5. Affection

251 27 2
                                    

Selesai sudah mendandani Taki dan Maki, maaf K suka gemes sama mereka jadi sampai sekarang K masih suka memakaikan minyak telon kepada Maki, iya soalnya Taki benar-benar nggak mau walaupun sudah K bujuk tak lupa dengan bedak supaya tambah wangi bayi.

"Bayi-bayinya Kakak udah wangi."anggaplah K sudah gila sekarang, karena K dengan eratnya memeluk Taki dan Maki yang meronta minta dilepaskan.

"Kami pulang!"suara Fuma masuk ke indera pendengarannya membuat K langsung melepas Taki dan Maki yang bergegas kabur ke dapur.

Fuma meletakkan tasnya dan langsung menuju dapur, Jo mengikuti Fuma karena ingin menemui Taki dan Maki, sementara Yuma langsung pergi ke kamarnya.

K tersenyum paksa dan memilih pergi ke kamarnya, udah biasa dia dikacangin.

***

"Halo Adik-adik."Fuma langsung mencuci tangannya dan bergegas membantu Nicholas juga EJ.

"Halo Adek."Jo berlari menuju Maki dan langsung menggendongnya lalu menciumi pipinya.
"Hm wanginya bayii."

"Ih kak Jo bau, mandi sana."tangan kecil itu menahan wajah sang Kakak yang terus menciuminya.

"Iya bentar."Jo menurunkan Maki dan berjalan menuju EJ penasaran, tumben masuk dapur.

"Kak EJ ngapain?"tanya Jo pelan.

"Konser."jawab EJ membuat Jo cemberut, dia kan cuma nanya.

"Kak Fuma, Yuma mana?"tanya Nicholas setelah mencuci tangannya.

"Tadi sih langsung masuk kamar."jawab Fuma yang tetap fokus pada masakannya.

"EJ, bantuin Kak Fuma ya."pinta Nicholas sebelum akhirnya menghilang di pintu dapur.

"Bucin banget heran deh."Fuma menggelengkan kepalanya mengetahui tingkah kedua Adiknya.

EJ menatap tak percaya ke arah pintu dapur dimana Nicholas baru saja keluar dari sana, walaupun bukan saudara kandung namun EJ merasakan perasaan berbeda saat bersama Nicholas, perasaan bahagia yang tidak EJ dapatkan saat bersama saudaranya yang lain bahkan Harua sekalipun.

EJ selalu merasa senang saat bersama Nicholas tidak tahu kenapa, mungkin faktor persamaan usia kali ya, intinya EJ sangat berharap bisa bersama Nicholas dalam waktu yang lama. Kadang EJ iri, sangat-sangat iri dengan Yuma yang bisa sangat dekat dengan Nicholas, bahkan seluruh atensi Nicholas hanya pada Yuma terlepas dari mereka yang suka bertengkar.

***

Pyarr

Nicholas merasa jantungnya berdetak kencang saat mendengar suara pecah tersebut berasal dari kamar Yuma.

Dengan segera ia mengetuk pintu kamar tersebut.

Brak Brak

"Yuma!"bukan sebuah ketukan namun lebih seperti dobrakan.

Bahkan K yang memang sedang di atas pun terkejut mendengarnya.

"Nicho?"panggil K yang keluar kamar membuat Nicholas menoleh.
"Kenapa?"

"Aku dengar suara pecah dari kamar Yuma."kata Nicholas khawatir.

K sangat terkejut mendengarnya, jangan sampai hal yang ia khawatirkan benar-benar terjadi.

"Yuma, buka pintunya Dek."K ikut mengetuk pintu kamar Yuma.

Tak ada jawaban, Nicholas tahu jika Yuma tidak pernah melepas kunci setelah menguncinya maka dari itu dirinya tidak bisa menggunakan kunci cadangan.

Mau di dobrak pun mereka harus berpikir 2 kali karena dulu Yuma mengamuk hebat setelah pintu kamarnya di dobrak.

Hanya ada satu cara.

Nicholas masuk ke kamar EJ yang ada di samping kamar Yuma. K masih berusaha mengetuk pintu kamar Yuma.

Demi Yuma,

Nicholas membuka jendela kamar EJ lalu keluar dari sana. Di bawah ada pijakan kecil yang bisa membawanya menuju kamar Yuma karena kamar mereka memang sebelahan.

K yang penasaran apa yang dilakukan Nicholas di kamar EJ pun ikut masuk ke kamar EJ namun hanya menyisakan jendela yang terbuka saja.

K terbelalak lalu dengan cepat menghampiri jendela, melongok ke luar. Di sana ada Nicholas yang sudah berdiri di depan jendela kamar Yuma. Belum selesai khawatir dengan Yuma, K kembali dibuat khawatir dengan kenekatan Nicholas.

"Nicholas."panggil K pelan.

"Nggak ada cara lain Kak."

***

Yuma terkejut melihat Nicholas berdiri di depan jendela kamarnya, dengan langkah tertatih Yuma berdiri dan menghampiri jendela kamar lalu membukanya.

Nicholas harus menunduk agar bisa masuk ke kamar Yuma karena terhalang jendela. Sebelum masuk, Nicholas mengangguk pada K yang ada di kamar EJ.

Setelah berhasil masuk dengan susah payah, Nicholas langsung meluruhkan tubuhnya ke lantai karena jujur modal nekat itu nggak bagus buat jantungnya.

Sementara Yuma kembali mendudukkan dirinya di lantai sambil melepas Headphone yang sedari tadi menyumbat telinganya, pantas saja.

"Yuma."panggil Nicholas yang tiba-tiba telah berdiri di depan Yuma.

Yuma mendongak dengan takut dan khawatir, namun Nicholas lebih khawatir saat melihat darah keluar dari pelipis dan lengan Yuma. Nicholas melihat sekitar dan lebih terkejut lagi saat ternyata banyak darah yang menetes mengotori kamar Yuma juga tidak lupa pecahan gelas yang Nicholas yakin dipecah dengan cara dipukul ke kepalanya dan pecahannya di gunakan untuk menyayat tangan.

"Kamu habis ngapain?"tanya Nicholas sambil memeluk tubuh Yuma yang bergetar, tidak peduli jika bajunya ikut kotor.

"Yuma capek Kak."kata Yuma lirih, kepalanya ia sandarkan pada dada sang Kakak.

"Kalau Yuma capek bisa istirahat, bukan ngelukain diri sendiri kayak gini, Kakak-kakak nggak nuntut apapun dari Yuma jadi jangan terlalu keras memaksakan diri, ya?."Nicholas mengusap rambut Yuma penuh sayang.

"Tapi, Bunda..."

"Enggak, jangan ingat itu lagi mulai sekarang, Bunda udah nggak ada jadi Yuma bisa lupain ini semua, Kakak nggak akan pernah nuntut sesuatu dari kamu, sekarang ayo mandi nanti Kakak obatin lukanya."ajak Nicholas.

Yuma hanya mengangguk, terlalu malas membuka suara.

Di luar ternyata K sudah menunggu bersama dengan EJ yang tadi memergoki K berada di kamarnya. Mereka terkejut melihat keadaan Yuma yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Nicholas mengkode agar tidak berbicara apapun dengan Yuma. K dan EJ memilih untuk turun ke bawah dan memberitahu Fuma, membiarkan Yuma di urus oleh Nicholas.

Sementara EJ sibuk dengan pikiran dan hatinya, EJ menyayangi Yuma namun rasa sayang itu tidak sebanding dengan sayangnya untuk Nicholas, juga tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kasih sayang Nicholas untuk Adik kesayangannya, Yuma.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Our Live || &TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang