Bab 7: Biggio

15 12 0
                                    

Brak! Dibantingnya pintu utama rumah. Apa yang terjadi? Aku turun dari kasurku, lalu bergegas pergi ke ruang utama. Oh! Ternyata ayah dan ibu. Aku benar-benar terkejut dengan suara pintu itu.

"Bisakah kalian menutup pintu tanpa membantingnya?" ujarku.

"Maaf, sayang. Ayahmu sedang tidak baik-baik saja," kata ibuku.

"Ada apa, Ayah?" tanyaku ke ayah. Wajahnya tampak merah dengan kerutan dahinya. Ia tampak marah. Aku mendekatinya. Ia berjalan pergi ke ruang keluarga. "Ayah!" panggilku. "Apa yang terjadi?" tanyaku sekali lagi.

"Rekan kerja ayah sekaligus ketua Departemen Luar Alam dan Dimensi dari Evangora, Lexie Shenward, mengabariku bahwa sang mawar mulai mengeluarkan warna hitam."

"Lexie Shenward?" tanyaku.

"Mawar yang malang, siapa yang melakukan hal tersebut kepadanya. Ini membuatku semakin pusing. Aku harus mengurus sang mawar itu."

Tok! Tok! Terdengar seseorang mengetuk pintu. Aku menghampiri dan membuka pintu rumah mendapati teman-temanku berdiri di depan.

"Hai, Grey! Kau mau ikut bersama kami?" tanya temanku.

"Ya, Heith dan aku ingin berjalan-jalan di sekitar sini. Kau mau?" imbuh temanku yang lain.

"Ada apa, Grey? Oh! Heith dan Rovan, masuklah!" Ibuku datang menghampiriku, lalu menawari mereka untuk masuk ke rumah.

"Mereka ingin mengajakku keluar, apakah aku boleh?"

"Silahkan! Tapi, ingat! Pulang sore karena ayahmu sedang tidak baik-baik saja.

"Ugh! Iya, tapi, bisakah?"

"Aku sudah katakan kepadamu, silahkan! Tapi, pulang sore."

"Iya, iya! Aku nanti pulang. Ayo!" Saat akan keluar rumah, aku melihat sosok peri berambut pirang dengan setelan baju formal berupa jas, kemeja putih, dan sepatu hak tinggi berwarna hitam sembari membawa kertas-kertas di tangannya. Wajahnya tampak tak asing menurutku.

"Hai! Apakah ini rumah Theovan Kirks?"

"Y-ya, kau siapa?" tanyaku.

"Lexie Shenward, ketua Departemen Luar Alam dan Dimensi dari Evangora."

"Oh! Kau Lexie!? Aku Greyfin Kirks, dan ini teman-temanku Heith Songs dan Rovan Alderian."

"Salam kenal," ucapnya mereka.

"Kau putranya atau...?"

"Benar."

"Oh." Lexie tiba-tiba memanggil nama ibuku, "Dorothea!"

Aku menoleh ke dalam, lalu ibu melihat dari dalam seseorang yang memanggilnya. "Lexie! Kau mengapa jauh-jauh ke sini? Ada apa?"

"Dimana Theo? Ini sangat penting mengenai sang mawar."

"Masuklah! Mari kita berbicara di dalam!"

"Kau belum pergi, Grey? Bukankah kau tadi mau keluar? Teman-temanmu sudah menunggu," ucap ibu seketika. Ia seperti tampak mengusirku begitu saja.

"Iya, iya. Baiklah, aku pergi dulu, dah!" Aku pergi bersama Heith dan Rovan meninggalkan ayah, ibu, dan Lexie di rumah.

Aku menutup pintu, lalu berjalan bersama mereka. Sembari berjalan-jalan, Heith bertanya kepadaku, "Siapa dia, Grey?"

"Sepertinya itu teman ayah. Ia berasal dari Evangora."

"Oh."

Kring! Suara handphone berbunyi. Suara itu berasal dari kantong celana Rovan. Ia kemudian mengeluarkan handphone-nya. "Adikku menelpon," ucapnya. Ia mengangkat telepon tersebut dan menjawabnya, "halo?"

Asebornezoe: The Rose of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang