Chapter 41 : Hi

32.4K 2.2K 200
                                    

Ancia dibawa masuk oleh Rheon ke ruang makan di rumahnya. Mereka mengikuti Papa laki-laki itu, Mama Rheon pergi entah kemana, ketika Papa Rheon mengajaknya untuk makan malam bersama dia langsung menolak dengan alasan akan makan bersama temannya di luar.

"Eh, lo ngapain disini?!" Rheon mendumel pada seorang laki-laki yang duduk di meja makan.

Dia menggunakan kacamata hitam dengan baju serba hitam, kaos hitam, jaket kulit, celana jeans hitam, sepatu boots khusus cowok warna hitam, telinga bertindik, kalung gambar tengkorak, dengan ikat kepala garis-garis putih warna hitam.

Dahi Ancia mengkerut.

Itu style tahun kapan?

"Hi, gadis cantik disebelah sana..."

Ancia menunjuk dirinya.

"Iya, kamu, siapa namamu?"

"Ancia." jawab Ancia.

"Oh! Kakak ipar!"

"Sejak kapan dia jadi kakak ipar lo?!" seru Rheon.

Adik Rheon bangkit dari kursinya, dia mendekati Ancia dan meraih tangannya. "Wahai kakak ipar, jika kakak ku yang brengsek ini putus dengan anda, lari kepada saya, saya..."

"Doraemon."

"Remon, gue Remon! Enak aja Doraemon! Nama keren-keren, laki-laki, kok diganti!" seru Remon tidak terima.

Remon adalah adik laki-laki Rheon yang berusia 13 tahun, dia cukup tinggi untuk anak laki-laki berusia 13 tahun, dia lebih tinggi dari Ancia, Ancia kalah tinggi sama anak kelas 1 SMP.

Hiks.

"Gue suka kok kak sama yang lebih tua..." Dia membuka kacamata hitamnya dan menaik turunkan alisnya. "Semoga kakak juga suka berondong yah, tenang aja kak gue setia kayak buaya, buaya itu hewan paling setia, engga kayak kucing disebelah sana yang playboy." Dia menunjuk Rheon.

Ancia mengangguk kecil. "Oke."

"Woi!" Rheon langsung memisahkan keduanya. "Lo anak SMP belajar dulu baik-baik, jangan pacaran, uang jajan lo aja masih dari Papa!"

"Suka-suka gue dong lo mau apa, freak lo! Kak Ancia, kak Ancia, kakak tahu gak sih, cuma kakak cewek yang dibawa Rheon ke rumah, tapi karena si Rheon ini kayak kampret, kakak lari aja ke aku gak apa-apa, kita trial."

"Gak boleh! Pergi lo sana! Pergi!" Rheon mendorong punggung adiknya itu untuk segera menjauh.

"Argh! Gue mau makan juga! Pa! Helep! Si Rheon engga ngizinin Remon makan!" Dia berseru keras.

Ancia hanya diam, menatap perkelahian kedua saudara itu.

Jujur dia bingung mau apa disini.

"Rheon, Remon, diam dan duduklah."

"Lo berdua engga malu apa, ada cewek disini."

Ada dua orang lagi yang datang, Papa Rheon dengan seseorang yang Ancia tidak tahu siapa.

Pria itu tiba-tiba mendekati Ancia, dia mengambil tangan Ancia dan mengecupnya. "Gue Ronan, kalau kedua adik gue nyakitin lo, datang aja ke gue, gue suka cewek yang lebih muda." Dia mengedipkan sebelah matanya pada Ancia.

Ancia mengangguk. "Oke kak."

"Ancia bangsat! Semuanya aja lo oke in!" Rheon memisahkan keduanya, dia menarik Ancia untuk menjauh dari kedua saudaranya.

"Idih, idih, idih, tadi katanya dia bukan calon kakak ipar gue." ujar Remon dengan paha ayam goreng di tangannya.

"Remon, makan malamnya sama-sama."

Trap (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang