3. Keep Smiling

309 30 7
                                    

Yuma pergi mengikuti Nicholas yang dengan cepat pergi ke kamarnya.

"Mau kamu apa Kakak dulu yang mandi?"tanya Nicholas yang sedang mengobrak-abrik isi lemarinya, mengambil seragam sekolah miliknya juga milik Yuma. Yuma memang suka sekali merusuh di kamarnya.

"Yuma dulu."Yuma bergegas masuk ke kamar mandi agar Kakaknya itu tidak menunggu lama.

Nicholas mengendikkan bahu lalu menuju ke kamar Yuma yang ada di depan kamarnya. Sudah lama Nicholas tidak masuk ke kamar Adiknya itu karena saking seringnya Yuma yang nyasar ke kamarnya.

Tidak ada yang berubah karena saking jarangnya Yuma sentuh. Mata Nicholas bergulir mengamati ke seluruh ruangan, tidak ada yang aneh sampai matanya membola saat tatapannya berhenti ke arah meja belajar milik Yuma.

Banyak sekali tumpukan buku-buku karena Yuma sekarang adalah orang yang gila belajar dan cukup ambis, namun yang membuat Nicholas terkejut adalah darah.

Darah kering yang mengotori meja juga lantai itulah yang membuat Nicholas terkejut. Nicholas menghampiri meja belajar milik Yuma dan mengangkat beberapa buku yang tergeletak begitu saja di sana. Nicholas semakin terkejut saat melihat ada noda darah yang mengotori beberapa lembar kertas tersebut.

Apa yang telah Yuma lakukan?

Nicholas dengan segera kembali ke kamarnya, menunggu Yuma yang masih di kamar mandi. Pikirannya tidak tenang, apa yang ada di pikiran Anak 12 tahun itu hingga Yuma kembali melukai dirinya sendiri.

Tak lama Yuma masuk ke kamar Nicholas dengan Bathrobe yang membalut tubuhnya.

Dengan cepat Nicholas menarik tubuh mungil itu agar duduk di depannya lalu menaikkan lengan Bathrobe yang dikenakan Yuma.

Terlihat beberapa luka sayatan yang masih basah tak lupa beberapa bekas luka yang terlihat di lengan putihnya. Nicholas sangat memahami apa yang terjadi namun tidak untuk alasannya.

"Yuma."Nicholas terlihat menahan tangis melihat luka-luka di tubuh sang Adik yang kerap menjadi lawan bertengkarnya itu. Sementara Yuma hanya menundukkan kepalanya takut melihat wajah Kakak kesayangannya.

Grep

Nicholas memeluk Yuma erat tanpa berkata apapun, Yuma walaupun terlihat ceria dan selalu menjahili saudaranya tapi Nicholas tahu bahwa Adiknya itu memiliki mental yang mudah sekali Down. Jika Jo dan Maki memiliki kondisi fisik yang tidak sekuat saudaranya yang lain maka Yuma memiliki kondisi mental yang buruk.

***

"Keringkan dulu rambutnya Harua."EJ menarik Harua agar lebih dekat dengannya, lalu mengambil handuk dan mulai mengeringkan rambut Harua.

"Kenapa?"tanya EJ yang melihat Harua murung. Saat ini keduanya sudah siap dengan seragam masing-masing dan sedang ada di kamar Harua.

"Kak Euijoo~~."rengek Harua sambil memeluk EJ erat.

"Kenapa?"

"Kak Fuma masih benci sama Rua ya?"tanya Anak yang baru berusia 11 tahun itu lirih.

Euijoo terkejut mendengar pertanyaan tersebut keluar dari bibir mungil Adiknya.

"Kok Rua ngomong gitu?"

"Tadi pagi sebelum Rua nonton TV, Rua ke dapur dulu dan di sana ada Kak Fuma sama Kak Nicho, tapi yang balas sapaan Rua cuma Kak Nicho, Kak Fuma enggak."kata Harua semakin sedih.

EJ bingung harus apa, pasalnya pernah beberapa kali EJ coba berbicara dengan Fuma tentang sikapnya pada Harua namun Fuma tidak pernah memberikan alasan yang jelas, entah Kakaknya itu tidak suka, tidak nyaman ataupun memang benci dengan Harua. Fuma tidak pernah mengatakan itu semua jadi EJ juga bingung dan ragu.

Dan juga kenapa ya tadi EJ bertanya pada Harua kan EJ jadi ingat masalahnya sendiri yang ingin mencoba lebih dekat dengan Nicholas namun selalu gagal.

Ah entahlah, terserah EJ pusing. Pada akhirnya EJ tidak memberikan solusi apapun.

***

"Ayo berangkat."ajak K kepada Yuma, Jo, Harua, Taki, dan Maki. K memiliki jadwal kuliah siang jadi dia bisa bersantai sejenak pagi ini. Semoga.

Kelima Adiknya itu berada di sekolah dasar yang sama jadi gampang antar jemputnya,
pun juga dengan Nicholas dan EJ yang berada di JHS yang sama. Jadi setiap pagi K akan mengantar Adik-adik kecilnya sementara Fuma yang mengantar Nicholas dan EJ.

Jo menggandeng tangan Taki dan Maki lalu masuk ke mobil lebih dahulu. Emang ya bocil tuh ribet bahkan Fuma saja sudah berangkat lebih dulu beberapa saat yang lalu. Harua menyusul di belakangnya dan langsung masuk ke belakang membuat Yuma yang terakhir harus duduk di depan di samping Kakak sulungnya.

"Siap? Kita berangkat!"setelah memastikan semua aman, K melajukan mobilnya perlahan membelah jalanan yang ramai. Santai masuknya masih lama.

Di bangku belakang yang diisi oleh 4 Adik kecilnya itu nampak sangat ramai karena Jo dan Harua yang asik bercanda sesekali mengganggu Taki dan Maki yang anteng duduk di tengah-tengah mereka berdua. Tak jarang teriakan kesal Taki dan Maki menjadi penyebab tawa Jo, Harua, bahkan K yang fokus menyetir sambil sesekali melirik ke belakang.

Namun, ada satu yang aneh, K merasa jika Yuma berbeda dari biasanya. Yuma yang seperti biasa akan menjahili Taki dan menjadi sangat cerewet namun yang saat ini K lihat sama dengan Yuma beberapa tahun lalu, dimana Yuma saat itu menjadi seseorang yang mudah murung dan menangis juga pemarah.

Yuma saat ini sedang menatap keluar jendela dengan pandangan kosong membuat K khawatir. K beberapa kali melirik Yuma, ingin memeriksa kondisi Yuma namun saat ini mereka sudah sampai di sekolah dan Yuma kembali menjadi seperti biasanya.

Tersenyum dan ceria.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Our Live || &TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang