11 : Horor

3K 633 33
                                    


Lisa pov.

"Hisshh tidak mungkin aku tidak percaya dengan yang begituan. C'mon honey, baby, kita sedang berkemah jadi jangan membuat suasana menjadi seram tidak lucu sama sekali aigoo" Jennie menggelengkan kepalanya menolak percaya dengan ucapan ku dan juga Lili.

Kamu sudah menjelaskan kejanggalan yang terjadi tapi Jennie menganggap kami berbohong dan mengada-ngada.

"Honey aku serius, korek gas ku berpindah dan gunting yang di pinjam Lili tiba-tiba menghilang saat aku ingin mengambilnya"

"Benal Mommy setop baby juga belpindah te tepi pantai"

"Sah sudahlah jangan membual lagi mending sekarang kita mandi karena hari mulai menggelap. Hon kamu nyalakan api unggun nee biar aku dan lili mandi duluan, habis itu kita akan bakar-bakar daging dan jagung"

Jennie membuka ransel lalu mengeluarkan handuk dan peralatan mandi.

Aku menghela nafas berat, Jennie benar-benar keras kepala susah sekali di kasih tahu.

"Arasseo jangan lama-lama"

"Hahah katakan saja kamu takut sendirian honey"

Aku tidak takut yang aku takutkan adalah Jennie dan Lili di ganggu oleh makhluk halus.

Semoga aja tidak.

"Ani"

"Mommy beltiga saja sama Dadda" kata Lili.

"Kita berdua saja baby Dadda akan menyalakan api unggun. Kajja" Jennie menggendong Lili membawanya ke kamar mandi umum yang terletak tak jauh dari sini.

"Huh semoga mereka baik-baik saja"

Author pov.

Di kamar mandi saat Jennie dan Lili ingin membilas tubuh mereka tiba-tiba saja air dan lampunya mati.

"Mommy ail dan lampunya tenapa mati" Lili memeluk paha Jennie.

"Mommy juga tidak tahu nak" Jennie mulai panik karena kamar mandi terlihat remang-remang.

"Mommy.." rengek Lili karena tidak nyaman dengan ruangan gelap.

Jennie mengigit bibirnya mencoba menyalakan saklar lampu.

"Aah mom tenapa menggelitik pinggang baby, ndak lucu" protes Lili.

Jennie mengernyitkan keningnya bingung.

"Mommy tidak menggelitik pinggang baby"

"Itu tadi Mommy menggelitik baby, baby melasatannya Mommy"

"Mommy juga tidak merasa menggelitik baby, Mommy sibuk menyalakan lampu"

Lili terdiam sejenak kemudian matanya membulat mengingat kejanggalan yang di alaminya.

"Aww baby, kenapa mencubit paha Mommy" kini giliran Jennie yang protes.

Lili masih diam karena dia tahu ini perbuatan siapa.

"Baby kenapa diam?"

"..."

"Baby" Jennie mengguncang pelan pundak Lili.

Lili memeluk erat paha Jennie, menyembunyikan wajahnya di antara paha Mommy nya.

"M-mommy ayo balik tenda" suara Lili bergetar ketakutan.

"Tapi tubuh kita masih belum di bilas nak, Mommy risih"

"Mau Dadda hikss ayo Mommy.." Lili menangis.

"Ssh kenapa juga air dan lampu ini mati. Membuatku kesal saja ck" Jennie menghentakkan kakinya.

Together✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang