"Assalamualaikum." Aryan membuka pintu rumah bercat putih gading itu.
Ia masuk begitu saja dan meletakkan sepatunya di rak bersamaan dengan suara cempreng Dara yang terdengar memanggil namanya.
"Bang Yaaan!" Bocah delapan tahun itu berlari menghampiri dengan tersenyum senang.
Aryan pun tertawa kala Dara memeluknya.
"Ibu udah bikin baaanyak makanan, ayo!" Dara menggandeng tangan Abangnya menuju dapur.
Di sana ibunya sedang menata makanan di meja lalu tersenyum melihat kedatangan putra sulungnya.
"Baru pulang banget?"
"Hm, tadi ada rapat OSIS," jawabnya sembari mengambil sayap ayam goreng.
"Hana mana?"
"Katanya nyusul, lagi banyak kerjaan di kantor."
"Kita tunggu Hana ya baru makan."
Aryan mengangguk lalu mengambil ponsel untuk menchat istrinya.
Kakak belom makan, kan? Ibu ngajak makan di rumah
Tak berapa lama setelah pesan itu di kirimkan, Hana sudah membalasnya.
Kak Hana Cantik
Belum. Oke, tunggu ya, ini sebentar lagi kelar"Katanya sebentar lagi pulang. Aku mandi dulu ya, Bu."
Ibunya mengangguk dan Aryan segera menuju kamarnya. Saat memasuki ruangan itu, rasanya ia sangat merindukan suasananya.
Ia pun segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
***
Hana merasa gugup duduk di hadapan ibunya Aryan, padahal wanita itu sangat ramah sekali. Sepuluh menit sejak Aryan pergi mandi, Hana tiba di rumah mertuanya itu.
Ia langsung digiring ke meja makan. Sementara Dara langsung ngibrit ke kamarnya.
"Kamu pasti capek, bisa istirahat di kamar Aryan ya," ucap ibu mertuanya. Hana pun jadi teringat dengan keberadaan cowok itu.
"Aryan mana ya, Bu?"
"Lagi mandi."
Hana hanya mengangguk lalu permisi untuk pergi ke kamar Aryan setelah diberi tahu ibunya.
"Yan, aku boleh masuk?" Hana mengetuk pintu itu sebelum akhirnya masuk.
Kamar Aryan tak jauh beda dengan kamar cowok yang terkesan monoton dengan warna sedikit gelap. Ia pun menduduki kursi dimana terdapat meja belajar cowok itu. Terlihat deretan buku-buku pelajaran khas anak sekolah.
Tak sengaja matanya melihat sesuatu yang beda di antara deretan buku itu. Setelah ia ambil ternyata album foto. Sebenarnya ia tidak enak harus menyentuh barang-barang pribadi Aryan, tapi ia kelewat penasaran.
Saat di buka ternyata itu album foto Aryan waktu masih kecil. Terlihat lucu dan menggemaskan. Hana tersenyum melihatnya lalu matanya tertuju pada satu foto Aryan yang memakai topi beruang.
"Gemes banget," ucap Hana sambil tangannya seperti ingin mencubit sosok di dalam foto itu.
"Gemes mana sama yang sekarang?" Tiba-tiba Aryan keluar dari kamar mandi yang spontan mengagetkan Hana.
"Untung aku gak punya penyakit jantung!" Hana memegang dadanya. Sementara Aryan malah terkekeh sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk. Hana mencium bau sabun saat cowok itu mendekat ke arahnya dan duduk di tepi kasur.
"Aku tanya loh tadi, gemes mana sama yang sekarang?" Kini Aryan menatapnya terang-terangan membuat Hana salah tingkah lalu berdeham untuk menetralkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong Husband (Proses Terbit)
FanficBagi Hana tak masalah jika harus dijodohkan dengan pilihan kedua orang tuanya. Namun, ia tidak menyangka jika calon suaminya adalah seorang bocah SMA yang masih berusia belasan.