•
•
•
•
•Suasana heboh mewarnai area sekolah saat terdengar deru mobil memasuki halaman. Semua mata memandang ke arah mobil mewah yang tak pernah mereka lihat sebelumnya di sana.
Blaze menatap para murid yang memperhatikan mobilnya dengan ekspresi datar. Ia tidak suka jadi pusat perhatian seperti ini.
Jegar keluar terlebih dahulu, memicu sorak-sorai mengisi udara dari murid-murid yang berhamburan di halaman ketika melihat nya keluar dari mobil.
"KYAAA, JEGAR GANTENG BANGET!"
"Jadi itu Jegar, ya? Gue kira murid baru yang jadi perbincangan itu."
"JEGAR MAKIN GANTENG AJA, BTW 08?"
"Eh, tapi tumben banget Jegar naik mobil? Biasanya kan motor terus."
"Iya juga, nih."
"Ya udahlah, yang penting... AAAAA, JEGAR GANTENG!"
Jegar hanya menghiraukan teriakan histeris para murid dan berdiri di samping mobil, menunggu Blaze keluar. Ia sudah terbiasa dengan reaksi seperti ini.
Klek
Pintu mobil terbuka tiba-tiba, mengeluarkan seorang pemuda tampan-Blaze. Suasana hening, tak seorang pun bisa melepaskan pandangan dari sosok yang baru saja keluar dari mobil.
Blaze bingung dengan situasi tiba-tiba ini. Ia menatap Jegar dengan alis terangkat, mendapat gedikan bahu tak tahu dari adiknya.
BRAK
Suara jatuh membuyarkan keheningan, membuat semua murid tersadar. Teriakan histeris pun meledak kembali memenuhi udara.
"ARGHHHHH GILA WOY, CAKEP BANGET!"
"APA INI MASIH MANUSIA, CAKEP BANGET ANJIR!"
"PACAR KU ITU. Sayang, kamu mau jemput aku ya?"
"Idih, najis."
"WOY BADANNYA BESAR, PASTI ITUNYA JUGA BESAR."
"Anjir, lu mesum."
"Sabilah jadi uke nya."
"MAS BUTUH UKE GA?"
"NJIRRR."
"Eh dia, ga sih, murid baru nya?"
"Kayanya iya."
"Kok sama Jegar ya? Ada hubungan apa murid baru itu sama Jegar?"
"Kamu nanya."
"Gue serius, anjir."
"Ya ndak tau kok tanya saya."
Blaze hanya menatap datar pada keramaian tersebut. Menurutnya, ini sangat berlebihan. Terlebih ada seorang murid yang pingsan, ia tak tahu kenapa. Blaze tak tahan menjadi pusat perhatian seperti ini. Ia ingin segera pergi, telinganya terasa sakit dengan semua teriakan itu.
Sementara itu, Naka masih di dalam mobil. Ia mengintip keluar jendela, melihat para murid masih berteriak histeris karena Blaze dan Jegar. Ia ingin keluar, tapi terlalu takut. Takut akan mempermalukan mereka.
Blaze mengetuk jendela mobil saat tak melihat Naka keluar. Naka terkejut, Ia menatap Blaze, kemudian ia menghela nafas nya dengan perlahan. Dengan mantap, Naka keluar perlahan lahan dari mobil sembari menunduk, tak berani melihat reaksi para murid yang kini tengah menatap sepenuhnya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLAZE (BL)
Teen FictionCerita dimulai dari seorang pemuda yang tak terduga terjebak dalam dunia yang sebelumnya hanya ia nikmati dalam halaman-halaman kata-kata. Takdir telah mempersembahkan padanya perjalanan luar biasa, mengangkatnya keluar dari batasan dunianya dan men...