Kelamaan nunggu 100 vote di masing-masing chap. Tangan akohh gatel pengen up. Ayoo dong sekalian vote nya 🙏
Mwhehehe
.
Telmia masih termenung. Pikirannya penuh dengan kejadian ekstrim beberapa saat yang lalu. Kenapa Darel tidak menunggu nya bangun?!
Sedotan masuk ke mulut itu wajar wajar saja. Tapi kalau sedotan digunakan untuk menyalurkan obat sirup tanpa disedot sendiri itu bahaya! Apalagi posisinya tiduran. Bisa tersedak sampai isdead.
Dia duduk dengan lesu di meja makan dengan dua pemuda yang ikut serta.
"Makan"
Telmia makin menyelusup kan kepalanya dilipatan tangan. "Nanti"
"Makan Telmia" intrupsi Darel lagi
Sebisa mungkin Telmia menahan emosinya, lalu menjawab. "Nantiiii" tekannya
"Telmia.."
"MAKANAN NYA AJA BELUM DATENG, TERUS GUE MAKAN APA DAREL TOLOOO" Telmia tidak bisa lagi menahan emosi nya. "HARUS KAH GUE MAKAN MEJA YANG DIDEPAN INI" Dengan begitu menjiwai gadis itu mempraktikkan bagaimana cara dia menggerogoti meja didepan nya.
Wajah Arlan menjadi cengo. Apa ini sisi gelap gadis itu? Apa khodam nya rayap kayu? Wajahnya menjadi normal lagi, lalu beralih melihat kearah Darel. Darel gila? itu hal biasa. Bikin emosi? Jelass, kalau tidak bukan Darel berarti. Tapi gadis itu? Apa mungkin gila juga?
Di situasi seperti ini orang yg membuatnya emosi malah acuh tak acuh. Sangat sangat menyebalkan!
Saat makanan nya tiba. Arlan membantu para pekerja menata makanan. Telmia? Terlalu malas, sesudah meluapkan kekesalan dia kembali menelungkup kan kepalanya.
Darel kembali memanggil dirinya. Terlalu malas untuk melihat, dia hanya menjawab "hm?"
Tidak ada balasan. Dia berniat untuk melihat, tapi badannya sudah melayang dan berakhir dipangkuan Darel.
"Lo-"
"Apa?"
"Anjing" umpat gadis itu pelan. Orang gila ini kenapa lagi?! Dia bisa duduk sendiri, dia memiliki pantat sendiri, dia bukan anak kecil lagi yang harus dipangku. Dan, ini menyebalkan.
Posisi duduknya tidak nyaman, mungkin Darel juga mengetahui nya. Alhasil pemuda itu membenarkan posisi duduk Telmia. Saat sudah pas pemuda itu malah mendesah.
"Ahhh" itu membuat Telmia kaget sekaligus ketakutan. Dia mencoba beranjak turun tapi ditahan. "Biar gini aja" bisik pemuda itu.
Ingatan nya kembali melayang pada hari pertama dia terbangun didunia ini. Darel itu selain gila, stress, menyebalkan, pemaksa, arogan, cabul plus mesum. Dia menyesal ikut dengan pemuda ini.
Sekarang otaknya sudah jernih. Kalau dipikir-pikir, tidak papa Darel datang ke apartemen nya yang itu. Apartemen yang sudah pemuda itu bobol. Tohh dia memiliki satu lagi yang masih tersembunyi.
Dia memegang kepalanya. Huhhh mengapa tidak dari tadi terpikirkan seperti itu? Sekarang sudah terlambat. Bagaimana keluar dari sini? Tobot tidak bisa membantunya lagi.
Gadis itu frustasi.
Terus memegang kepalanya yang makin terasa pusing, pikiran di kepalanya tambah banyak sampai tidak menyadari bahwa ada sendok yang berada didepan mulutnya.
"Telmia"
Begitu sadar, gadis itu hendak menolak. Tapi Darel terus memaksanya. Akhirnya Telmia pasrah menerima suapan yang Darel berikan.
Disebrang meja, sedari tadi Arlan menyaksikan. Sesekali menyuap sendok ke mulut nya sendiri. Seperti menyaksikan sebuah drama yang berjudul "pedofil".
Pemuda itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Darel itu memang cabul. Dan gadis didepannya ini pasti tidak akan selamat. Laki-laki memang rata-rata cabul, hanya saja Darel ini... Ya cukup melewati batas kecabulan nya.
Apakah dia tidak ada niat untuk menolong gadis itu? Arlan tidak tahu. Yang jelas dia lumayan takut kepada Darel. Dari yang dia lihat, Darel sudah tertarik kepada Telmia jadi gadis itu pasti akan baik baik saja. Tapi tidak tahu dengan mental nya.
Sedikit demi sedikit makanan di meja mulai berkurang. Bisa dia lihat Darel dan Telmia sudah selesai.
Darel mengangkat tubuh Telmia. "Gue bisa jalan sendiri!!" Berontak gadis itu.
Tidak memperdulikan apa yang gadis itu ucapkan. Pemuda itu malah berkata. "Waktunya bobo" perkataan yang membuat dua orang syok.
Tapi disini pasti Telmia yang lebih syok dan ketakutan. Kata "bobo" tidak cocok untuk pemuda itu gunakan, itu menggelikan dan juga sangat menakutkan.
Setelah dua orang itu pergi. Arlan dengan sendok yang masih di mulutnya masih mencerna situasi.
"Dosa ga si ngebiarin kayak gitu?"
***
I'm comeback sancuuu
Ga kuat pengen up tapi dilain sisi pengen nunggu target tercapai biar enak diliat nya. But, yasudahlah. Cerita nya bakal ngalir and up nya sesuai mood aku ajaaa.nda mau babay 😔
Eitssss sabar duluuu
Btw btw kita belum kenalan resmi yakk?
Jadii, halloww readers my name is gitaaa, 17 tahun, maba jurusan psikolog di salah satu univ. Senang bertemu dengan kalian, makasih juga buat yang udah support dan nungguin kelanjutan cerita ini.
POKOKNYA MISS U GUYSS
see u di next part!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Harem
Fantasy⚠️Follow sebelum membaca⚠️ Telmia Hayara gadis pas-pasan yang meninggal waktu berumur 20 tahun karena penyakit asma. Dia kira hidupnya sudah berakhir, tapi mengapa dia malah memasuki dunia kegelapan ini?!!! ... "Mau kemana?" "Kabur" "Kenapa?" 'YA...