6. Talking Day

225 27 1
                                    

Lusa, hari yang dinanti K telah tiba. Hari ini semua Adiknya akan ada di rumah tanpa terkecuali dan K akan melakukan tugasnya sebagai seorang Kakak hari ini.

Dimulai dari pagi hari, seperti biasa Fuma dan Nicholas sedang memasak sarapan di dapur. EJ, Harua, dan Taki sudah Stay di depan TV, serta Yuma, Jo, dan Maki yang masih berada di kamarnya masing-masing.

K keluar dari kamarnya dan menuju kamar si bungsu yang berada jauh di sisi yang berseberangan.

Cklek

Pintu di buka menampakkan kamar bernuansa putih dan coklat yang elegan, kamar hasil desain dan karya Bunda.

K mendekati ranjang Maki dimana pemiliknya masih tampak tertidur dengan selimut yang berantakan melilit tubuhnya, posisi tidur yang miring hampir seperti tengkurap. Pipi gembil itu juga tampak tertekan oleh bantal persis seperti posisi tidur bayi membuat K sangat gemas, Adiknya ini kenapa imut sekali. K tidak tega membangunkannya. Baiklah nanti saja kalau semua sudah bersantai.

K mendekat ke ranjang Maki, mengusap rambut hitam itu pelan. Tidurnya yang tenang ini seringkali membuat K merasa khawatir. K kerap membayangkan hal yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.

K mencium pipi Maki singkat lalu membenarkan selimut yang digunakannya, keluar dengan pelan agar tidak membangunkan Adiknya itu.

Pada akhirnya K akan kembali berakhir di dapur bersama Fuma dan Nicholas.

***

"Bagaimana harimu?"

"Seperti yang Kakak tahu, aku sibuk."

"Apakah ada masalah?"

"Tidak."

"Fuma."

"Tidak ada."

K menghela napas lelah, Adiknya yang satu ini memang agak keras kepala, dia tidak ingin membuat orang lain khawatir. Oh iya ngomong-ngomong saat ini mereka ada di kamar Fuma, K hanya mencoba mencari tempat yang hanya mereka berdua saja yang tahu tentang pembicaraan ini, yaitu di kamar masing-masing.

"Fuma, Kakak hanya ingin mengetahui hal pribadi yang menggangu hari-harimu belakangan ini."

"Tidak ada."

"Bagaimana dengan Harua?"tanya K membuat Fuma terdiam.

"Jangan pernah bertanya tentang Harua kepadaku."

"Harua tidak salah kenapa kamu tidak menyukainya?"tanya K lagi.

"Aku tidak pernah bilang aku tidak menyukai Harua."jawab Fuma tenang.

"Tapi sikapmu menunjukkannya."

"Aku hanya belum bisa menerima kehadiran Harua yang tiba-tiba."

"Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya?"

"Ya."jawab Fuma tegas.

"Baik, tapi setidaknya bersikap adil lah padanya seperti kamu bersikap kepada Jo."

"Jangan bawa Jo dalam masalah ini, dan jangan pernah bandingkan sikapku terhadap Jo dan Harua karena itu sudah pasti berbeda."Fuma memalingkan wajahnya berusaha menghindari tatapan K.

Baiklah K tahu jika satu-satunya permasalahan Fuma saat ini adalah masa lalu yaitu belum bisa menerima kehadiran Harua selebihnya K yakin jika Fuma dapat mengatasinya sendiri.

"Fuma."panggil K lembut, tangannya bergerak mengusap rambut Fuma.

"Cobalah untuk menerima Harua, ingat kata Bunda bahwa kita harus menerima siapapun yang nantinya akan menjadi anggota keluarga kita, sama seperti Jo cobalah untuk berlaku baik pada Harua."

Our Live || &TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang