•
•
•
•
•"Ntar malam jadi gak?" tanya Haekhal pada teman-temannya. Mereka sekarang berada di rooftop, membolos karena bosan dengan pelajaran fisika.
"Jadi. Nanti siapa yang turun?" tanya Jegar balik.
"Gue aja," Mereka semua beralih menatap Astra yang kini tengah asik bermain game di ponselnya.
"Lo yakin, As?" tanya Faldo, memastikan.
Astra menghentikan permainannya, lalu menatap temannya yang mengamati dirinya dengan tatapan keraguan.
"Yakin. Anggota Vortex malam ini turun juga kan? Siapa tahu ketuanya yang ikut."
Sekarang sudah hari sabtu, dan malam ini akan ada pertandingan balapan di arena. Mereka berlima tentu saja tidak ingin melewatkan momen ini.
"Oke, fix. Lo yang turun." Astra hanya mengangguk merespon ucapan Bevan.
Tak lama setelah itu, bel istirahat berbunyi, memberi tahu mereka bahwa saatnya istirahat. Mereka berempat segera meninggalkan rooftop dan menuju kantin bersama.
Mereka berjalan bersama di koridor menuju kantin sambil tertawa akibat lelucon yang dilontarkan oleh Haekhal. Asik bercanda, Astra tidak menyadari ada orang yang berjalan dengan langkah terburu-buru ke arahnya.
BRUK!
"Anjir," ucap Astra spontan ketika pantatnya mengenai lantai akibat bertabrakan dengan seseorang. Ia segera mendongak dan melihat seorang pemuda tinggi berdiri di depannya.
Pemuda itu segera membantu Astra untuk berdiri. "Maaf, maaf. Gue gak sengaja. Gue lagi buru-buru. Maaf ya."
"Gapapa," balas Astra dengan singkat.
"Gua pergi dulu ya, maaf yang tadi." Setelah mengatakan itu, pemuda itu pergi begitu saja dengan langkah terburu-buru.
Astra menatap punggung pemuda itu dengan tatapan heran. Seragam yang dikenakan pemuda itu bukan seragam sekolah ini, itu berarti pemuda itu adalah murid baru di sini.
Tak ambil pusing, Astra kembali melangkah menuju kantin bersama teman-temannya.
𝆗 ⌺ 𝆗
Enghh
Blaze melilitkan lidahnya dengan lidah milik Sky. Mereka sekarang tengah berciuman ditoilet dengan Sky yang berada di pangkuannya.
Tangan Blaze bergerak menjelajahi tubuh Sky dengan sensual, membuat pakaiannya berantakan dan kusut.
"Emhh udah," kata Sky disela-sela ciuman nya.
Blaze menghentikan ciumannya dan menatap Sky, lalu ia mengusap bibir Sky yang masih ada Saliva entah milik siapa. Keduanya terdiam dan saling memandang.
Plak!
Blaze menampar pantat Sky yang masih berlapis celana, lalu ia meremasnya kuat.
"Masih di sekolah."
"Jadi kalau dirumah bisa?"
"Ish, ayo ke kantin, aku lapar," ucap Sky mengalihkan topik. Blaze terkekeh menatap Sky yang terlihat malu-malu.
"Iya, princess,"
"Aku cowok!"
"Iya, sayang. Turun atau aku gendong ke kantin?" tanya Blaze sambil melirik Sky dengan tatapan menggoda.
Sky dengan cepat berdiri dari pangkuan Blaze dan bergegas keluar dari toilet. Blaze hanya terkekeh kecil melihat Sky yang sedang salah tingkah.
Mereka berdua berjalan bersama-sama ke kantin, saling bergandengan tangan. Murid-murid yang melewati mereka menatap keduanya dengan berbagai tatapan, tetapi mereka tak memperdulikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLAZE (BL)
Teen FictionCerita dimulai dari seorang pemuda yang tak terduga terjebak dalam dunia yang sebelumnya hanya ia nikmati dalam halaman-halaman kata-kata. Takdir telah mempersembahkan padanya perjalanan luar biasa, mengangkatnya keluar dari batasan dunianya dan men...