Bab 19.

27 16 0
                                    

Setelah melompati pagar belakang, mereka lanjut berjalan ke ruang kelas mereka. Mereka sudah mempersiapkan diri jika memang di hukum

"Ta, kayanya kita dihukum deh, hahaha"

"Gapapa ay, sekali kali. Buat bikin kenangan waktu SMA"

Setelah itu mereka sampai di ruang kelas, Dikta mengetuk pintu dari luar

"Permisi bu" Ucap Dikta sambil mengetuk pintu

Guru IPA pun keluar

"Wah, bagus ya. Jam segini baru berangkat" Ucap sang guru dengan nada galak khas nya

"Hehe, iya bu. Tadi kita kejebak mac-"

"Saya tidak menerima alasan, sebagai hukuman, silahkan kerjakan 20 soal ini. Di kumpulkan sore ini tanpa penolakan"

"Tapi bu-"

"Ditambah hukuman kedisiplinan dari BK, silahkan berjemur di lapangan upacara sekarang"

Tanpa basa basi, guru tersebut langsung memasuki kelas lagi

"Hahaha, yuk berjemur. Lumayan biar sehat" Ucap Dikta menertawakan kekonyolan mereka hari ini

"Oke, ayo"

Mereka menuju lapangan dan berjemur di tengah terik matahari dengan senang hati. Lagian, guru IPA tadi tidak menentukan berjemur dengan gaya seperti apa kan? Jadi Dikta dan Aya berjemur sambil bercanda gurau

10 menit pertama, mereka masih merasa aman aman saja

"Belum anget nih, panasin lagi dong" Ucap Aya seolah menantang matahari

"Jangan gitu dong ay, ini matahari lagi pas banget, ga panas ga adem"

"Hehehee" Aya hanya tertawa saja

Pada menit ke 25, Aya merasa kepanasan

"Diktaa, panas banget, berapa menit lagi ini?"

"Katanya ga panas, sekarang di panasin minta neduh"

"Tapi ini kepanasan, gimana sih"

"Dasar cewe, bentar lagi bakalan nyalahin aku pasti" Batin Dikta

"Gara gara Dikta ih, sunscreen aku jadi luntur kan"

"Iya iya salah aku, maafin ya"

Akhirnya 30 menit pun berlalu..

"Dikta, beli es yukk, Aya haus"

"Ayoo, kita ke kantin"

Dikta dan Aya berjalan ke kantin, setelah sampai Dikta langsung memesan 2 gelas es teh

"Makasih ya bu, ini uangnya pas"

"Iya sama sama"

"Jangan pake uang Dikta terus lah, sekali kali pake uang Aya, nih buat ganti uang Dikta" Ucap Aya merasa bersalah, karena saat pertemuan mereka, pasti selalu menggunakan uang Dikta

"No, gaperlu Aya. Kamu ga perlu mikirin tentang uang, nantinya itu bakalan jadi tanggung jawab aku kan? Hahaha"

"Iya dehh, kenapa kamu yakin banget mau hidup selamanya sama aku? Ga mau cari cewe lain yang lebih?"

"Lebih apa nya Ay, lebih cantik? Lebih pinter? Lebih manja? Lebih lucu? Semua itu udah ada di kamu Ay, ngapain aku cari yang lain"

"Halahh bisa aja kamu"

"OIYA, TUGAS IPA KITA GIMANA TA?" Ucap Aya dengan nada sedikit keras, karena teringat akan tugas yang di berikan oleh Guru IPA

"Tenang aja, nanti sore pasti selesai kok. Yuk kita masuk kelas sekarang, kan pelajaran guru IPA udah abis"

Love In The City [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang