Alarm berbunyi sejak setengah jam yang lalu menunjukkan pukul enam. Hana yang kebiasaan menyetel alarm tapi tak kunjung bangun seketika teringat kalau sekarang situasinya berbeda. Ia langsung bangkit setelah mematikan benda berbentuk persegi itu.
Ia melihat sekeliling kamarnya, tapi tak menemukan Aryan. Apa anak itu joging?
Hana kemudian keluar kamar dan menuruni tangga, hal pertama yang ia dapatkan adalah aroma khas nasi goreng seperti yang dibuat oleh mamanya. Ia segera menuju dapur dan kaget saat melihat punggung lebar Aryan yang tengah sibuk di sana.
"Aryan?"
Cowok itu berbalik dan sedikit kaget dengan kehadiran Hana.
"Oh, kak Hana udah bangun?"
"Kamu ngapain?"
"Lagi masak nasi goreng," jawabnya sambil tersenyum.
"Tapi itu, kan...."
Ucapan Hana terpotong kala Aryan malah membawanya duduk di depan meja makan.
"Nasi gorengnya sebentar lagi selesai, kakak cobain ya," ucapnya lalu berbalik sembari sibuk mengambil piring.
Mungkin ia memang belum mengenal Aryan. Yah, bertemu saja baru beberapa kali sebelum menikah. Tapi kebiasaan Aryan yang sangat jarang ditemui oleh laki-laki normal kebanyakan membuat ia cukup kaget.
Hana yang seharusnya membuatkan sarapan malah tergantikan oleh suaminya sendiri.
"Aku coba resep nasi goreng baru. Kak Hana orang pertama yang cobain ya."
Sepiring nasi goreng spesial sudah terhidang di hadapan Hana, masih dengan asap yang mengepul.
"Yan, kok kamu bikin sarapan?"
"Udah kebiasaan bikin sarapan buat Dara, soalnya Ibu gak sempat karna mau buka toko," jawabnya.
Hana mengangguk baru mengerti. Ada rasa kagum melihat tanggung jawab Aryan sebagai seorang kakak dan anak. Hana pun baru tahu kalau Aryan dari kecil memang belum ketemu ayahnya, jadinya ia yang menggantikan posisi ayah untuk adiknya.
"Enak gak kak?" Aryan menatap Hana meminta tanggapan akan masakannya.
Sambil mengunyah Hana memberikan jempolnya.
"Enak banget, Yan."
Dengan begitu saja Aryan sudah tersenyum senang hingga lesung pipinya kembali terlihat.
"Eh, kamu gak sekolah?"
"Nih, mau siap-siap. Aku mandi dulu ya, Kak," ucapnya sebelum naik ke kamar.
Hana hanya tersenyum dengan kehidupan barunya sekarang yang penuh akan kejutan.
***
Aryan memarkirkan motornya bersamaan dengan bel masuk berbunyi. Untung ia belum terlambat. Lalu setengah berlari ia menuju kelas 12 MIPA 1 yang berada di ujung koridor.
Seperti biasa kelas selalu ramai sebelum datangnya guru. Kemunculan Aryan di sambut heboh oleh Satria dkk.
"Wah, pak ketos kita datang!" teriaknya membahana yang akhirnya membuat seluruh teman kelasnya menatap ke arah Aryan.
Karena sudah terlalu biasa, Aryan bejalan begitu saja menuju bangkunya.
"Kemarin kemana bro gak sekolah, lo sakit?" Tian yang kursinya tepat di depan Aryan bertanya kepo.
Aryan memang tidak memberitahu semua teman-temannya akan pernikahannya kecuali para guru. Ia hanya khawatir dengan status barunya membuat heboh satu sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong Husband (Proses Terbit)
أدب الهواةBagi Hana tak masalah jika harus dijodohkan dengan pilihan kedua orang tuanya. Namun, ia tidak menyangka jika calon suaminya adalah seorang bocah SMA yang masih berusia belasan.