Lisa pov.
"Aaaak ndak mau ayam baby mau matan udang mom!" Aku menghela nafas pelan, sudah sejak tadi Lili tidak berhenti berteriak pada Jennie.
Ini yang aku tidak suka Lili berteriak pada Jennie.
Lili ingin makan udang tapi Jennie tidak membolehkannya karena dia tahu Lili alergi dengan udang.
"Alergi nak nanti badan baby gatal-gatal" Jennie masih bersikap lembut pada Lili.
"Dua saja Mommy baby janji ndak atan alelgi" lihat anak nakal ini seperti dia bisa menghentikan alerginya.
"Tidak nak. Makan yang lain saja hemm" Jennie meletakkan ayam katsu di atas piring Lili.
"Baby ndak mau ayam Mommy! Baby mau udang aaaakk!" Pekik Lili menumpahkan isi piringnya di atas meja.
Hilang sudah kesabaran ku di buat anak satu ini.
"Baby" lirih Jennie.
Aku bangkit dari dudukku dan menghampiri Lili.
"Turun" datar ku.
Lili menunduk memainkan jemarinya tidak berani menatapku.
"Honey-" aku menghentikan ucapan Jennie.
"Jangan membelanya" kataku tanpa melihatnya.
"Turun Lili Ruby Manoban" tegas ku.
"Hmmp mmph" aku melihat nya menahan tangis.
"Bukan menangis Dadda suruh, turun sekarang" aku berkacak pinggang.
"Honey tidak perlu marah, aku-" lagi-lagi aku menghentikan ucapan Jennie.
"Lili Ruby Manoban. Turun cepat" aku sedikit meninggikan suaraku.
Lili kaget, mengucek matanya yang mulai mengeluarkan air mata.
Aku akan tegas kali ini, Lili tidak boleh bersikap tidak sopan pada Jennie.
Aku saja tidak berani berteriak padanya.
"Sudahlah honey aku tidak apa-apa. Sini baby" Jennie hendak mengambil Lili tapi aku lebih dulu menggendong Lili dan menurunkannya di dekat telivisi.
"Honey" Jennie tampak protes.
"Siapkan aku air hangat, aku ingin berendam. Lili biar aku yang urus jangan membantah Jennie Ruby Jane Manoban" aku mengeluarkan sisi tegas ku padanya.
Ku dengar Jennie menghela nafas panjang.
"Arasseo, jangan marah karena kamu menakutkan honey" setelah itu Jennie masuk kedalam kamar.
Lalu fokus ku kembali menatap Lili.
"Menghadap ke dinding" aku duduk bersila di sofa sambil melipat kedua tanganku.
"Hmpph hikss.." Lili menangis menempelkan keningnya di dinding.
"Sudah berani melawan Mommy eoh, sudah cukup hebat berteriak pada Mommy Lili Ruby Manoban" kataku.
Tangisan Lili semakin kencang.
"Entah dari siapa sikap seperti itu. Siapa yang mengajarkannya apa Mommy dan Dadda pernah mengajarkan seperti itu eoh, jawab Lili"
"Hikss tidak Dadda" Lili menggeleng.
"Terus kenapa berteriak pada Mommy? Tidak kasihan melihat Mommy hemm, mau Mommy sedih iya"
"Aniya D-dadda hiks baby solly"
"Aneh-aneh saja, sudah di bilang alergi masih saja ingin memakan udang. Nanti jika gatal-gatal siapa yang merengek tidak nyaman sepanjang waktu? Setan hah"
"Hikss ukhuk baby.."
"Itu Lili tahu. Ck Dadda tidak suka ya Lili berteriak pada Mommy, Dadda saja tidak berani meninggikan suara padanya. Dadda kan sudah pernah bilang jangan pernah melawan ataupun meninggikan suara pada Mommy, kenapa melanggar huh itu sama saja Lili sudah menyakiti Mommy"
"M-maaf Dadda baby salah baby minta maaf hiksss" Lili terisak-isak.
"Nakal boleh tapi kurang hajar jangan. Dadda tidak suka orang seperti itu"
"Ampun Dadda hiks baby mengaku salah ukhuk urghuk" Lili terbatuk lagi karena banyak menangis.
"Tidak dengan Dadda, minta maaf pada Mommy dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi"
"Nee Dadda baby janji" angguk Lili.
"Ini terakhir kalinya Lili Ruby Manoban, jika terulang lagi maka Dadda tidak segan-segan memasukkan Lili ke dalam kandang buaya" kataku, emm anggap saja aku mengancamnya hehehe.
Mana tega aku memasukkan Lili ke kandang buaya, aku sangat menyayangi putriku!
"Aniya Dadda jangan hikss baby tatut.. janji ndak melawan Mommy lagi" Lili berbalik menatapku sangking takutnya dengan ancaman ku.
Lihat, matanya bengkak wajahnya memerah hidungnya mengeluarkan ingus dan terakhir keringat membanjiri pelipis dan lehernya.
Kasihan tapi aku harus tegas agar dia bisa menghargai Jennie, aku, dan orang yang lebih tua darinya.
"Honey mandilah" Jennie menghampiri kami.
"Hiksss Mommy baby solly hiks baby salah maaf.." Lili berlari berhamburan ke pelukan Jennie.
Jennie memeluknya, mencium seluruh wajahnya dan mengusap-usap punggungnya.
"Ough anak Mommy, gwenchana baby Mommy sudah memaafkan baby. Sssh jangan menangis sayang" Jennie menggendong Lili membawanya ke luar rumah.
Aku membiarkan mereka pergi, tidak ingin bergabung karena Lili pasti membutuhkan waktu berdua dengan Jennie.
Lalu aku bangkit dan bersiap-siap untuk berendam.
•••
Tbc
11/09/23
Nah kan Dadda marah, serem.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together✓
Fanfic"owek owek oweek!" "astaga bayi siapa ini!" sepasang kekasih menemukan bayi di semak-semak. plagiat menjauh cok! start : 01/09/23 end : 01/10/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 10.