8. Grow Up

196 20 4
                                    

Tahun telah berlalu, lagi, meninggalkan rasa rindu saat mengingat momen-momen kecil yang penuh kebahagiaan.

Kini, semuanya berubah. K masih tetap sama sih, hanya saja sikap Adik-adiknya yang berubah.

Fuma yang masih penyayang namun, K sebenarnya tidak yakin apa yang berubah dari Fuma tapi K merasa saja jika Fuma agak berbeda.

Nicholas yang masih jahil dan bar-bar, jika dulu Nicholas hobi bertengkar dengan teman-temannya sekarang pun masih. Lah? Lalu apa yang berubah???

Apa yang sebenarnya coba K jelaskan?

Nicholas merindukan Yuma, ya kadang, Nicholas pasti hanya berdiam diri saja di kamar Yuma tanpa melakukan apapun.

Yuma tiga tahun yang lalu benar-benar pergi ke Jepang seperti keinginannya tanpa bisa di cegah. Dan Yuma akan kembali dalam beberapa Minggu setelah libur kelulusan sekolahnya untuk sekolah di Korea kembali.

Dan selama itu pula EJ semakin gencar mendekati Nicholas tanpa memperdulikan apapun, K merasa seperti EJ agaknya sedikit bersyukur karena Yuma pergi. Setiap ada kesempatan pasti EJ akan selalu menempeli Nicholas.

Untuk Yuma sendiri, K bahkan tidak tau tentang kondisinya, Yuma jarang bahkan sangat jarang menghubunginya, tidak tahu dengan saudaranya yang lain tapi yang pasti untuk Nicholas, K sangat yakin jika Yuma selalu menghubungi Nicholas. Tapi kenapa tidak dengannya?

Jo juga menjadi semakin pendiam, tidak ada yang berubah tentang sikapnya namun Jo sekarang hanya akan berbicara jika ada yang mengajaknya atau sesuatu yang penting saja.

Harua? Ah tidak ada yang berubah dari Harua, dia masih sama seperti pertama kali dia datang ke rumah. Mungkin cukup tahu diri untuk tidak berbuat sesuatu di luar batas.

Taki, Adik bungsunya itu benar-benar tertutup kepadanya tapi tidak dengan yang lain. K jadi berpikir apakah ada yang salah dengannya atau apakah dia memiliki salah kepada Taki?

Maki, si bungsu Adik Fuma tersebut sekarang menjadi orang yang pendiam melebihi Jo. Entah apa sebabnya namun K merasa dia kehilangan sesuatu semenjak Maki berubah entah sejak kapan.

Apakah itu semua faktor seseorang yang tumbuh dewasa atau apa?

Sungguh K merindukan mereka yang dulu.

***

Hari ini hari terakhir masuk sekolah sebelum libur kenaikan kelas, beberapa hari yang lalu tes dan ujian baru saja selesai dilaksanakan tentu saja membuat siapapun senang karena akhirnya libur yang ditunggu-tunggu datang.

Banyak dari mereka yang sudah merencanakan liburan bersama teman maupun keluarga mulai dari sekarang.

Namun, seorang Anak laki-laki di atap sekolahnya kini tengah terbaring lemah dengan keringat membasahi seragamnya. Tangannya meremat dadanya yang terasa seperti ditusuk ribuan jarum.

Air mata mengalir di pipi Chubby-nya dan rintihan kesakitan keluar dari bibirnya.

Brak

"Maki!"laki-laki dengan seragam sama itu menghampiri Maki yang kini memejamkan matanya.

"Adek, jangan tutup matanya."

"Kak Taki."panggil Maki lirih.

"Iya Kakak di sini."Taki menyandarkan kepala Maki ke dadanya dengan tangan yang menggenggam tangan Maki erat. Sakit, saat Maki menggenggam erat tangannya namun ia tahu bahwa sakitnya tidak sebanding dengan sakit yang Maki rasakan.

"Sakit."kata Maki dengan suara yang hampir hilang.

"Kak Fuma sama Kak Harua sebentar lagi ke sini, tahan sebentar lagi."Taki mengeratkan pelukannya ke tubuh Maki sambil menunggu Fuma dan Harua yang sedang menuju ke sini.

Tepat setelah pulang sekolah tadi Taki dan Maki pergi ke atap sekolah sembari menunggu Fuma menjemput mereka, sedangkan Harua bertugas pergi ke kantin membeli beberapa cemilan.

Namun, sesuatu yang sudah lama hilang kini kembali lagi. Maki tiba-tiba mengeluh dadanya terasa sesak dan sakit seperti beberapa tahun silam.

Taki dengan cepat pergi menghampiri Harua dan menyuruhnya membawa Fuma ke atap sekolah bila sudah tiba.

"Taki!"suara Fuma masuk ke indera pendengarannya membuat Taki menghela napas lega. Fuma datang disusul Harua di belakangnya.

"Taki tolong."Taki membantu menaikkan tubuh Maki ke punggung Fuma lalu mengikuti Fuma turun sembari menjaga Maki dari belakang.

"Kak Fuma."panggil Maki lirih.

"Iya Adiknya Kak Fuma kenapa?"tanya Fuma khawatir, kakinya semakin cepat melangkah.

"Maki mau ketemu Papa sama Bunda."

Deg

"Iya boleh tapi jangan sekarang."

"Maki ngantuk."

"Tahan sebentar, Adek jangan tutup matanya jangan tidur dulu."

"Maki sayang Kak Fuma."

"Iya Kak Fuma juga sayang Adek."

Rintihan kesakitan semakin terdengar jelas hampir seperti teriakan.

Harua dengan cepat berlari mendahului Fuma dan membuka pintu mobil belakang lalu menahannya memudahkan Fuma dan Taki membaringkan Maki di belakang.

Taki duduk di belakang memangku kepala Maki sedangkan Harua duduk di samping Fuma yang menyetir.

"Kasih tau Kak K."sebelum berangkat, Fuma memberikan ponselnya pada Harua agar memberitahu yang lain mengenai kondisi Maki.

Harua dengan gugup menerima ponsel Fuma dan lekas menghubungi K.

***

K bersama dengan Jo datang ke rumah sakit dimana Kakak dari Ayahnya bekerja, juga tempat dimana Maki dulu mendapatkan segala perawatan setelah diketahui penyakitnya. Rumah sakit pertama setelah kepindahannya ke Korea.

K baru saja lulus kuliah dan 3 hari lagi adalah wisudanya dan Jo ia juga sudah lulus kelas 3 JHS jadi ia sudah mendapatkan liburannya terlebih dahulu.

K belum memberi tahu Nicholas dan EJ karena mereka masih ada di sekolah sedangkan Yuma, K belum memberitahukannya karena...

K tidak memiliki alasan untuk tidak memberi tahu Yuma.

"Fuma."

Fuma, Harua juga Taki menoleh begitu K memanggil.

"Gimana keadaan Maki?"tanya K.

"Nggak tahu, Dokter belum keluar."jawab Fuma pelan.

K tahu Fuma pasti sangat khawatir, Maki itu Adik kandungnya dan Kakak mana yang tidak sedih melihat Adiknya terbaring lemah di ranjang pesakitan.

"Maki pasti bisa bertahan."

"Semoga itu benar, cukup Bunda yang pergi, kamu jangan Maki"

SEE YOU NEXT CHAPTER

Our Live || &TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang