•
•
•
•
•"Ayo, Abang antar kalian berdua terlebih dahulu," ujar Blaze kepada Jegar dan Naka.
Mereka semua berkumpul di parkiran, bersiap-siap untuk pulang. Sedangkan teman-teman Jegar menunggu di parkiran motor.
Blaze telah berjanji untuk mengantarkan Keenan pulang ke rumahnya. Ia ingin mengantarkan mereka berdua terlebih dahulu sebelum mengantar Keenan.
"Jegar mau pergi dulu bareng teman-teman, Abang. Kita mau ngumpul sebentar," jawab Jegar.
Blaze hanya mengangguk sebagai respons sambil tersenyum kepada Jegar, kemudian ia beralih memandang Naka.
Naka merasa ragu. Ia merasa tidak enak meminta Abangnya untuk mengantarkannya, apalagi Abangnya memiliki urusan lain. Dia tidak ingin merepotkan Blaze.
"Aku... aku bisa pulang sendiri, Abang," ucapnya dengan suara kecil.
Blaze memahami perasaan Naka, ia mengerti bahwa Naka tidak ingin merepotkannya, terlebih lagi dengan perubahan nya yang tiba-tiba terjadi. Pasti Naka masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
"Tidak. Abang pastikan kamu pulang dengan selamat," ucap Blaze tiba-tiba dengan tegas.
Blaze kemudian mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Beberapa menit kemudian, seorang pemuda dengan seragam SMP tiba dengan motor besar.
"Bang, ada apa?" tanya pemuda itu dengan hormat.
Blaze memberikan instruksi padanya, "Tolong antarkan adikku pulang, pastikan dia sampai dengan selamat." ujarnya sembari menunjuk Naka yang berada di samping nya.
Pemuda itu menatap Naka, yang masih tampak ragu. "Ayo, kak. Aku akan mengantarmu," ajaknya dengan ramah.
Awalnya, Naka menolak dengan lembut, tetapi karena paksaan dari Blaze, ia akhirnya mengangguk dan naik di belakang pemuda itu.
Saat Naka dan pemuda itu pergi, Blaze melihat mereka dengan senyuman puas. Dia yakin bahwa Naka akan aman bersama Arion. Ia mengamatinya hingga mereka menghilang dari pandangannya. Kemudian, Blaze berpaling ke teman-temannya yang juga menatapnya.
Sementara itu, Jegar dan teman-temannya yang telah menunggu di parkiran motor memandang kepergian Naka dengan penuh kebingungan. Mereka seperti pernah melihat pemuda SMP itu, tetapi tidak yakin di mana.
"Mau ikut gua sama Keenan?" tanya Blaze kepada Sky dan Elio yang sejak tadi diam.
"Gak, gua mau langsung pulang," jawab Sky cepat, nadanya terdengar sedikit ketus.
Blaze memandang Sky yang terlihat enggan menatapnya. Entah apa yang membuat Sky seperti ini. Mungkin Sky sedang dalam mood buruk.
Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah Sky cemburu karena Blaze selalu banyak waktu bersama Keenan, apalagi mereka berdua menghabiskan waktu berdua saat Sky dan Elio sudah pulang dari apartemennya. Itu semakin membuat Sky iri.
"Aku pulang bareng Sky aja, Ze. Aku juga ada janji sama sepupu setelah pulang sekolah," ujar Elio.
Blaze mengangguk. "Oke, kalau gitu gua sama Keenan pergi dulu."
Elio hanya mengangguk sebagai respons, sementara Sky pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada mereka. Lalu Elio menyusul Sky yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam mobil.
Setelah mobil yang ditumpangi oleh Sky dan Elio pergi, Blaze dan Keenan menuju mobil mereka. Namun, sebelum masuk mobil, ia berpamitan kepada Jegar, adiknya yang masih berada di sana. Setelah itu, Blaze dan Keenan bergegas meninggalkan halaman sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLAZE (BL)
Fiksi RemajaCerita dimulai dari seorang pemuda yang tak terduga terjebak dalam dunia yang sebelumnya hanya ia nikmati dalam halaman-halaman kata-kata. Takdir telah mempersembahkan padanya perjalanan luar biasa, mengangkatnya keluar dari batasan dunianya dan men...