Perjalanan rangkas yang tak lagi aku rindu kan beda dengan sebelum nya nama wilayah yang ku impikan seketika punah. Tak terbesit sedikitpun dalam hati akan seperti ini, sungguh tak tau apa motif dia yang seolah niat menyakiti. Ku fokus kan pandangan ke kaca mobil, memejamkan mata seolah suara candaan, ucapan janji sampai ketika dia memuji terngiang dalam telinga terus-terusan berputar dalam fikiran, tanpa jeda dia dengan wanita lain di saat hubungan ini hangat, apa alasan nya ia sampai tega lakukan ini.
"Nu, ini uang mu..uang baju yang tadi kita anter."
"Banyak banget maula, ini lebih."
"Gak apa-apa pegang aja udah."
"Ko bisa gitu,nggk mau nanti kembaliin lagi aja gak butuh ko."
"Gak apa-apa nunu, kamu mau bilang kasian? Kalo buat ngegantiin rugi tentang kejadian tadi yang merusak mental kamu dia gak bakal mampu,udah pegang aja lagian aku tadi gak hafal berapa jumlah nya, tapi ini halal nu aku bilang sama yusuf kalo jumlah nya lebih dia ikhlas apa enggak, dia mengangguk. Yaudah lah sesekali kasih dia pelajaran, kesel bener-bener kesel aku sama dia."
"Maula, apa aku sekalian bilang kepada mbah yai?".
"Tentang kejadian ini nu?"
"Bukan, tentang kemarin seminggu yang lalu mbah yai mengirimkan utusan, perwakilannya beliau kerumah. Mbah yai berpesan akan menjodohkan aku dengan pilihannya, karna kemarin aku punya ikatan dengan yusuf aku belum kasih jawaban, yusuf yang telah dulu masuk aku tak mau mengecewakannya, aku tunda jawaban untuk mbah dengan alasan aku belum bisa menerima karna belum tau lelaki yang beliau jodohkan, masih untung yang ke rumah utusan mbah, jadi aku masih bisa beralasan. Namun tetap saja rasa gak enak ku sama mbah masih tersimpan, semu demi yusuf ."
"Yaudah nu, jangan sebut nama itu lagi, kita mulai untuk melupakan terlalu sakit untuk di ingat, gak apa-apa nyampe sana langsung aja bilang kamu bersedia dengan tawaran nya mbah,untuk itu kamu akan cepat melupakan."Kata melupakan dan mengikhlaskan gampang saja untuk di ungkap namun butuh proses yang memang semua ini hampir membuat ku stres, terbayangan hari ini yusuf yang sedang bahagia bersama wanita tadi, sedih bukan kepayang pase dzolim yang dia lakukan.
Nabila menelpon ku, dia menanyakan kabarku dan memberitahu apa yang baru dirinya tau
"Nu, ko bisa gini ya nu, a yusuf mau nikah sama orang lain." Terdengar tangis isak nabila,apalagi denganku, aku terpaku hanya bisa mendengar apa yang nabila bicarakan, dia juga memberitahu ku bahwa cewek yang sempat dulu nunu curigai adalah calon pengantinnya.
"Cewek yang aku spelekan ternyata itu calon nya aa nu, gak habis fikir aku kira a yusuf gak bakal tergoda oleh modelan yang begitu, yang aku kira ketika aa bersama mu aa akan setia, karna kamu gak pantas menerima semua ini nu. Maafkan aku nu, aku yang mengenalkan kalian berdua, hari itu a yusuf sedang makan di dapur rumah pak kiyai, posisi aku sedang nyuci piring dan beres-beres aa bilang gini, bil ada gak santri yang udah siap diajak nikah abah udah nyuruh aa nikah aja nih, ya aku kira ketika di kenalin sama kamu bener-bener mau serius. Di tambah a yusuf ngerespon sama kamu ngajak ketemu dan sebagainya tapi di luar bayangan semua seolah di bodohi dengan alur nya. Aku masih belum faham juga nu, maaf kan aku ya nu."
Mendengar kata maaf dari nunu, tak enak rasanya jika aku masih saja terdiam
"Aku gak apa-apa bil, ini jawaban dari doa ku yang meminta pada tuhan ingin mendapat suami yang sholeh prilaku yusuf jauh dari itu, daya tipu-tipu tak jauh dengan seorang pembunuh,tipu-tipu juga berarti melakukan double nya dosa karna bukan kepada tuhan saja namun menyangkut manusia. Jika di bandingkan dengan pemabuk berkelas pun yusuf masih jauh lebih hina, pemabuk hanya mengotori dirinya tanpa menyakiti orang lain.
Aku justru bersyukur bil meski sakit aku terus menahan untuk kuat, insyaalloh."
"Kamu gak bakal gimana-gimanakan nu? Kamu kuat?".
"Justru aku hancur oleh prilaku yusuf, namun ini teguran yang harus aku terima, mencintai kepada yang belum halal, memikirkan tentangnya lebih dari mengingat Tuhan, Maksiat ku berat, wajar Alloh beri teguran yang sangat dahsyat, yang perlu aku lakukan saat ini memperbanyak sholat tobat dan menyadari kesalahan tanpa kembali melakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUAT
RomanceTentang kemarin, yang menjatuh bangunkan rasa. Tentang kemarin yang tak lagi bermanusia. Aku yang tertatih berpura-pura bahagia. Aku yang masih bisa tersenyum usai menerima kecewa. Aku yang melangkah,meski batin ku berucap lelah. Masih memastikan ru...