•
•
•
•
•Blaze membawa pemuda itu ke apartemennya dengan penuh kehati-hatian. Pemuda itu tiba-tiba pingsan setelah Blaze membuka matanya, sehingga ia memutuskan untuk membawanya ke apartemen pribadinya. Blaze meminjam mobil dari salah satu anggota Vortex untuk membawa pemuda ini, sementara motornya diurus oleh mereka. Sesampainya di apartemen, ia meletakkan pemuda itu di tempat tidur dengan lembut.
Apartemen ini adalah tempat pribadinya Blaze, yang tak diketahui oleh siapapun. Ini adalah tempat di mana ia mencari ketenangan dan privasi dari dunia luar.
Blaze menatap wajah pemuda itu dengan penuh pertanyaan. Kenapa wajah pemuda ini sama seperti Sean? Apa yang membuatnya sampai berada di jalanan tengah malam seperti itu? Apakah ada bahaya yang mengintainya? Semua pertanyaan itu menghantui Blaze, tetapi saat ini, yang terpenting adalah memastikan pemuda itu baik-baik saja.
Pemuda itu terlihat lemah, tubuhnya hampir tak bergerak. Blaze merasa perlu memeriksanya lebih lanjut. Ia mencari tanda-tanda luka atau cedera, dan mencoba mencari tahu penyebab pingsan pemuda itu.
Namun, Blaze tidak menemukan apa pun yang mencurigakan. Tubuh pemuda itu terasa dingin, mungkin akibat dari terlalu lama berjalan di udara malam yang sejuk. Blaze segera mengambil selimut dari lemari dan menutupi tubuh pemuda itu dengan lembut.
Sekarang, Blaze duduk di sisi tempat tidur, memperhatikan dengan cermat setiap napas pemuda itu. Ia berusaha tenang, mencoba untuk tidak membiarkan kekhawatirannya melonjak. Blaze tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ia bertekad untuk membantu pemuda itu pulih.
Waktu berlalu dengan lambat. Setiap detik terasa seperti jam bagi Blaze. Ia terus memantau keadaan pemuda itu, berharap agar ia segera sadar.
Akhirnya, setelah waktu yang panjang penuh ketegangan, Blaze mendengar sesuatu. Pemuda itu mulai menggerakkan tubuhnya, tanda bahwa kesadarannya mulai kembali. Blaze mengamati dengan hati-hati, siap membantu jika diperlukan.
Pemuda itu membuka matanya perlahan, tatapannya memandang sekeliling dengan kebingungan. Blaze tersenyum lega melihatnya sadar. "Hei, lo baik-baik aja kan?" ucap Blaze dengan lembut.
Pemuda itu terlihat kaget melihat Blaze di dekatnya. "Di mana... di mana aku?" gumamnya dengan suara lemah.
"Lo ada di apartemen gua. lo tiba tiba pingsan tadi, jadi gua bawa kesini. Jangan khawatir, lo aman sekarang." jelas Blaze dengan lembut.
Pemuda itu masih terlihat bingung, tetapi ekspresinya mulai sedikit lebih tenang. "Terima kasih... aku... aku tidak tahu apa yang terjadi," ucapnya pelan.
Blaze mengangguk paham. "Sekarang lo butuh istirahat. Gua di sini kalau lo butuh sesuatu."
Pemuda itu mengangguk lemah dan memejamkan matanya kembali. Setelah memastikan pemuda itu sudah terlelap kembali, Blaze berjalan menuju sofa yang berada di kamar. Dia akan tidur di sana malam ini. Entah kenapa ia tidak rela meninggalkan pemuda ini sendirian. Mungkin karena wajahnya mirip dengannya? Ia tidak tahu apa yang membawa pemuda itu ke jalanan, tetapi satu hal yang pasti, Blaze tidak akan membiarkannya sendirian.
Ngomong ngomong tentang cerita dalam Novel, mungkin sudah terlambat menceritakan ini, tetapi author memang sengaja baru memberitahu sekarang.
Cerita ini dimulai dengan Theodore Sadipta, protagonis lelaki pertama di Novel 'STAY'. Theo adalah seorang pria yang pindah ke sekolah Denovan untuk bisa dekat dengan teman kecilnya, Lingga Abriella, yang juga bersekolah di sana. Namun, Lingga hanya menganggap Theo sebagai teman biasa tanpa memiliki perasaan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLAZE (BL)
Teen FictionCerita dimulai dari seorang pemuda yang tak terduga terjebak dalam dunia yang sebelumnya hanya ia nikmati dalam halaman-halaman kata-kata. Takdir telah mempersembahkan padanya perjalanan luar biasa, mengangkatnya keluar dari batasan dunianya dan men...