalian harus lebih dekat dan mama sarah tau tentang kamu"

Sebenarnya maksud dan tujuan Aya mempertemukan mereka bukan itu. Sebenarnya, Mama Sarah harus tau masalah Dikta agar lebih mudah membujuk papa Dikta, supaya Dikta bisa menggapai mimpinya. Namun mereka sengaja tak memberi tahu, agar menjadi surprise nantinya jika rencana ini berhasil

Mama Sarah tadi mengakui, bahwa papa Dikta memang sedikit bucin katanya, apa yang ia minta saja di turuti oleh papa Dikta

Dikta pun menceritakan semua masalah dan unek unek nya sampai tuntas

Waktu terus berjalan, kini sudah menunjukan pukul 19:35, dan Dikta baru selesai dengan ceritanya

"Makasih mama sarah, udah mau perhatian sama aku. Sekarang aku udah punya sosok mama. Buat mama Aya, makasih juga karena udah pernah bikin aku ngerasain peran mama" Ucap Dikta

"Iyaa sama sama mas, mama juga ga masalah kalo kamu tetep manggil mama"

"Siapp mah"

"Dikta, pulang yuk? Udah di cariin sama papa"

"Yaudah ayo mah"

"Aku pamit dulu ya, makasih ya anna buat hari ini, makasih juga Aya. Kita pamit dulu ya"

"Iya hati hati ya" Ucap mama dan Aya bersama

Mama Sarah dan Dikta pun pulang bersama

Di perjalanan, mama bertanya kepada Dikta

"Kenapa kamu kepengin banget ambil sarjana sastra mas?" Tanya mama pada Dikta, ia memanggil Dikta dengan sebutan 'mas' walaupun tidak punya adik

"Selama ini, aku menulis novel mah. Buat ngeluapin isi hati ku"

"Judul novelnya apa mas?"

"All about you, di situ tertulis nama shanka. Itu nama samaran aku mah. Aku bakal bongkar identitas asli ku kalo udah sarjana sastra"

"Loh? Mama kaget loh, ternyata penulis novel yang sempet booming itu kamu?"

"Hehe iya mah"

"Mama ga baca sih, tapi beritanya sempet viral gitu. Anak anak temen arisan mama pada ribut minta beli"

"Kamu hebat mas, mama bangga sama kamu"

Akhirnya, setelah beberapa menit, mereka sampai di rumah mereka

Dikta langsung naik ke atas dan beristirahat

"Mah, Dikta mau langsung istirahat aja ya"

"Iya, istirahat yang nyenyak ya"

Setelah itu, Dikta memasuki kamar, bersih bersih, dan istirahat

Kini tinggal papa turun ke bawah

"Pa, sini deh. Mama mau ngomong sama papa"

Love In The City [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang