10. Different Appearance

254 27 10
                                    

Tap tap tap

Suara langkah kaki itu menggema di koridor yang sepi, wajar saja sekarang jam makan siang dan sebagian orang besuk sedang pergi ke kantin yang ada di rumah sakit.

Yuma berhenti di depan pintu ruang rawat Maki, mendengarkan suara ramai dari saudaranya yang sedang bercanda bersama.

Srek

Hening.

Itulah yang terjadi saat Yuma tiba-tiba membuka pintu.

Semuanya menoleh ke arah pintu dimana Yuma baru saja menutup pintu kembali. Mereka mungkin merasa sedikit asing dengan orang di depan mereka itu.

Bahkan EJ sampai mangap karena merasa tidak mengenali Adiknya itu.

"Kak Yuma?"panggil Maki pelan.

Yuma tersenyum dan langsung menghampiri Maki lalu memeluknya.

"Adiknya Kakak gimana kabarnya?"Yuma masih memeluk Maki pelan.

"Hiks."isakan kecil terdengar membuat semuanya panik. Isakan itu berasal dari si bungsu.

"Adek kenapa?"Fuma bergegas mendekat saat tangis Maki terdengar semakin keras.

"Maki."semua mendekat.

"Jauh-jauh ah gerah, Maki nggak papa ish."Maki melepas pelukannya pada Yuma dan menyuruh semua Kakaknya menjauh.

"Oalah."

"Yuma."panggil K.

"Iya?"Yuma dengan santainya menjawab dan ikut duduk di bawah bersama yang lainnya.

Yuma yang sengaja duduk di samping Nicholas langsung di peluk dengan erat oleh Kakak kandungnya itu.

"Ih Kak Nicho nangis!"seru Taki yang duduk di depan Nicholas.

Seneng banget Taki kalau liat Nicholas nangis tuh, mukanya jadi merah banget, kelihatan jelas soalnya kulitnya putih dan menurut Taki itu lucu banget, gemes.

"Biarin ah."Nicholas menenggelamkan kepalanya ke bahu sempit Yuma.

"Kamu kok nggak ngasih tau kalau pulang? Kan nanti Kakak bisa jemput kamu."lanjut K.

"Nggak papa, aku tau kalian lagi jaga Maki, Maki juga masih butuh istirahat nanti minta ikut lagi."kata Yuma sambil terkekeh pelan melihat Maki yang cemberut.

"Nggak nyangka 3 tahun bisa buat kamu banyak berubah."Nicholas menyelipkan rambut panjang Yuma ke belakang telinga membuat Yuma tersenyum menatap Nicholas.

Wajar mereka semua merasa begitu, Yuma yang dulu terlihat begitu rapuh kini tumbuh menjadi remaja yang tampan dan manis juga terlihat lebih kuat. Tingginya telah bertambah namun tetap tidak bisa menyaingi yang lain kecuali Harua. Rambut hitamnya yang pendek kini berubah menjadi coklat dan panjang. Wajahnya terlihat lebih dewasa namun tetap lembut dan manis.

Yuma sudah berubah.

***

"AYO UDAH PADA SIAP BELUM, NANTI KITA TELAT!"

"SEBENTAR!"

"JAS MANA?"

"DASINYA ILANG!"

"YUMA KEMANA?"

"NGGAK TAU!"

"CEPETAN!"

"Berisik!"

Krik krik

"Uhuk."EJ yang lagi makan tersedak hanya karena suara terakhir itu.

Maki di tengah-tengah ruang tamu menatap malas semua Kakaknya yang tiba-tiba mematung.

Cklek

Pintu ruang utama terbuka menampilkan Yuma yang sudah siap di sana.

EJ menyemburkan makanannya karena lagi-lagi terkejut dengan Yuma.

Rambut yang baru kemarin cokelat panjang kini telah berubah menjadi hitam pendek.

Ditambah Yuma yang sedang tersenyum dengan jas yang melekat di tubuhnya, mereka terkejut dengan perubahan Yuma.

"Ih Kak EJ jorok."Taki yang kebetulan lewat melihat EJ pun berlari menjauh.

"Kok pada diem, ayo katanya takut telat."begitu Yuma berbicara mereka kembali sibuk dengan urusannya masing-masing. Sementara Yuma, dia menghampiri Maki yang kini duduk di sofa dengan Jo dan Harua di sampingnya.

"Kamu wisuda lusa Jo?"tanya Yuma yang kini mendudukkan dirinya di sebrang Jo, Harua, Maki.

"Iya, nggak sabar banget pengen cepat SMA, kita bareng kan?"tanya Jo meminta pendapat Yuma.

"Yaa boleh. Tapi kita pasti jadi lebih sibuk."

"Tau."Jo mengangguk pelan. Tubuhnya ia senderkan ke sofa, setelah ini ia harus siap dengan segala kesibukan barunya.

Huft

Jo melirik merasa jika Maki menyandarkan kepala ke bahunya.

"Kenapa?"tanya Jo lembut.

"Maki nggak mau Homeschooling ah maunya sekolah biasa kayak Kakak."keluh Maki.

Oh Jo dan Harua teringat pembicaraan singkat tentang sekolah Maki.

"Homeschooling?"ulang Yuma yang memang tidak tahu apa-apa.

"Cuma rencana Kak K kalau-kalau kondisi Maki memburuk, semoga enggak."sahut Harua.

"Ooh."Yuma mengulum bibirnya mendengar penjelasan Harua.

"Ayo berangkat."titah Fuma yang telah rapi dengan jas melekat di tubuhnya.

Oh udah selesai ternyata ributnya.

***

"Koga Yudai."begitu nama K dipanggil, Nicholas tersenyum kecil dan menyempatkan diri untuk memotret sang Kakak dengan kamera yang sedari tadi ia kalungkan di leher. Setelah itu, Nicholas dengan segala aksinya berdiri dari kursi dan mulai bertepuk tangan riuh, yang anehnya langsung diikuti oleh Adik-adiknya, iya Adiknya aja soalnya Fuma cuma nutupin wajahnya malu liat kelakuan Nicholas yang sialnya adalah Adik kandungnya sendiri.

Bodo amatlah Fuma capek ngasuh mereka yang kalau di tempat umum suka malu-maluin.

K juga, udah mau jadi pemimpin perusahaan malah ikut dadah-dadah ke Adiknya.

Fuma malu! Banget!

Tolong tarik Fuma keluar dari sini! Siapapun!

Acara berjalan dengan lancar dibumbui sedikit kericuhan Adik-adik K, untung ganteng jadi nggak masalah.

"Ayo foto dulu sebelum pulang."ajak Nicholas.

Di depan gedung Universitas, untuk yang terakhir kali K mengambil foto kali ini dengan semua Adiknya.

Semua junior jurusan fotografi sengaja disebar untuk membantu mengabadikan momen terakhir para senior yang telah lulus.

Termasuk K dan Adik-adiknya yang kini tengah difoto menggunakan kamera milik Nicholas.

"Senyum 1, 2, 3"

Ckrek

SEE YOU NEXT CHAPTER

Our Live || &TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang