Bab 12: Aseborne

19 13 0
                                    

"Jadi, setelah diskusi yang benar-benar singkat, huft!! Kita hanya butuh Jian agar bisa membakar jeruji besi itu," ucap Haolle dengan tersenyum ke arah Jian.

"Y-yeah!" gumam Jian.

"Ok, lupakan. Lakukan, Jian!" Jian berjalan mendekati jeruji besi itu dengan tangannya seperti akan merapal sihir-sihir magis. Tak lama, tangannya mengeluarkan api yang berkobar dan mendekatkannya ke jeruji besi. Hanya butuh beberapa menit, jeruji besi itu kemudian menjadi lunak dan meleleh begitu saja.

"Masalah terpecahkan," ucap Jian.

"Serius, Jian? Aku tidak bisa keluar jika kau membuat lubang sekecil ini," gumam Greyfin.

"Oh, maaf. Angkat aku!" Greyfin mengangkat Jian dan kembali memanaskan jeruji besi itu sampai atas agar Greyfin bisa ikut keluar.

"Sudah selesai."

"Ok, kita harus mengendap-endap, pasti penjaga ada di dekat tangga. Ayo, ayo!" Semua makhluk itu keluar dengan mengendap-endap.

"Greyfin! Bisakah kau membawaku, aku lelah dengan bergerak menyusur seperti ini," ucap Terry.

"Ugh! Baiklah, ayo!" Greyfin mengangkat Terry dan menggendongnya.

Saat akan berada di lantai dasar, Haolle melihat dua Hoverballs, pengawal serta pasukan para Ratu Merah sedang tertidur saat berdiri. Ia mengisyaratkan kepada yang lainnya dengan jari telunjuknya menempel di bibir agar diam. Mereka berjalan dengan sangat pelan dan mengendap-endap.

"Berjalan pelan-pelan!" ucap Haolle dengan nada pelan. Mereka berjalan selangkah demi langkah hingga Greyfin tak sengaja menyenggol tangan salah satu pengawal yang membuatnya bangun.

"Hey!!!" ujar salah satu Hoverballs.

"Sialan! Lari, lari!" ujar Hanbeen. Para makhluk itu berlarian dan terbang mencari jalan keluar. Namun, mereka sekali terhalangi oleh para Hoverballs. Mereka muncul di tepat salah satu pintu keluar. Para Hoverballs terus bermunculan yang membuat mereka semua terkepung.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Yoel.

"Tetap tenang, pikirkan ide lain," ujar Goliath.

"Kyakk!!!" Jian akan merapal sihir, akan tetapi gagal. Tangannya tiba-tiba dirantai oleh seseorang. "Akh!! Lepaskan!" gerutunya.

"Pergilah anak-anakku!" Ratu Merah muncul tepat di atas balkon. Para Hoverballs meninggalkan sembilan makhluk itu di tempat. Ratu Merah turun menghampiri mereka semua.

"Aku benci ini," bisik Richie.

"Aku mempunyai hadiah kepada kalian."

"Hadiah?" tanya Mattnumb.

"Ya, karena kalian adalah yang terpilih..." Ratu Merah menggerak-gerakkan tongkat emas yang dibawanya dengan memutarnya terus menerus di atasnya. Tongkat itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya terang. Cahaya itu semakin terang dan berwarna putih menyebabkan semua makhluk itu kehilangan pandangannya. Ratu Merah menghentakkan tongkatnya sangat keras dan cahaya menjadi sangat terang dan berwarna putih total.

Cahaya itu seketika hilang dan pudar. Sembilan makhluk itu tiba-tiba seperti terbangun dari tidurnya dan berada di sebuah bukit padang rumput hijau. Hanya rumput hijau panjang dan beberapa pepohonan yang ada di bukit itu.

"Huh? Apa?" gumam Yoel.

"Oh, tidak! Vasku di mana? Aku tidak bisa bernafas jika se–" Terry seketika mencoba untuk menghirup udara dan ia sama sekali tak sesak. "Tunggu, aku bisa bernafas."

"Terry, dimana ekormu?" tanya Mattnumb.

"Huh?" Terry menyadari bahwa ekornya berubah menjadi sepasang kaki.

Asebornezoe: The Rose of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang