6. Malaikat Aura?

22 10 2
                                    

°°°

Hampir saja Aura menjadi korban kejahatan orang pemabuk, seorang pria yang mengenakan seragam sekolah lain,bv muncul seperti pahlawan yang nyaris saja kesiangan.

Tangan kekarnya yang membawa helm motornya langsung menghantam tiga orang jahat itu dengan sekali serangan dan tepat mengenai kepalanya.

"Ikut saya" ujar pria muda yang menyelamatkan Aura

"Ampun mas saya cuman seorang jan-" Aura yang terpotong, tatapannya kosong

"Mau ikut saya, atau jadi korban kejahatan mereka?"
Pria itu langsung memalaikan helm bogo miliknya ke Aura dengan cepat pikirnya adalah keselamatan mereka berdua.

"Cepet naik"

Ketiga orang jahat yang berusaha menjahati Aura kini berusaha bangun dari tersungkurnya sambil memegangi kepalanya yang terluka akibat pukulan keras dari pria tadi.

"Woii jangan kabur lo bangsatt!!" teriak satu orang yang paling bongsor dari ketiga penjahat itu

Aura kini hanya terdiam di atas motor dengan isi kepala yang penuh terkaan serta hati yang pasrah pada apapun yag terjadi pada dirinya, tatapan masih kosong namun sesekali Aura melirik ke arah sepion motor pria itu.

"Woii jangan kabur lo bangsatt!!" teriak satu orang yang paling bongsor dari ketiga penjahat ituAura kini hanya terdiam di atas motor dengan isi kepala yang penuh terkaan serta hati yang pasrah pada apapun yag terjadi pada dirinya, tatapan masih k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Manis juga. Gumamnya


"Kamu gapapa?" tanya pria yang belum diketahui namanya

"Gapapa mas, makasih ya udah selametin cinderella versi mampang ini"

Hujan tiba-tiba mengguyur mereka berdua dari balik awan hitam yang menyelimuti kota, udara dingin masuk perlahan dari sela-sela baju seragam Aura, tidak ada pilihan selain berteduh agar mereka tidak dijatuhi oleh hujan malam ini beserta kenangannya buruknya.

"Makasih banyak ya"

"Ga perlu makasih, emang udah seharusnya ko manusia memanusiakan manusia"
balas pria itu yang berhenti di tempat sate taichan, kebetulan tempat teduh terdekat hanya ada di sini

"Halah sok puitis amat sih" cetus Aura sambil menepuk bahu Abe

"Saya mau makan, kamu ikut gak?"

"Bo-boleh" jawab Aura yang seketika bersikap aneh, seolah ada sesuatu dengannya

Pria tanpa nama itu melihat Aura yang tiba tiba duduk di angkringan, tersenyum kecil karena menyaksikan langsung tingkah konyol Aura yang lupa melepas helmnya, namun pria itu hanya membiarkannya karena sangat lucu menurutnya.

"Btw nama lo siapa" tanya Aura yang lupa helm itu masih menyangkut di kepalanya, terasa berbicara dengan boneka mampang, tapi canik.

"Adipati Abe, panggil aja Abe"

Ohh jadi ini yang katanya jadi malaikat di balik tinta? Di balik hujan kali ahh

"Oh udin? Gue Claura, biasa dipanggil nengok" candaan yang membuat Abe tambah tersenyum

"Bisa-bisanya udah punya masalah berat, kok masih bisa ngelawak" tebakan Abe sambil memakaikan jaketnya ke pundak Aura.

Deg!

"way way way.. lo tuh sebenernya siapa sih?" tanya Aura heran spontan tatapannya serius

"Malaikat.."

"Dari?"

"Balik tinta" jawab Abe sambil tersenyum

"Jadi kamu di sini ya.. Aura"

Raut wajah Aura terlihat berubah drastis, seperti ekspresi orang dengan ketakutan besar.

Masalah apa lagi ini,tuhan. Gumamnya

°°°


Jangan lupa apa? Vote&Komen
Biar apa? Biar Author makin semangat!

[TERBUANG DALAM WAKTU] By SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang