Chapter 36 : Trap

32.3K 2.2K 187
                                    

Sejak kapan mereka tahu?

Sejak saat dimana Rheon dan teman-temannya menghajar kakak kelas yang menyebarkan berita tentang mereka yang menghamili anak orang.

Kenapa mereka bisa tahu?

Karena waktu itu mereka tidak sengaja lewat dan melihat kejadian itu di depan mata mereka sendiri, Ancia dan Erina mendengarkan semua rencana kejam yang akan dilakukan Rheon untuk membalaskan rasa kesalnya.

Rheon itu kejam dan pendendam.

Semua gosip itu ternyata benar.

"Oke, Ancia... hukuman apa yang cocok buat lo yah?"

Sejak Ancia mendengar kalimat itu keluar dari bibir Rheon, kemarahan menguasai diri Ancia.

Dia kesal.

Emang lo siapa?

Lo siapa?

Lo siapa berani-beraninya hukum gue yang engga ngelakuin apa-apa?

Rheon hanya manusia biasa yang tidak memiliki hubungan dengannya, berani-beraninya dia ingin menganggu kehidupan sekolah Ancia.

Kasarnya.

Lo ada hak apa untuk hukum gue?

Lo saudara gue? Bukan.

Lo emak gue? Bukan.

Lo bokap gue? Bukan.

Lo sahabat gue? Bukan.

Lo orang asing? Yah benar.

Orang asing yang tiba-tiba muncul dan mencari gara-gara dengannya.

Orang terdekat Ancia saja tidak pernah menghukumnya dengan cara kejam seperti ini, mempermainkan perasaan seseorang itu bukan lah hal yang baik, perasan bukan sesuatu yang bisa diacak-acak seperti rambut.

Hati adalah hal yang penting.

Ketika itu retak, jangan harap kembali utuh.

Rheon harus tahu itu.

Dia harus merasakannya sendiri.

Bagaimana jika perasannya dipermainkan.

Ancia membuat rencana dengan Erina.

"Ayo balas mereka."

"Gimana? Gue engga kepikiran rencana bagus." ujar Erina.

Gampang.

Meskipun harus berpura-pura dan penuh kebohongan.

Ancia membiarkan Rheon mendekatinya, melakukan semua hal yang dia inginkan, menuruti alur dan permainannya, mulutnya mungkin tersenyum, tapi hatinya memaki setiap kali melihat wajah laki-laki itu.

Akting Rheon sangat luar biasa, membuat Ancia hampir percaya, gila mungkin Rheon cocok menjadi seorang aktor, dia sangat hebat memanipulasi perasaan orang.

Erina sebenernya ragu dengan rencana ini karena dia harus berpura-pura marah pada Ancia dan masuk ke lingkungan pertemanan Stellan.

"Santai, gue engga mudah terluka."

Panggung sandiwara keduanya sudah dimulai sejak awal.

Mereka pura-pura berkelahi sesuai dengan rencana yang dibuat Rheon.

Mereka pura-pura menyukai, sesuai dengan keinginan Rheon dimana Erina menyukai Stellan dan Ancia yang menyukai Rheon.

Mereka berpura-pura malu, sedih, tertawa, kesal, sembari menutupi perasaan yang sebenarnya dalam hati, yah meskipun tamparan yang Erina berikan cukup sakit tapi semua terbalaskan karena gadis itu langsung mentraktir Ancia makan All you can eat sepuasnya.

Trap (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang