Makanan kesukaan.

860 52 5
                                    


~Happy Reading~



Pagi yang sungguh terik.Sae membuka tirai kamar rin. Cahaya masuk melalui kaca jendela itu, dan mengenai mata rin.

Alhasil rin terbangun dari tidurnya. Ia melihat sae yang tengah membereskan sebagian kasur didepannya sembari menyapa pagi rin.

"Good morning,rin" Sae tersenyum menatap kepada adiknya.

Namun tak ada balasan dari rin, ia terus terusan mengalihkan pandangannya dari cahaya itu.

Rin berdecih kesal, hari libur yang harusnya diisi oleh kemalasan, tetapi ada sae yang mengganggu hari liburnya.

Sae yang terus memperhatikan rin ingin bermalas malasan pun hanya bisa menghela nafas.Ia mengira bahwa rin sungguh kecapean dengan hari hari sebelumnya, dan memilih untuk membiarkannya.

Sebelum sae beranjak turun kedapur, terlebih dahulu ia akan menanyakan kepada rin apa yang ingin dibuatkan untuk sarapan pagi.

"Mau sarapan apaa rin?" Tanya-nya sembari menoleh kearah rin.

"Terserah lu aja." Rin menutup wajahnya menggunakan bantal disekitarnya dan perlahan memejamkan mata untuk melanjutkan tidurnya.

"Eh? Tapi nanti kamu ngga-"

"Apapun makanannya tetep bakal gua suka."

"Iya deh..." Sae menghela nafas panjang dan beranjak menuju dapur.

Sesampainya didapur, Ia memilih untuk menyiapkan sarapan pagi  dengan makanan kesukaan rin, yaitu Ochazuke.

Sambil ia menyiapkan semuanya, ia terusan terpikir dengan masa kecil mereka berdua. Masa kecil yang indah, dan tak ada pertengkaran sama sekali, itu semua membuat perasaan sae sungguh tenang dan nyaman.

~~

Tak lama kemudian, rin turun dengan rambut dan pakaian yang masih acak, atau bisa dibilang baru bangun tidur.

Lagi lagi sae menghela nafas. Sungguh,
Kehidupan rin saat ini bisa dibilang manja terhadap sae. Apa-apa harus diingatkan oleh sae, hal yang tak benar tetap dilanggar oleh rin.

"Rin! Seenggaknya kalau ga mandi, cuci muka dulu!" Kesalnya kepada rin.

"Gua laper." Ia menjawab dengan santai sembari mengusap tengkuknya.

"Iya! Kakak tau kamu laper, tapi sana pergi cuci muka bentar!"

"duhh"

Sae pun mendorong paksa adiknya menuju kamar mandi, namun rin sangat berat.

"Rin..!! Cuci muka ga nyampe 20 menitan!"

"Ck, iya iya!"

Akhirnya rin pergi juga kekamar mandi. Sae lega ketika selesai mengurus adiknya yang sungguh malas. Walau ada rasa jengkel terhadap adiknya, tetap bagaimana pun rin adalah adiknya.

15 menit kemudian, Rin akhirnya selesai juga. Ia melihat sae yang sedang terududuk sedang menunggunya untuk sarapan 'bersama'.

Please Forgive Me,Rin ||END-Rinsae||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang