14; wife out!

346 48 6
                                    

Menurut kabar dari ART di rumah, Victor benar-benar memurkaiku karena membawakan pihak RSJ untuknya. Namun, apa mau dikata, dia memang membutuhkan itu begitupun aku, psikiater adalah kunci utama. Kini, aku kembali ke rumah orang tuaku, berusaha menyembunyikan ragam beban di kepala dan mewanti, aku punya kunci.

Kunci utama kelemahan Victor.

Yaitu, Romansa dan Arjuna.

Mereka jelas mampu, jadi aku tak perlu ragu, aku akan meminta Romansa membantuku dan pasti Arjuna akan turun tangan, apalagi jika berhubungan dengan Queen, mereka menyayangi putriku itu. Sekarang, waktunya, aku tidur nyenyak.

Uh, tak terlalu nyenyak, tetapi bangun bersama Queen, membuat masalahku sedikit berkurang. Kami mandi bersama, pun memakai pakaian bagus yang memang selalu tersedia untukku dan Queen di rumah ini, tinggal menyiapkan sarapan dan sekolah.

Akan tetapi pagi itu ....

Sebuah mobil yang aku kenali datang, aku orang yang lebih dahulu ke depan ketika menemukan Victor, keluar dari mobil, bersama banyak belanjaan di tangan. Lihatlah, menantu carmuk, saat ayah dan ibuku datang dia tersenyum manis seakan tak ada beban.

"Daddy ...." Suara Queen parau karena sehabis bangun tidur.

Victor langsung menggendong Queen. "Anak Daddy! Maaf tak bisa menemani kamu bermalam di sini. Halo, Bu, Pak. And my babe ...." Dia menciumku, tetapi aku tak menghindati itu.

"Tak apa, Daddy. Aku tau Daddy sibuk, dan Daddy enggak sepucat kemarin, Daddy tidak sakit kan?"

Victor tertawa. "Tidak, kok." Dia memang tak sepucat kemarin, kemungkinan besar kurang tidur dan asupan saja.

Seakan kemarin, tak terjadi apa-apa. Aku ikuti alurnya kini, tetapi aku memastikan dia tak memegang Queen lagi, syukur saja ia menurunkannya.

"Masuklah, Nak Victor." Ayahku mempersilakan, dan kami pun melangkah masuk.

"Ayo kita sarapan bersama." Ibuku ikut menimpali.

"Sialan kamu memanggilkan pihak rumah sakit jiwa untukku!" Victor berkata, ada sedikit desisan keluar dari mulutnya.

"Kamu memang gila, dan seharusnya gak dibebaskan gitu aja," jawabku, tanpa menoleh.

Kami masih berakting layaknya suami istri mesra di depan mereka, menikmati sarapan, dan ....

"Hari ini, katanya masih ada acara murid dan orang tua kan?" tanya Victor, mau apa dia bertanya begitu.

"Benar, Daddy." Anakku menjawab seadanya, polos.

"Maaf akhir-akhir ini sibuk, tapi kali ini Daddy akan ikut." Sialan, aku berusaha tersenyum menyembunyikan kekesalanku, mau apa pria ini?

"Benarkah, Daddy?!" Queen tampak bahagia.

"Of course, Baby. Biar Daddy yang mengantarkan kalian." Mau tak mau, aku menurut saja, tetapi awas saja dia sampai melakukan sesuatu di luar dugaan.

Aku pastikan hidung mancungnya itu akan patah.

Kini, kami pamit dengan orang tuaku, dan masuk ke mobil Victor, aku duduk di sampingnya dan Queen berada di belakang.

"Apa yang sebenarnya kamu lakukan, Vic?" tanyaku, suara sepelan mungkin agar tak menghancurkan hari Queen.

"Ssttt, jangan mengacaukan hari Queen." Siaan pria ini, dia membuatku jadi pihak pelaku kejahatan.

Aku menatapnya tajam, sebenarnya apa yang tengah dia rencanakan? Tidak mungkin jika dia semata-mata hanya ingin jadi ayah yang baik untuk Queen. Itu bukan gayanya, dia pada dasarnya berengsek pada semua orang termasuk darah dagingnya sendiri.

Wife Out! [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang