Chapter 18 : Deg

38.5K 2.4K 59
                                    

Ancia menahan dada Rheon dengan kedua tangannya, gadis itu bernafas dari mulut agar tidak mencium aroma parfum laki-laki di hadapannya ini, jantung keduanya berdebar kencang dan kedua belah pihak bisa merasakan satu sama lain, benar-benar posisi yang pas untuk melakukan hal mesum.

Sialan.

Kenapa jadi seperti ini?!

Ancia kan tidak melakukan apapun, hanya diam.

Kenapa semua masalah datang padanya tanpa sedikitpun memberikan Ancia jeda untuk bernafas.

Jantung Rheon deg-degan.

Bukan karena cinta, tapi karena dada gadis itu yang hampir menyentuh dadanya.

Astaga, bisa gak sih engga usah ditahan, biarin aja mereka sentuhan.

Ugh, gawat.

Sebaiknya polisi itu segera pergi dari sini.

Jika tidak.

Rheon takut akan kehilangan tali kesabarannya.

"Mereka kabur?"

"Sepertinya."

"Anak-anak jaman sekarang engga ada takutnya."

"Keliling dan cari sekali lagi."

Suara langkah kaki terdengar menjauh.

Keduanya menghela nafas.

"Keluar kak, gue sesak." ketus Ancia.

"Oh yah." Rheon segera keluar terlebih dahulu, dia menendang banner itu dan menarik nafas dalam-dalam setelah keluar dari sela antar dua toko itu.

Ancia keluar setelahnya, bertepatan dengan ponselnya yang berdering.

"Kamu dimana? Papa cuma lihat motor kamu disini?"

"Ancia beli minum bentar Pa, Ancia kesana, tunggu."

Ancia memutuskan sambungan teleponnya.

"Gue pulang yah kak, tolong kalau kita ketemu dijalan cuekin gue aja."

Ancia benar-benar kesal dengan laki-laki itu malam ini, dia membuat Ancia hampir terjebak dalam masalah.

"Lo kok anti banget sih sama gue? Waktu itu juga kalau aja lo diam dan nikmati ciuman gue."

Mata Ancia berubah tajam, dia menatap Rheon penuh kebencian. "Engga semua cewek suka diperlakukan seenaknya kak."

"Seenaknya?" Rheon tertawa. "Apa susahnya sih dinikmati, gue ganteng, wangi, seksi, kaya, apa kurangnya gue sampai lo nolak ciuman dari gue malam itu."

Ancia kehilangan kata-katanya.

Dia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran laki-laki itu.

Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada, menatap kakak kelasnya itu datar. "Bagi kakak cewek itu apa?"

Rheon berpikir sejenak. "Alat kesenangan?" Benar kan. "Mereka mudah dikendalikan, selama ada uang, semua cewek bisa diikat."

Itulah kenyataan jaman sekarang.

Bahkan di internet beredar konten-konten yang memperlihatkan seberapa cintanya perempuan dengan uang, sampai mereka membuang hati dan pikirannya hanya untuk benda kertas iu.

Sampai mereka mau jadi simpanan orang kaya.

Sampai mereka mau menjadi istri kedua atau ketiga.

Sampai mereka mau menjadi budak untuk seorang pria.

Sampai mereka mau menjual dirinya hanya untuk uang.

Uang, uang, uang, dan uang.

Di dunia ini uang adalah penguasa.

Trap (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang