makan bersama.

974 63 4
                                    


~Happy Reading~



Pada saat hari libur di pagi hari, Sae mengetuk pintu kamar rin untuk menyuruhnya sarapan, karena sudah beberapa saat sae menunggu rin keluar dari kamar.

Tapi sampai saat ini rin masih belum keluar dari kamarnya. Entahlah, mungkin rin masih tertidur pulas dikamarnya.

Kesabaran sae cukup di uji oleh rin, bibirnya sangat ingin mengeluarkan kalimat omelan. Namun rin tak suka di nasihati, itu akan membuat rin merasa terganggu dan akan membenci sae lagi.

'aah gimana caranya buat rin keluar dari kamar, duhh' batin sae

Sae terus melamun di depan pintu kamar rin, dan tanpa dia sadari rin daritadi mengintip kakaknya yang sedang melamun didepan pintu kamarnya.

'kak sae? Ngapain?' Batin rin

Karena rin penasaran apa yang dilamunkan oleh sae, dia pun membuka pintunya dengan lebar sehingga sae pun akhirnya menyadari keberadaan adiknya.

"Ngapain lo disitu?" Rin menatap sae kebingungan

"Eh..kakak m-mau nge ajak kamu sarapan bareng" Jawabnya dengan gugup.

"Sarapan?..ntar aja gua turunnya, lo sarapan aja duluan kalau udah laper banget." Rin

"Ah! Makanannya keburu dingin,rin" Sae

"Yaudah biarin, tinggal pesen aja, ribet" Jawab rin dengan santai

"...Cape loh kakak buat makanannya, terus kamu bilang tinggal pesen aja?" Sae menatap rin dengan tatapan kecewa dan sedih.

"Lebay. Gitu doang sedih" Rin

"..."

"Bicaranya udah selesai? Gua tutup nih pintu kamar gua" Rin

"ya.." jawab sae dengan lesu.

Rin menutup pintu kamarnya dan membiarkan sae yang berada diluar.

'Cara apa lagi yang harus gua lakuin buat rin bisa terbuka lagi sama gua..' batin sae

Sae beranjak menuju ruang makan, pada Akhirnya sae sarapan 'sendirian'. Rasanya hambar dikarenakan rin tak menemaninya.

____

POV Rin

Saat rin menutup kamarnya, perasaannya pun agak sedih melihat sae yang berusaha mengajaknya untuk makan bersama.
Tapi rasa gengsi itu melawan diri rin untuk menerima ajakan sae.

Ya. Rin ingin menerima ajakan sae, tapi... Rin tau kalau nantinya akan terasa sangat sangat canggung bersamanya.

"Maafin rin, kak. Rin mau nerima ajakan dari kakak, tapi untuk saat ini ga bisa." Rin

karena sudah lama tak bertemu dan apalagi komunikasi bersama kakaknya, itu yang membuat canggung antara satu sama lain. Dan juga perasaan benci.

Tetapi lama kelamaan, perasaan benci itu mulai memudar disaat sae terus berusaha untuk rin. Disaat selalu melakukan apapun untuk rin, sae selalu terlihat tulus apa yang dilakukannya untuk rin.

__________

Hampir setiap hari rin menolak ajakan dari sae, mau itu ajakan makan bersama atau jalan ke mall, tetap ditolak oleh rin.

Sehingga setelah sae terus berusaha, Akhirnya hari ini rin menerima ajakan sarapan saat pagi ini.

POV Sae.

Sae mengetuk pintu kamar rin sebanyak tiga kali, dan tak disangka nya rin langsung membuka kan pintu untuk sae.

"Rin-" Sae

Sae terkejut dengan yang dilihatnya sekarang. Tak pernah sebelumnya sae dibuka kan pintu secepat ini oleh rin, karena sae mengira perasaan benci kepada dirinya masih berbekas didalam hatinya.

"Hm? Apaan?" Rin memegang tekuk lehernya, penampilannya sedikit berantakan.

"Mau ikut makan malam?" Sae

"Ya, sepuluh menit baru gua turun" Rin

"Tumben banget?" Sae

"Ga boleh?" Rin

"Ah...ga gitu,rin" Sae

"Yaudah kalau gitu tunggu gua sepuluh menit." Rin

Rin menutup pintu kamarnya dan bersandar dibalik pintu itu. "Rindu." Rin

Sebelum rin turun, sae menyiapkan semuanya dengan baik. Ini kali pertamanya selama beberapa hari sae terus berusaha.

Walaupun 'cuman' sekedar makan bersama, tapi ini adalah waktu yang ditunggu tunggu oleh sae.

Dia akan berusaha keras untuk membuat rin luluh malam ini.

~TBC~

Segitu duluu, capee krna tugas ditambah ada tugas wp,huhuu..

Lama lama otak gua bisa bisa dipenuhin rinsae rinsae trruss,adedeh

See u.

Please Forgive Me,Rin ||END-Rinsae||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang