Chapter 12 : Hah

44.2K 2.6K 92
                                    

"Ngapain dia disitu kayak gembel?"

"Engga tahu."

"Kasian yah, kalau engga ada teman-temannya ternyata dia bukan apa-apa."

Ancia terdiam.

Dia mematung di tempatnya.

Ancia sangat kenal dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Rheon saat ini.

Kekecewaan.

Sepertinya dia masih tidak bisa memaafkan teman-temannya.

Ancia mengacuhkannya.

Dia naik ke atas motornya.

Terdiam.

Argh!

Jadi orang engga enakan itu menyebalkan!

Ancia turun dari motornya, dia membuka bagasi motor dan mengambil obat-obatan yang biasanya selalu Mamanya suruh bawa, Ancia mendekati Rheon dan memberikan plastik itu padanya.

Rheon mendongak.

"Apaan loh? Sok-sokan kasian sama gue."

Ketus laki-laki itu.

Ancia terdiam.

"Obat kak."

"Engga butuh, pergi lo sana." ketus Rheon, dia benar-benar tidak dalam mood yang bagus. "Karena lo nih, karena lo hidup gue jadi kayak gini."

"Lah gue ngapain kak?" tanya Ancia.

"Pikir lah sendiri, bego."

Kesal, Ancia melemparkan plastik itu ke hadapan Rheon dan segera pergi.

"Cewek bangsat! Gue engga perlu!"

Ancia menulikan telinganya dan berjalan menuju motornya. Salahnya, sok-sokan mengikuti kata hati nuraninya, yang memberikan niatnya baik, eh yang nerima niatnya bangsat.

"Mau kemana lo?"

Rheon berdiri di depan motornya.

"Pulang."

Rheon berdecak kesal. "Terus lo cuma ngasih ini sama gue?" Dia menjinjing plastik obat Ancia.

Ancia mengangguk.

"Gue engga tahu cara pakainya!" seru Rheon.

"Cek kak Google aja kak."

"Engga mau."

"Chat cewek kakak."

"Engga ada."

"Minta tolong teman."

"Kayak bangsat semua."

Rheon merunduk sedih. "Sialan, teman gue kayak gitu, cewek gue engga ada, adik kelas juga engga mau dekat-dekat gue, hahaha bangsat."

Ancia menghidupkan mesin motornya.

"Lo...." Rheon menatapnya tidak percaya.

"Gue mau pulang kak, minta tolong orang lain aja maaf yah." Ancia siap-siap ngegas.

Rheon menahan, dia merentangkan tangannya di hadapan motor Ancia.

"Obatin gue dulu, baru boleh pergi."

Ancia terdiam. "Gue langgar yah?"

"Coba aja kalau berani." Dia menyeringai.

Ancia menghela nafas, dia mematikan mesin motornya. "Ngobatin aja kan?"

"Temanin makan boleh gak?"

"Gak." Anica suka makanan tapi kalau makan sama orang dihadapannya ini big no.

Trap (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang