.
.
.
.Telmia terbangun. Dia melihat tempatnya berubah. Dia menghela nafas. Syukurlah tobot itu menepati janjinya.
Proses kaburnya jadi lebih mudah karena tobot. Jika masih berada disana mungkin Telmia akan gila. Pemuda gila, semua karakter gila.
Setelah melihat cuplikan karakter para tokoh dan rupanya, Telmia bertambah muak. Mereka pemuda tampan, tapi Telmia tidak tertarik. Contohnya tadi, Darel memberikan obat tidur entah di makanan atau diminumnya.
Gadis yang sering berada dirumah sakit seperti dia tau gejala orang yang diberikan obat tidur. Dulu dia sering mengonsumsi itu.
Baru berada disini sebentar tapi dia sudah merasa frustasi. Apalagi mengingat besok dia harus kembali bersekolah.
Tunggu, keperluan sekolahnya ada dimana? Telmia langsung bangun mengobrak-abrik isi apartemen ini.
"Untung disini gue ga miskin" gumam nya
Tokoh Telmia asli memiliki hidup yang sederhana tanpa orang tua. Tapi disini dia punya segalanya tanpa orang tua. Berkat tobot dia tidak kekurangan uang. Tokoh Telmia yang tinggalnya hanya di kosan menjadi di apartemen.
Dia tersenyum senang. Saatnya belanja!
Dia bergegas berganti baju dan menuju garasi untuk mengambil motor. Tobot memberikan fasilitas lengkap. Berhubung dia tidak bisa membawa mobil jadi cukup mengendarai motor saja.
"Akhirnya bisa bebas" gadis itu tersenyum girang sambil mengendarai motor. Tapi senyumnya tidak bertahan lama saat mengingat dia berada dimana. "pokoknya gue ga boleh gegabah. Dan jangan deket-deket sama para orang gila"
***
"Lepasin gue, lo gada hak buat narik-narik gue kayak gini" tapi disinilah Telmia. Rencananya tidak semulus itu. Disaat sedang asik berbelanja pemuda ini datang dan menariknya.
"Gua pengen belanja. Gua laperrr!" Teriak Telmia. Perutnya belum terisi sejak tadi.
Pemuda didepannya berhenti. "Lo belanja sama gue" pemuda itu menyeret dirinya lagi.
Telmia menghela nafas. "Lepasin tangan gue" pemuda itu menurut tapi sesaat kemudian kembali tersentak. Pemuda ini malah menaruh tangannya di pinggang Telmia.
"Diem" kata tegas pemuda itu.
Telmia hanya bisa patuh. Telmia memilih bahan makanan dengan posisi yang tidak berubah. Dia risih.
"Gue lupa beli kecap asin" satu satunya agar tangan pemuda ini lepas adalah itu.
Pemuda ini menundukkan kepalanya. "Dimana?" Karena tinggi mereka yang jauh berbeda pemuda itu harus menunduk.
"Yang tadi kita lewatin, bagian atas" pemuda itu mengangguk lalu mereka kembali lagi ketempat yang tadi.
Tangan kiri pemuda itu mendorong troli sedangkan satunya lagi dia gunakan untuk mengambil kecap. Kesempatan ini langsung Telmia pakai untuk melarikan diri. Sebisa mungkin langkahnya tidak menimbulkan suara dan cepat.
"Gila, ini mah kayak dikejer polisi" gadis itu masih memegangi dadanya yang berdegup kencang. Untung pemuda itu tadi bersikeras untuk membawa troli nya jadi acara kaburnya berjalan lancar.
Hah dia lapar sekali. Telmia melangkah menuju ke restauran terdekat. Matanya mengedar takut pemuda itu menemukan nya.
Namun naas saat ingin ke sebrang matanya malah melihat pemuda itu yang sedang celingak-celinguk. Dia dengan cepat menutupi wajahnya dengan rambut.
"Jangan liat jangan liat, ayolah bentar lagi nyampe" dia terus melafalkan mantra itu.
Tubuhnya berhenti mendadak. Gadis itu melihat kearah belakang.
Pemuda ini menarik kerah bajunya!
Sial sial sial
Padahal satu langkah lagi dia bisa masuk ke restauran dan bersembunyi disana.
"Lo!--"
"Arcelo, panggil gua Celo seperti biasa Telmia.."
Arcelo sialan. Batin Telmia.
Berapa lama lagi dia harus terjebak dengan pemuda ini?
"Makan yang bener" Telmia langsung menghindar saat jari pemuda ini ingin menyentuh bibirnya.
Pemuda itu terkekeh. "Lo tambah jelek kalo melotot gitu"
"Lo pikir gue peduli?" Tantang Telmia
Celo bersedekap dada, alis pemuda itu naik sebelah. "Kemana perginya Telmia yang lemah lembut? Apa ini sikap asli lo?" Telmia diam, tidak mungkin dia bersikap lemah lembut seperti Telmia yang di cerita.
"Gue udah selesai dan gue mau pulang!" Gadis itu langsung berdiri dari duduknya.
Pemuda itu masih bersedekap dada. "Silahkan, lo tinggal bayar terus pergi dari sini" pemuda ini pikir Telmia tidak mempunyai uang?! Dasar pria gila!
Celo tau latar belakang dari gadis didepannya ini. Telmia tinggal di kostan biasa, uang bulanan diberikan oleh paman dan bibinya, biaya sekolah memakai uang tabungan ibu nya. Apa yang tidak Celo tau?
Telmia memasang wajah sinis. "Cowok angkuh" lalu dia berbalik menuju meja kasir. Biarkanlah pemuda meremehkannya sesuka hati. Telmia tidak peduli! Yang penting sekarang dia lepas dari pemuda gila.
Celo sedari tadi mengamati gerakan gadis itu. Dari Telmia berjalan hingga menuju meja kasir. "Duit darimana dia?" Gumam nya. Handphone gadis itu pun terlihat baru.
Telmia tidak peduli apa yang pemuda itu pikirkan. Dia kembali ketempat duduk tadi lalu mengambil kantung belanjaannya meninggalkan Celo yang memasang raut aneh.
Ya walaupun pemuda itu yang membayar, belanjaan ini tetap miliknya.
| T B C |
Sebelum lanjut mending follow dulu
★ ㅤ ❍ㅤ ㅤ⎙ ⌲
ˡᶦᵏᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Harem
Fantasía⚠️Follow sebelum membaca⚠️ Telmia Hayara gadis pas-pasan yang meninggal waktu berumur 20 tahun karena penyakit asma. Dia kira hidupnya sudah berakhir, tapi mengapa dia malah memasuki dunia kegelapan ini?!!! ... "Mau kemana?" "Kabur" "Kenapa?" 'YA...