Chapter 25 : Hih

30.4K 2K 61
                                    

Ancia menghela nafas panjang sesampainya di kelas, dia duduk dan termenung sejenak mengingat kejadian kemarin.


"Erina mana Ancia?" tanya Lila ketika tidak melihat gadis itu datang bersama Ancia.

"Oh yah itu...." Ancia bingung harus berkata apa. "Nanti juga datang kok."

"Erina! Lo kok bisa datang sama kak Stellan?!"

Nah itu jawabannya.

Erina tertawa kecil mendengar pertanyaan teman sekelasnya itu, dia menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Hm, gue pacaran sama kak Stellan."

Reaksi semua cewek dikelas langsung heboh, mereka mengerumuni Erina dan mengintrogasi gadis itu dengan berbagai macam pertanyaan, Erina hanya tertawa mendengarnya, dia melirik Ancia, meminta tolong, sayang Ancia tidak tahu harus apa jadi dia hanya duduk di bangkunya dalam diam.

Yah sejak kemarin malam pulang dari Mall, Erina dan Stellan pancaran, kenapa? Karena laki-laki itu menembaknya dan jadi deh, mulus sekali perjalanan cinta orang-orang.

"Keren banget lo bisa ngebet kak Stellan, tapi dia playboy loh, kuat?"

Erina mengangguk. "Yah kalau apa tinggal diputusin." Gampang kok.

Lagian Erina tidak suka-suka amat pada Stellan, hanya sekedar suka yah wajar-wajar aja.

"Jangan lupain kita yah Rin."

"Lah? Kenapa mikir gitu?" tanya Erina.

Ancia mengangguk setuju, jangan lupakan dirinya juga Erina.

Lebih dari siapapun, Ancia yang paling membutuhkan Erina.

"Ancia...."

"Iya?" Ancia sedikit terkejut karena Lean tiba-tiba menghampirinya, sungguh pemandangan langka, biasanya laki-laki itu hanya tertidur dan terbangun jika pulang sekolah atau jam pelajaran.

"Gue mau latihan naskah."

Ah, yah part Lean sama Ancia di drama ada sih meskipun sedikit.

"Oke, ayo keluar kelas." Keduanya segera meninggalkan kelas yang masih heboh dengan berita Erina.

Ancia dan Lean berdiri di depan kelas, mereka saling berhadapan sembari melemparkan dialog satu sama lain, karena sifat Lean dan Hector itu mirip, laki-laki itu tidak perlu melakukan akting dan bertingkah seperti biasanya saja.

"Oh yah lo udah paham belum sama sejarah VOC?" tanya Ancia, itu adalah materi kelompok Sejarah mereka kemarin.

Lean mengangguk kecil. "Hm, thanks."

Ancia tertawa. "Sama-sama, kalau engga paham tanya gue aja, nanti gue jelasin, Minggu depan kan kita maju."

"Oke." Lean mengangguk. "Ini adegan matinya....gimana?" tanya Lean, dia menunjuk akhir naskah dialog.

"Itu nanti lo ditusuk pedang gitu, jatuh miring, kayak mau tidur." jelas Ancia.

Lean manggut-manggut. "Setelahnya.... selesai?"

"Iya, selesai ceritanya cuma gitu aja."

"Oh." Lean mengangguk mengerti, dia menguap kecil, sepertinya ngantuk dan Lean tidak bisa dipisahkan.

"Lo begadang yah tiap malam?"

Lean terdiam sejenak sebelum mengangguk. "Iya."

"Ngapain?" Ancia penasaran apa yang dilakukan anak sekolah ketika begadang.

"Main game." jawab Lean.

"Game?"

Lean mengangguk. "Gue streaming game di Twitch."

Trap (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang