Bab 11.

35 19 1
                                    

Mereka semua masih berkumpul di teras, berbincang dan bercanda ria bersama, tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kini sudah waktu sudah menunjukan pukul 12:30 dan hidangan mereka sudah habis

"Mah, pah, kakak izin mau main ya sama temen temen, nanti pulangnya ga malem banget kok, jam 7 pasti udah dirumah"

"Iyaa, hati hati ya kak" Ucap mama mengizinkan

"Jangan aneh aneh mainnya ya kak" Ucap papa menambaih

"Iya pa, ma, gabakal aneh aneh kok, yaudah kakak pamit dulu ya, dadah semuanya"

"Iyaa" Ucap mereka bersama

Kak Harsa pun menaiki motor klx nya yang sehabis di cuci, melesat pergi dari halaman rumahnya, kini yang tersisa hanya papa, mama, Dikta, dan juga Aya

"Ini kalian berdua ga ikutan pamit juga? Mumpung weekend kan" Tanya papa kepada Aya dan Dikta

"Iya pah, ini Dikta mau minta izin, sama papa sama mama juga, nanti sore Dikta sama ya mau liat sunset di pantai, boleh kan? Nanti juga Aya katanya kepengin cari angin malem, kayaknya pulang sekitar jam 9 deh hehehe"

Dikta izin kepada mama dan papa dengan sopan, Dikta juga sudah mulai membiasakan memanggil kedua orang tua Aya mama dan papa, sesuai permintaan mama tadi siang

"Iya, boleh kok, pesen mama sama papa cuma satu ya Mas, jagain Aya terus ya" Ucap papa mengizinkan

"Makasih ya pah, mah"

"Oiya Mas, katanya pengin main PS sama papa, yuk masuk kita main PS" Ajak papa

"Oiya ya pah, boleh juga tuh, sekalian nunggu waktu sampai nanti sore"

"Nah sipp, ayo kita masuk" Ajak papa

Dikta dan papa pun bermain PS bersama, mereka duduk lesehan di karpet, mereka tertawa kencang saking serunya

Mamah yang duduk di sofa belakang mereka hanya bisa geleng geleng kepala melihatnya, sebagai ibu rumah tangga yang hanya diam di rumah, mama juga mempunyai hobi merajut, skill merajut nya juga tidak perlu di ragukan lagi, mulai dari tas, baju, dan lain lain yang mama rajut, ramai peminatnya, jadi mama jual di platform jualan online, kan lumayan

Sedangkan Aya berada di kamar atas, menonton drama Korea di laptop sambil memakan cemilan, tiba tiba ponselnya berdering kerena notifikasi spam chat dari temannya, siapa lagi kalau bukan Jeya


Jeje jeya:
"P"
"Woi"
"Lo tau ga"
"Ada murid baru"
"Dikelas sebelah"
"Katanya pindahan dari bandung"

"Cowo apa cewe? "

"Cowo, namanya kalo ga salah Gahar Wijaya, dari namanya aja udah ganteng kan?"

"Gahar?"

"Iya, namanya gahar, lo kenal ya?"

"Engga kok, gue ga kenal"

"Padahal bentar lagi kenaikan kelas 3 loh, kenapa pindah masih ada murid baru ya?"

"Ya mana gue tau je, udah lah gue mau lanjut drakor"

"Yaudah sana, info pentingnya udah selesai"




Aya gemetar, namanya...
Gahar Wijaya

Nama yang begitu membekas di hati dan pikirannya, Gahar dan Aya, di bandung waktu itu

Love In The City [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang