Bab 5: Argents

27 11 0
                                    

Tok! Tok! Aku mengetuk pintu. Belum ada jawaban. Aku mengetuknya sekali lagi. Pintu itu lalu terbuka. Seorang faun yang memakai jas hitam muncul dihadapanku.

"Apa?" tanyanya.

"Paket untukmu, Tuan."

"Oh! Aku lupa jika aku memesan paket."

"Bisakah aku memfoto Tuan sebagai bukti bahwa paketnya telah sampai di tangan anda?"

"Silahkan."

"Baiklah, tunjukkan pose anda!" Faun itu tersenyum dengan gagah dihadapanku sembari memegang paket yang dipesannya. Aku memfotonya, lalu mengirimkannya sebagai bahan bukti. "Sudah, Tuan."

"Terima kasih, anak muda!"

"Terima kasih kembali, Tuan. Semoga anda menikmati hari ini!" Pintu itu kemudian ditutupnya. Syukurlah, itu adalah paket terakhir yang ku kirim. Aku lanjut pergi untuk pulang. Namun, sebelum itu, aku harus cari makan karena aku sama sekali belum makan di siang hari. Hari sudah akan gelap, aku harus mencari makan sekarang juga. Aku menaiki kendaraan sepeda kayuh yang dimodifikasi untuk para faun. Sepeda tersebut mirip seperti sepeda kayuh pada umumnya, bedanya adalah hanya pada pedalnya yang dibentuk kecil.

Aku sampai di sebuah toko swalayan yang menyediakan makanan langsung dimasak di tempat. Syukurlah tempat itu tak jauh dari tempat tuan faun tersebut. Aku memasuki toko itu, lalu melihat-lihat apa yang harus ku makan. Mataku seketika tertuju kepada sebuah hamburger dengan isian daging yang melimpah yang ada di etalase kasir. Aku kemudian mengurungkan niatku untuk membeli itu karena harganya. Aku kembali mencari makanan, dan sepertinya mie instan cukup untuk harga dibawah standar. Aku mengambil mie itu, lalu membayarnya ke kasir.

"Totalnya, 3,36 OVG. Pembayaran debit, kredit, atau cash?" ucap si kasir.

"Cash." Aku mengeluarkan uangku sejumlah 4 OVG dan memberikannya kepada kasir itu.

"0,64 OVG untuk kembaliannya. Mau makan di sini?"

"Tentu."

"Baiklah, akan ku bawa ini. Silahkan menunggu di samping. Terima kasih," ujarnya. Aku berdiri di samping antrean kasir sesuai dengan arahannya.

Aku tak sengaja melihat berita yang ada di televisi. Kemudian, aku melihat semua faun tertuju kepada televisi itu.

"Jejak rambut keabadian telah sampai di Evangora, alam peri. Kementerian masing-masing alam menghimbau kepada pihak yang berwajib untuk melakukan pengecekan massal di seluruh alam masing-masing."

Aku merapikan rambutku yang cukup berantakan. Si pelayan kemudian datang, "tuan, ini mie anda. Selamat menikmati!"

"Oh! Terima kasih!" Makananku sudah tiba. Aku membawa mie itu, lalu duduk di dekat seorang faun wanita dengan pakaian yang mencolok. Ia sangat fokus kepada televisi itu.

Aku menyantap makananku, dan tak menghiraukan kepada berita itu. Aku begitu sangat lapar.

"Sepertinya rambut keabadian akan muncul di seluruh alam, Sembilan Alam," celetuk seorang faun wanita yang ada di sebelahku. Aku menoleh ke arahnya untuk sementara waktu, lalu melanjutkan makanku. "Oh! Maaf jika aku mengganggu makanmu, aku terkadang suka berbicara sendiri." Aku hanya tersenyum sembari melanjutkan makan. Ia melanjutkan menonton berita itu dengan fokus dan seksama.

Asebornezoe: The Rose of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang