chapter 3

2.3K 149 3
                                    

.
.
.
.


"Gimana para tokoh ga naksir, lo terlalu cantik Telmia" Telmia iri, tokoh Telmia didalam cerita terlalu cantik.

Sedari tadi dirinya berdiri didepan cermin guna mengamati wajah serta tubuh Telmia. Tubuh ini yang menjadi keganasan para tokoh gila. Telmia di cerita begitu kuat untuk menghadapi mereka bertiga. Apa dia juga akan kuat? Baru disini sebentar saja dirinya seperti terjerat.

Dia mengambil botol yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Menggenggam erat botol itu. "kalo gue udah ga kuat, ini bakal bekerja kayak yang tobot bilang kan?" Tanya nya sekaligus meyakinkan diri.

Dia disini sendirian. Tobot hanya bisa muncul sekali. Hologram itu memberikan apa yang dia butuhkan tapi meninggalkan nya sendirian.

Menghela nafas. Dia menyimpan botol itu ditempat yang aman. Suatu saat botol itu akan berguna.

Kini saatnya dia bersekolah. Memulai kehidupan remajanya dengan senyuman. Tapi senyuman itu langsung memudar saat dirinya sudah keluar dari gedung apartemen.

Pemuda itu... Mengikutinya sampai sini? Jangan sampai pemuda itu tau dia tinggal disini!

Langkah kakinya semakin cepat menuju garasi.

"Lo tinggal disini?" Pakyu untuk pemuda yang bernama Celo.

Telmia tidak menghiraukan pertanyaan pemuda itu. Kaki nya terus melangkah.

Karena tidak dihiraukan dengan kesal pemuda itu mengejar dan mengangkat tubuh gadis itu. Menurunkan nya di kursi samping kemudi.

"Anjing lo! Lo kira gue karung beras" Telmia masih terus terusan memukul tubuh pemuda itu.

"Mana hp lo?" Tanya pemuda itu

Telmia mendengus. "Gue gada hp"

Cup

"Ga usah melotot. Bohong lagi gua cium" ingin rasanya Telmia berteriak 'TADI JUGA LO NYIUM GUE BANGSUL'

Seakan tau isi pikiran Telmia pemuda itu berucap. "Makanya jangan bohong"

"Gue beneran gada hp" elaknya

"Terus kemaren kalo bukan hp apa namanya hm?" Telmia benci ketika ada pemuda yang mengatakan 'hm' karena itu akan sangat berdemeg tuhan.

"Itu-ituu" sial dia jadi gagap, "itu namanya handphone!" Dirumah sakit dulu banyak sekali dokter-dokter yang menanyakan kepada pasiennya dengan akhiran 'hm'. Dan sialnya dokter-dokter itu sangat tampan. Cita-cita dia dulu adalah memiliki seorang suami yang berprofesi sebagai dokter!

"Gitu ya?" Tanya pemuda itu, "yaudah ketik nomor lo aja" putusnya, beberapa saat kemudian handphone pemuda itu sudah ada ditangan Telmia.

Telmia mengetik nya tanpa ragu. "Nih"

Celo langsung menerimanya. Dia menoleh ke samping. Dia menekan tombol telfon. Alisnya terangkat sebelah. "Kok nomornya tidak terdaftar?" Dia menarik nafas. "Kasih yang bener atau gua cium lagi?"

***

Setelah turun Telmia menendang kencang mobil milik Celo sampai mobil mahal itu berbunyi. Celo langsung keluar dari mobil. Matanya melotot.

"Apa?!" Tanya Telmia saat Celo memelototi nya.

Pemuda itu memutar bola matanya malas. "Ikut gue"

"MAU KEMANA BAJ-jingan" suaranya kian memelan saat tatapan siswa-siswi tertuju pada mereka berdua.

Pemuda itu membawanya ke uks, lebih tepatnya menuju ke loker pemuda itu.

"Arcelo Brahmata" gumam Telmia

Telmia kembali melotot saat pemuda itu menariknya lagi. "Lo mau bawa gue kemana cowo jelek" rengek gadis itu.

"Lo temenin gue ganti disini" ucap pemuda itu enteng

"Hukuman karena lo udah nendang mobil gua dan ngatain cowo seganteng gua jelek" wajah Telmia memerah. Bukan karena malu! Tapi karena banyak menahan kesal. Harus kah dia melakukan ini?

Celo mulai membuka baju atasannya. Sedari kemarin dia mengikuti gadis itu. Tidur di mobil, bahkan dia tidak sempat mandi saat membawa gadis ini ke sekolah. Untunglah dia punya baju seragam cadangan. Soal mandi, dia tidak membutuhkan nya.

Telmia mendekat saat pemuda itu akan membuka celana. Tangannya dia kalung kan di leher pemuda itu. Dan...

Dughh

"BANGSAT!!"

Telmia langsung berlari terbirit-birit. Dia tidak main-main menendang sesuatu dibawah. Dia melampiaskan semuanya disana.

"Bangsat ini sakit banget" ucap pemuda itu lirih.

Masa depannya sedang kesakitan. Choko nya perlu di obati. Padahal dia bercanda saat menyuruh gadis itu menemaninya disini. Saat dia sudah membuka baju dia berniat menyuruh gadis itu keluar. Tapi yang dia dapat adalah tendangan maut.

Ini melukai Choko nya!

"Cewek jelek awas aja lo!" Telmia yang dulu manis berubah. Baiklah dia juga akan membalas gadis itu. Awas saja!

***

"Bangsul dia kira gua cewe apaan" dumel Telmia.

Kakinya berjalan sendiri menuju kearah kantin. Pelajaran tadi berjalan lancar walau dia tak paham. Jangan harap hari ini dia akan membolos. Mungkin lain kali.

Matanya memicing. "Bu pesen seblak nya satu" makanan yang dulu tidak pernah dia coba ada disini. Sekarang dia harus mencoba apapun yang dulu belum pernah dia coba dan melakukan apapun yang belum pernah dia lakukan. Dia mencoba menikmati kehidupan disini. Tidak banyak larangan, tidak banyak aturan dan keterbatasan ekonomi.

Telmia mulai menikmati. Sekarang seblak ataupun makanan pedas lainnya adalah makanan favorit nya. Bodoamat kalau Telmia didalam cerita anti pedas.

"Pedes, tapi lebih pedes omongan tetangga" monolog gadis itu.













| T B C |


★        ❍ㅤ   ㅤ⎙      ⌲
  ˡᶦᵏᵉ   ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ   ˢᵃᵛᵉ    ˢʰᵃʳᵉ


Aku bakal nentuin target buat next chapter

Obsession HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang