Bulan ke dua ini yusuf bilang akan pulang,ikut menghadiri pengajian 100 hari wafat bapaknya,yusuf meminta agar aku ikut menghadiri namun rasa malu ku tidak bisa mengantar ke rumah nya. Aku bilang pada yusuf aku belum bisa mungkin lain kali saja,aku juga bilang pada nya aku akan ikut mendoakan bersama santri di rumah. Akan ku kumpulkan mereka untuk tahlil bersama di khususkan untuk 100 hari Kh.sholahuddin bapak dari yusuf, yusuf bilang terimakasih atas doanya aku balas dengan kata semoga bapak husnul khotimah di penghujung usianya. Ingin sekali ku pijak kan kaki kerumah yusuf namun itu hanya semata bayangan, mungkin aku akan kesana setelah resmi menjadi istri nya.
"Nu, kamu sudah tanyakan yusuf soal keseriusan nya?." Chatt wa maula menggiring percakapan telpon ku bersama yusuf
"Udah ul, aku tanya dia mau kapan nemui aku di rumah untuk mempersunting."
"Katanya sabar, tunggu setelah dia beres ngisi jadwal dosen."
"Ucapan nya secara tidak langsung bilang mau menikahimu yah nu, tapi bertele-tele banget bahasa nya."
"Ya gitu deh, gak tau aku. Mungkin bahasa nya begitu kali."
"Yaiya sama aja itu nyuruh kamu nunggu dan dia bersedia. Masa iya mau di tafsirin cuma suruh nunggu tapi dia masih bingung atau gak mau nikahin,baid-baid udah sepenuh nya di sayang masa iya begitu.
"Baidna maula, jangan bikin degdegan."
"Nggk nu, justru aku menyimpulkan dengan bahasa gitu dia bersedia."
"Yaudah bener kata yusuf, kamu sabar aja. Gak mungkin dia ingkar sama kamu nu, yang deket sama kamu bukan orang jalanan tapi orang yang tau aturan. Masa iya gak sesuai dengan omongan bapak dosen loh. Hehehe."
"Oke baik lah, bismillahin lagi ya ul. Hehehe."
Dzuhur kemarau, terik mencekik membuat ku malas untuk masuk majlis mengisi jadwal ngaji, ku paksa dengan terus melangkah agar tak kalah oleh kemalasan yang hampir tak terarah. Setiba di majlis dengan duduk nya aku di hadapan mereka tiba-tiba teringat tajul, yang dulu aku dolakan yang dulu aku inginkan dan harapkan tapi mungkin yusuf yang bakal menjadikan hidup ku yang lebih baik. Tajul sempurna tapi kesempurnaan itu mungkin tidak lah masuk ketika bersamaku, tuhan yang tau segala nya maka aku harus terus ber husnudzon karna saat ini bersama yusuf mungkin dia jalan dari takdirNYA. Dan sekarang aku menunggu nya sampai 6 bulan terselesaikan, kata yusuf tunggu aku di bulan maret bulan itu adalah bulan yang mana dia sudah bebas dari kontrak menjadi dosen, sudah tentu aku menunggu kedatangannya, lebih jelasnya yusuf juga menjelaskan maret kita harus bicarakan dan banyak yang ingin dia curhatkan, sudah tentu dengan kalimat itu berfikir aku sudah di jadikan nya rumah aku sudah di percayainya karna kata orang jika lelaki itu sudah membuka semua masalah nya terhadap pasangan nya berarti dia sudah benar-benar tulus dan serius. Terlebih saat yusuf bertemu dengan ku dia selalu memperlihat kan semua rahasia pribadinya termasuk dompet dan ponsel miliknya, selalu saja meminta agar apa yang di bayar aku yang melakukan dengan mengambil dari dompetnya, semua momen yang di dokumenkan di ponsel dia selalu memperlihatkan dan menyerahkan ponselnya dengan bebas kepada ku,membuatku yakin bahwa dia lah yang akan menjadi partner seumur hidup.
4 bulan waktu terus berjalan, yusuf mengirimkan video singkat dirinya sedang berada di depan kampus memperlihatkan suasana dan memperlihat kan wajah nya yang tersenyum,mengirimkan foto PAP "post a picture" terlihat ia yang sedang duduk menghadap kamera menjadikan wajah nya terlihat jelas di layar hanphone, tentu kiriman itu membuat hati senang, tepat di waktu itu juga aku mengirim chatt kepadanya dengan menanyakan bagaimana dengan hubungan yang sudah di bina beberapa bulan ini yang bahkan hampir satu tahun,menurutku jika harus menunggu lagi itu terlalu lama, karna ingin ku ketika keduanya saling menginginkan harusnya langsung tujuan itu di selenggarakan, nikah dengan tidak di tunda-tunda. Aku menanyakan hal itu kepada yusuf, dia menjawab "aku masih banyak kesibukan nu" jawaban seperti itu sedikit mengguncangkan hati,mengganggu fikiran mungkin apa akunya yang memang tidak sabaran? Ku kubur rasa keinginanbyang ingin cepat mendapat ku turuti apa yang yusuf katakan,harus nya aku tetap menunggu maret tiba. Memberhentikan pertanyaan nikah terhadap nya dan mulai untuk mengerti kembali dengan situasi yusuf yang sedang sibuk,tak ingin juga ku tanyakan ulang soal ini karna wanita pun ingin di mengerti dan aku tak mau berkali-kali seolah mengemis cinta, akan aku tunggu dia yang mengungkap dengan sendiri.
Februari dia membalas komentar dari setatus ku karna bulan kemarin tak banyak aku kabarkan untuknya begitupun dia,dua bulan tak saling sapa karna aku ingin melihat seperhatian apa dia dan se dalam apa cinta nya dia kepadaku,tapi dengan dua bulan itu dia tidak menghubungiku, aku selalu memadam kan emosiku dengan berprasangka baik terhadap nya tidak ada yang aku lakukan selain bilang ke diri sendiri bahwa dia sibuk.dan februari ini dia mengabari ku dengan komentaran dari status yang aku unggah, dia menanyakan bagaimana kabar ku. Dengan rasa campur aduk antara jengkel dan senang mendapat balasan dari orang yang terkasih aku balas chatt itu dan rasa jengkel terhampas oleh kecintaan ku pada nya.Tak lama dari itu yusuf menelpon
"Nu,kamu lagi apa?" Ingin rasanya aku ungkap aku lagi jengkel sama kamu,kemana aja selama ini,iya sibuk tapi gak ada yang sibuk sampe 24 jam, online mu untuk apa? kerja? Kerja gak ada yang 24jam juga, ingin ku ungkap seperti itu. Tapi,tidak lah aku harus terlihat baik-baik saja harus memberi harga terhadap diri, tanpanya pun aku bisa.Aku hanya menjawab"Aku lagi duduk santai". Dengan tidak aku duga yusuf mengatakan "kamu sudah siap nu untuk aku nikahi?" Sungguh pertanyaan itu membuat ku langsung berkonsentrasi aku jawab "aku siap asal kamu tidak menunda. " Yusuf meminta esok untuk bertemu akupun siap se siap-siap nya,ingin aku ungkap semua rasa yang selama ini aku pendam, ingin ku tanya mengapa dua bulan kemarin tanpa kabar,apa tidak merasakan rindu yang mendalam? Akan juga aku ungkap bahwa aku sakit menunggu ketidakpastian selama ini,aku berani mengungkapkan ini karna ia sudah memastikan mau menikahi ku,walau kemarin sempet aku tahan untuk tidak mengatakan.mungkin ini waktu yang tepat agar kelak nanti tidak terulang,supaya dia tau bagaimana perasaan seseorang. Aku siapkan semua kebutuhan ku untuk menemui yusuf, seperti biasa ku sediakan lebih awal baju yang bakal aku kenakan, tas, sendal begitupun kerudung. Ku tunggu hari esok untuk mengobati rasa rindu dan mengakhiri penantian yang selama ini membelenggu.
"Nu, besok aku berangkat pagi jam 06:00 pagi, biar bisa lebih leluasa."
"Iya a, aku buatin sarapan juga nanti aku bawa ke tempat kita ngobrol."
"Yaudah kamu atur skejul untuk besok, mulai dari tempat dan lain nya ya nu, aku lagi ada tamu selamat ketemu besok."
Malam itu, aku searching google dan nanya ke beberapa teman dimana tempat yang nyaman buat ngobrol, kata mereka di resto khas bangunan kuno yang ada di pandeglang yang suasa sejuk view ramah dan klasik. Malam itu juga langsung aku kabarkan yusuf tempat yang kita datangi adalah resto kuno, yusuf meng iyah kan dan ia mengulang ucapan nya dengan mengatakan jam 06:00 akan berangkat dari rumah. Esok adalah penantian,dimana akan ada jawaban yang selama ini aku inginkan.
Tepat jam 06:00 pagi ,ku lihat hp tak ada notifikasi dari yusuf,tak apa ku biarkan saja tidak untuk mengirim pesan untuknya, mungkin dia sedang mempersiapkan tak ada waktu untuk mengabarkan. Ku lanjut menyelesaikan pekerjaan rumah selang setengah jam ku lihat kembali layar handpohone belum saja ia mengabari, aku chatt yusuf dengan menanyakan sudah nyampe mana, karna pukul sudah menunjukan jam 06:40 yang tentunya yusuf sudah berada di jalan karna semalam dia bilang jam 06:00 mulai berangkat. Ku tunggu namun belum saja online fikirku mungkin dia di jalan bawa kendaraan tak pegang handpohone. Terus ku pandangi jarum jam sampai di pukul 09:00 aku lihat layar handphone kembali, dia online di jam 8:40 tapi mengapa dia tidak membalas pesan ku. Segera ku chatt ulang dengan rasa jengkel aku menggubungi nya dengan panggilan telpon, namun tidak terhubung. Beberapa kali aku terus menelpon masih saja tidak terhubung, namun saat aku chatt dengan pesan langsung terkirim aku bilang pada nya jadi atau tidak untuk hari ini.
"A..kamu online kenapa gak bales, sebenar nya hari ini jadi gak ketemu aku sudah nunggu dari tadi."
Pesan terkirim namun di telpon tidak terhubung, yang artinya dia sedang melakukan panggilan lain. Rasa kecewaku semakin tumbuh,ternyata aku bukan orang yang ia pentingkan. Aku chatt ulang yusuf mengatakan padanya tak apa telponan namun aku butuh kepastian jadi atau tidak.
"Kamu lagi telponan a? Telponan tapi balas pesanku kamu gak bisa? aku cuma butuh balasan jadi atau tidak itu saja, dari tadi aku tunggu kamu tak membalas pesanku, aku disini punya perasaan tolong hargai aku a."
Tak lama kemudian yusuf membalas pesan ku
"Iya nu,jadi. maaf tadi ada info mau rapat ngobrol lewat telpon, temenku bilang hari ini mau ada rapat nu. Kamu tunggu yah! tunggu selesai rapat nanti aku langsung berangkat menemui mu."
"Yaudah kabarin saja." Balasan pesan yang terpaksa sebetulnya sudah kecewa. Ingin rasanya membiarkan tapi tak apa,tak harus nya untuk di permasalah. Di jam 10:40 yusuf mengabari ku dia bilang apa aku marah jika pertemuan nya di batalkan, dia pun menegaskan semua ini bukan ke inginan nya.
"Nu,aku masih rapat, mungkin aku tidak bisa menemui mu sekarang, untuk membalas semua kesalahan ku,akan ku temui langsung di rumah."
Jengkel sejengkel-jengkelnya, bukan karna tidak jadi nya bertemu namun aku ingat dengan pesan awalku yang tak di respon nya. Apalah artinya aku dengan teman yang dia sebut, namun kalimat akhir dari yusuf lah yang sedikit meredam dan membuat haluan baru, dia bilang akan menemui dirumah. Aku langsung membulat kan kata-kata itu dengan rangkuman bahwa yusuf telah siap dia langsung akan menemui kedua orang tuaku, fikiran ku seperti itu karna mungkin yusuf pun tau yang aku tunggu adalah kehadiran nya kerumah untuk mengkhitbah ku, karna aku sudah bahas sebelum nya dan dia ikut serta di dalam nya.
Untuk menghindari rasa kecewaku dan agar hatiku kembali percaya kepada yusuf, aku ceritakan kepada ibu bahwa yusuf akan ke rumah,ibu cuma berkata "alhamdulillah semoga dia terima kamu apa adanya dan bener-bener menginginkan kamu" aku membalas perkataan kepada ibu bahwa yusuf benar menginginkan, bagaimana tidak sejauh ini dia selalu mengabari ku, untuk apa kalo cuma main-main.
"Dia orang faham bu, kalo tidak punya niat kenapa mesti selalu mengabarkan ku lagian dia juga tau aku menyukai nya, kalo gak punya niat pasti menjelaskan kedekatan ini agar aku tidak mengharapkan."
"Tunggu sedatang nya aja,jangan tanya lagi.Kita harus jual mahal,agar kamu tidak di permainkan."
"Iya bu,akupun seperti itu.Aku balas apapun setelah dia memberi,aku tidak pernah meminta termasuk perasaan."
Dari kejadian kemarin yang batal bertemu dan bakal menemuiku kerumah, yusuf tiap waktu mengabari ku, menelpon juga video call, yusuf sering membahas hal random yang membuat tertawa sering pula membahas kejadian lalu yang telah terlewat, membicarakan aku yang lahap menyantap toppoki juga saat menyiapkan bunga mawar merah untuk ku kala itu. Tertawa bahagia seolah dunia percaya akan takdir cinta kita berdua, terlebih bulan ini dia sudah berada di rumahnya yang katanya akan gampang menemui ku kapan saja tanpa ada kerjaan.
Maret yang kutunggu, bulan yang dia janjikan untuk menemui ku, ku pastikan yusuf akan menemui kerumah di bulan ini.
"Nu, aku pengen bikin kaos banyak nya 35 orang, untuk kegiatan minggu depan, team jahit kamu bisa membuatkan?".
"Aku obrolin dulu tapi jika kamu menginginkan nya akan aku usaha kan selesai sebelum acara."
"Warna kaos yang bagus nu?"
"Putih saja, biar terlihat elegan terpancar nanti di padu dengan warna abu-abu di bagian motifnya, agar putih nya semakin tertancap dan abu-abu akan terlihat tebal menetap."
Esok hari langsung ku temui team penjahit agar menunda pekerjaan yang lain dalam waktu seminggu di ganti dengan pesanan yusuf. Ku kabarkan pada yusuf team jahit sudah mulai mem proses nya agar ia tau dan tak memikirkan nya.
Selang tiga hari aku terus memantau pekerjaan jahit supaya segera terselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Tepat di hari jumat tiga hari menuju baju akan di kirim ke rumah yusuf, masih ada beberapa baju yang belum terjahit, pak agung bilang kemarin mesin ada yang rusak tapi masih di usahakan akan selesai sekarang paling lambat besok, tak terasa air mataku menetes tak ingin ku beri rasa kecewa kepada yusuf baju itu dia butuhkan, kenapa pak agung tidak memberitahu ku ketika mesin rusak.
"Masyaalloh kenapa bisa gini, aku gak mau yusuf kecewa."
Terus-terusan hati ku bersedih mungkin karna melihat setuasi yang seperti ini membuat pancingan yang terhubung dengan pikiran ku yang sangat acak,aku takut kisahku kelam seperti yang lalu. Rasa sedih terus-terusan larut sampai tak bisa di berhentikan, di penghujung sholat magrib isak tangis masih saja berlanjut ku pegang handphone mengetik chatt untuk maula
"Maula, maaf kan aku ko aku dari sore tadi sampe magrib nangis terus si ini gak bisa di berhentikan."
"Kena nu, ada masalah?"
"Nggak ada ul, tiba-tiba ko gini yah aku minta maaf aja sama kamu, banyak salah dan banyak merepotkan."
"Ko jadi merinding nu, jangan gitu ih."
"Iya maksudnya hidup aku salah gak si seperti ini,yang selalu menunggu orang yang belum tentu milik ku."
"Enggak lah nu, kecuali tiba-tiba ngarep,kan yusuf juga tau."
"Iya, fikiran ku jadi kemana-mana ul, sejak tadi sore di kabarkan pesenan yusuf tidak bisa d selesaikan hari ini, sedangkan tiga hari lagi dia mau pake baju ini, dari kabar itu membuat aku sedih dan berlanjut ke fikiran seperti ini yang aku ungkap barusan."
"Nggak nu gak salah ko, wajar kamu ngarep.Udah gak usah sedih,kan kata nya yusuf mau ke rumah mu santai aja nu."
Ku tunggu isya di tengah sajadah,menenangkn hati agar tak lagi bersedih, ku lihat mushaf ku ambil nya membaca hingga adzan isya, dalam sujud ku pasrah dalam doa ku meminta. Belum saja mukena yang ku pakai di lepas, suara hp panggilan video call dari yusuf, ku angkat dengan masih menggunakan mukena yusuf melihat ku dia tersenyum jelas dia bilang aku cantik. Aku hanya tertawa aku juga bilang baju pesanan nya jangan di kirim, tapi aku meminta dia langsung yang ngambil biar tidak ada estimasi waktu yang lama. Yusuf bilah iya,seolah pasrah.
"Perasaan iya iya aja a,"
"Iya,aku gimana kamu aja.hehe."
"Berarti kamu kesini besok kan?"
"Iya sayang"
Sungguh, panggilan sayang nya dia sangat menyentuh, malam inipun aku cantik katanya.
Esok hari nya. Aku wa yusuf jadi kesini atau tidak namun pesan ku tak ia balas, melihat jam online pun dia hari ini tidak online. mungkin ada hal lain fikirku, tapi aku ingat dengan baju ini dia sangat membutuhkan. Apa aku ke rumah yusuf saja, mungkin ini yang tepat setelah sebelum nya aku belum siap. Tak apa aku kesana, jangan terus-terusan menunggu yusuf yang menjumpa.
Ku ajak maula untuk menemani, aku siap-siap dan menelpon pak agung untuk membereskan pesanan yusuf.
"Ul, malu gak kalo ke rumah yusuf? Mau nganterin pesanan nya itu, dia hari ini tidak aktif biarkan aku saja yang kesana."
"Boleh nu, tak ada salah nya lagian yusuf juga udah minta kamu untuk menemui ibunya kan?"
"Bismillah ul, doain aku semoga tidak ada kata gengsi di hari ini untuk menemui ke rumah nya,demi pesanan yusuf, kalo di kirim pake via cargo gak mungkin bisa nyampe ke hari senin kan ul.sekarang udah sabtu."
"Yaudah aku anter, 15 menit lagi aku kesana siap-siap dulu nu."
"Aku pake baju apa ul, baju karya mu saja nu itukan bagus-bagus"
"Nggak lah ul, aku pake baju lia soraya saja baju yang kemaren aku beli ,biar gak terlalu di sangka promosi baju sendiri terus."
"Ciela beli baju yang harga 3 juta nunu keren. Oke baik, pakelah biar yusuf tau kamu semampu itu beli baju sendiri hahaha."
"Huss, jangan kemana-mana cepetan siap-siap."
Aku menunggu maula sambil dag dig dug apa yang bakal aku ucap setelah masuk ke dalam rumahnya.
Ku telurusi kawasan pandeglang kadu banen hingga masuk area rangkas, ku perhatikan satu-satu apa yang aku lewati dalam hati inilah tempat dimana aku menginginkan. Setiba di halaman rumah yusuf, banyak peralatan fotografer dan semacam nya,ku keterus melangkahkan kaki bertemu dengan seorang fotografi iseng maula tanya
"Untuk persiapan acara apa kang?"
"Ini neng lagi prewed, itu calon pengantin cewek nya udah beres make up, saya tinggal dulu ya neng."
Maula memegang tangan ku dan berucap
"jangan dulu tegang, tanyakan dulu cewek itu siapa, tau aja keponakan nya."
Ku pandangi ulang perempuan itu, senyum nya merekah kebahagiaan nya sangat terpancar, tak lama ada kang santri yang mau arah keluar pintu gerbang aku dan maula menanyakan acara prewed siapa,kang santri menjawab
"acara nya a yusuf"
"Yang mau nikah yusuf sama siapa?
"Iya teh, temen kuliahan nya beliau."
Belum beres kang santri menjelaskan aku sudah ingin lari keluar dari halaman itu, namun nunu memegang keras tangan ku.
"Tunggu nu, harus di bereskan."
Mulutku tak bisa bicara, hanya fikiran yang memastikan ini mimpi atau nyata. Semalam masih bersapa mesra,kemarin memuji bahkan ia masih mempunyai janji. Di saat semuanya belum terselesaikan kenapa kau meninggalkan. Sambaran macam apa tulang di tubuh seolah menghilang,sakit.
Apa yang dia lakukan bukan lagi takdir namun memainkan takdir. Jika sudah punya pilihan kenapa memberi harapan dan terus menghubungi, apa artinya kata sayang semalam yang dia ucap,untuk apa memujiku dengan kalimat cantik. Itu semalam bukan kemarin atau lusa,aku masih hafal gaya membicarakannya masih terdengar jelas apa yang diucap semuanya."Hayu nu kita ke mobil ! Kamu tunggu aku disana! Nanti telpon nabila atau temen yang bisa diajak ngobrol, tunggu aku kembali ke mobil, setelah menemui yusuf."
"Buat apa maula, dengan melihat kejadian tadi semua sudah terselesaikan. Kita tidak butuh alasan Hayu pulang."
"Tidak bisa begitu nu, tunggu di mobil mau nangis juga nggak apa-apa."Saya maula, saya temui yusuf meski tak ingin melihat wajah nya, walau bukan saya yang di sakiti saya ikut merasakan betapa nastapa nya di tipu oleh orang yang di cintai, bukan karna saya temannya nunu, tapi sungguh perlakuan yusuf jauh di luar prilaku manusia pada umumnya. Saya tunggu ia selesai prewedd sesi pertama, saat yusuf tidak lagi di depan kamera saya deketi ia, entah apa yang yusuf rasakan setelah melihat saya maula, teman nya nunu. Sepertinya tak mungkin kaget, karna ini permainan nya, yang berarti dia telah siap apapun yang terjadi.
"Yusuf, apa tujuan mu mendekati nunu yang pada akhirnya memilih orang lain?".
"Nunu orang baik ul,namun mungkin aku lebih baik dengan pilihanku yang sekarang."
"Lantas,apa nunu bukan termasuk pilihan yang sekarang? Bukankah kamu masih berkabar sampe saat inipun? Nunu sudah pasti jelas merelakan mu pergi namun ia tersiksa mati dengan caramu yang benar-benar keji,jika wanita lain menginginkan hati mu, harusnya engkau ambil terlebih dahulu sebagian hati yang telah kau beri kepada nunu. Ibarat kata wanita itu menginginkan edelweiss tak perlu kau memetik sebagian bunga untuk memberikan nya, cukup kau ajak dia untuk melihat nya bersama maka seluruh edelweiss takan mati menyeluruh. Kenapa engkau tidak jelaskan sebelum nya kepada nunu agar rasa nunu tidak hancur lebur,ini permainan macam apa yusuf?
"Aku lagi tidak bisa berfikir maula,yang jelas saya lebih pantas dengan yang selaras, kerjaan ku masih banyak,aku di tunggu calon istriku untuk pemotoan selanjutnya, tidak ada yang perlu aku jelaskan."
Sombong sekali yusuf dengan jawabannya, dia fikir saya pengangguran apa cuma dia yang punya kehidupan.
"Oke baik silahkan, bayar uang baju yang kamu beli."
"Berapa maula?".
"Sepuluh juta."
Yasuf terdiam kebingungan, saya pun sama apa yang saya sebutkan tadi pastinya tidak benar dengan jumlah yang harus di bayar, saya tidak tau permasalahan baju itu. Namun karna jengkel yang saya rasa maka saya sebutkan nominal yang mungkin itu lebih besar dari jumlah asli. Saya pegang uang sepuluh juta itu untuk mengakhiri percakapan.
"Apa yang kau inginkan selama ini yusuf? Nunu sudah mampu menyerasikan kehidupan mu, semua ini karna dunia yang kau ingin kan bukan? jika akhirat satu-satu nya tujuan mu menurutku nunu lebih mampu. Aku terima uang ini, jika lebih dari jumlah yang kamu beli, kamu ikhlas memberikan sisa nya?".
Yusuf mengangguk, dan hanya itu yang aku tunggu dan langsung meninggalkan nya tanpa ucapan pamit.
Segera saya pergi menemui nunu yang sedang menunggu di mobil.
"Nu,baik-baik saja?".
Nunu memeluk sekencang-kencangnya, ia menangis tanpa kata,ku usap punggung nya dan terus menguati dengan kalimat sabar.
" Sabar nu,semakin dalam coba'an semakin berkah kehidupan. Derajatmu setelah ini akan Alloh tinggikan, gak usah bersedih nu mungkin sakitmu akan bertambah jika kamu bersamanya, Alloh memisahkan artinya kamu di selamatkan."
"Aku harus gimana maula mental ku hancur, aku ingin sowan mbah yai sebelum pulang ul, aku ingin menenangkan hati."
"Iya nu kita kesana. Kamu harus banyak bersyukur telah terpisah dengan dia, gak sama sekali pantas kamu terlalu baik untuk dia yang punya hati namun tak berfungsi."
KAMU SEDANG MEMBACA
KUAT
RomanceTentang kemarin, yang menjatuh bangunkan rasa. Tentang kemarin yang tak lagi bermanusia. Aku yang tertatih berpura-pura bahagia. Aku yang masih bisa tersenyum usai menerima kecewa. Aku yang melangkah,meski batin ku berucap lelah. Masih memastikan ru...