9. Kasian Abe njir:(

6 0 0
                                    

POV: Aura yang full senyum setelah ketemu lagi sama Abe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: Aura yang full senyum setelah ketemu lagi sama Abe


"Jadi rumah kamu di mana be?" tanya Aura sambil menatap mata manisnya Abe

"Saya gak punya rumah" jawabnya dingin

"Hah? Hari gini kok masih ada yang gak punya rumah? Yang bener aje? Rugi dong?!"

"Tau panti asuhan Pelita Janji? Itu tempat saya dari kecil"

"Hah? Emang orang tua lo kemana be?" pertanyaan aura yang semakin mengganggu privasi, kerisihan pun mulai terlihat jelas dari matanya

"Hmm, ikut saya yu"

"Hah mau kemana, tiba tiba banget?"

Abe langsung menarik pergi Aura ke arah motornya, dan beranjak pegi dari taman yang menjadi saksi bisu kedekatan mereka berdua.

Tepat ketika keluar dari parkiran taman, seorang pria yang terus mengamati mereka berdua dan terlihat punya rencana buruk untuk Abe dan Aura.

"Halo om, Aura baru pergi ke arah selatan" Seorang pria yang belum diketahui identitas aslinya yang menelfon seseorang dengan nada kesal, urat kekesalan nampak di dahinya.

Aura dan abe berkendara di pusat kota, juga raut wajahnya mereka nampak senang terlihat dari senyum tipis di bibirnya meskipun jaim untuk ngobrol.

"Ya tuhan tolong hamba, putri cantikmu diculik malaikat lucifer ya tuhan" ucap Aura yang gak pernah kehabisan ide buat bertingkah konyol

"Kasian ya tuhan kita, harus dengerin anak cerewet kaya kamu terus setiap hari"

"Cerewet? Enak aja, aku ini cewek cool tau, Jarre aja suka sama aku" Aura yang polos nampak seperti keceposan, yang padahal dirinya juga gak tau apa-apa tentang Jerry.

"Siapa Jerry? Pacar kamu?"

"Engga, lupain aja"

Dari kaca spion motor ada sebuah mobil Ford hitam yang mengikutinya sedari tadi, Abe langsung memacu motornya lebih kencang. Namun mobil yang mengikutinya tak tinggal diam, mobil itu pun langsung blokade mereka berdua. Pintu mobil perlahan terbuka, siluet pria berbadan bongsor terlihat feeling abe juga sudah tak enak.

"Gak ada kapoknya anak gembel ini" ucap Appa Claura yang sudah terlihat sangat jelas dari dahinya yang mengerut.

"PAPAH?" Aura terkejut, masih duduk di motor Abe

Abe hanya beku mematung, tak bisa berkata kata, karena bingung kenapa ayahnya Aura bisa sampai ada di sini?

"Mau diapain kali ini bos?" tanya seorang bodyguard yang sepertinya alpha dari keempat orang itu

"Bikin cowok gembel itu sadar diri, asal jangan sampai mati"

Saat itu bodyguard yang di bawa Andala ada empat orang bertubuh besar, sudah pasti Abe bakal mati kalau dikeroyok habis sama mereka. Di sisi lain Aura dipaksa masuk mobil oleh ayahnya, Aura hanya menatapi Abe yang saat itu berdiri seolah sudah siap untuk dihabisi para monster penghancur.

"Saya ga takut, maju sini"

Abe memegang helm cakilnya begitu erat, semua tenaga berpusat di tangan kirinnya untuk menyerang para monster itu. Baku hantam sangat mencekam, Abe yang terus mengayunkan tangannya hingga bunyi benturannya sangat keras. Dua bodyguard andala berhasi tumbang dibuatnya kini hanya tersisa dua lagi dari yang paling kuat.

Ketika Abe ingin maju dan menghempaskan serangan berikutnya dua yang tumbang tadi bangkit kembali lalu memegangi badan Abe yang jelas kalah besar dengan mereka, tiga monster sisanya menghajarnya secara membabi buta, luka lebam mulai timbul, darah segar dari hidung mulai bercucuran, matanya pejam sebelah akibat kena pukulan serius.

Bagaimana dengan Aura? Dia hanya menangis di dalam mobil dalam cengkraman Appa, tatapannya terpaku pada Abe yang sudah setengah pingsan namun masih dimangsa oleh para monster itu, bagaikan seokor kancil pemberani yang dimangsa buaya lembah. Abe kini pingsan sepenuhnya, lukisan Abe beserta barang lain yang ada di dalam tasnya pun berserahkan di jalan. Tidak ada orang lain yang berani mendekat.

"Tugas selesai pak" ucap Alpha dari ke empat monster itu, sambil menjilat tangan kanannya yang terlumuri darahnya Abe

Mereka jalan begitu saja melewati seorang anak malaikat tanpa rasa bersalah sedkit pun, Aura tetap dalam tangisan isaknya menatapi Abe yang perlahan hilang dari sorot pandang Aura. Orang-orang mulai berani mendekat.

"Eh kenapa itu"

"Ada apa ini, anak sekolah kecelakaan?"

"Lukanya serius banget, semoga masih hidup"

Dari sudut keramaian orang yang tak kunjung menolong, seorang siswa yang sedang melintasi jalan itu perlahan menepi dan menghampiri keramaian untuk melihat apa yang mereka kerumuni.

"Woi apa-apaan, kalian tolol apa bego? Ada orang sekarat bukannya panggil ambulance malah diliatin doang." cetus siswa itu dengan kesal

Dia pun segera menghubungi ambulance dan temannya, untuk bantu membawa motor Abe yang tergeletak di pinggir jalan akibat perkelahian brutal tadi. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[TERBUANG DALAM WAKTU] By SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang