9

541 44 4
                                    

Pagi pagi sekali raska bangun, sekrang jam sudah menunjukkan pukul 05.50 pagi. Ia mengucek matanya sebentar mengerjapkan matanya lalu bangkit dari posisi ternyaman nya,namun tanpa ia sangka tangan lebar milik alca memegang perut ratanya seolah olah melarangnya untuk pergi dari kamar itu.

Raska menoleh melihat wajah tidur si dominan, perlahan netra nya terbuka setelahnya ia menatap Raska yang bingung tepat didepannya.

Lalu alca kembali menarik tubuh Raska untuk ia peluk, siapapun bangunkan alca. Apa dia terbentur semalam?

"Kenapa sih?" Tanya raska bingung, bukannya menjawab alca malah semakin mendusal pada leher putih Raska, katanya wangi. Wangi vanilla.

"Jam berapa?" Tanya nya dengan suara khas bangun tidur.

"Hampir jam enam, ayo siap siap kita harus berangkat." Katanya.

Alca mengangguk di leher Raska lalu bangkit, sebenarnya sih dia malas banget buat sekolah.

Tapi daripada nilainya gaada kan? Bisa bisa mati dia kalau ga lulus.


Setelah bersiap siap berpakaian keduanya turun dan memakan sarapannya. Kebetulan orang tua alca sudah makan duluan karena ada urusan. Jadi tinggal hanya mereka berdua saja di sana.

Selesai makan alca mengambil jaket hitam serta kunci motor nya.

Tidak lupa juga ia mengajak Raska untuk berangkat, "gaada lagi yang tinggal kan, Ra?" Tanyanya

Sontak Raska menggeleng lalu naik pada jok motor alca.

Tanpa pikir panjang alca langsung saja menggaskan motornya dengan kecepatan tinggi, sengaja biar Raska meluk tubuhnya.

Tapi bener buktinya Raska reflek memeluk tubuh kekarnya. "Woi anjir pelan Pelang dong bawa motor! Kayak dikejar setan aja lu." Omelnya

Tentunya hal itu tidak menggubris alca.
















Sesampai di parkiran sekolah, terlihat jelas muka Raska yang bete. Betelah jelas, orang alca bawa motor kayak ngajak mati aja.

"Hehe, maaf ya. Biar ga telat." Ucapnya

"ya kan gausah ngebut juga!"

"iya-iya maaf ya."

"Males, nanti juga diulangin."

"Engga sumpah."

"Janji ya?"

"Iya janji."















Sesampainya Raska dikelas ia meletakkan tasnya, lalu pergi kembali ke kelas sang kekasih.

inget juga dia punya pacar.

sesampai nya dikelas alysaa ia langsung disambut dengan muka marah sang kekasih.

Kemudia alysaa bangkit dari tempat duduk nya saat melihat Raska.

Lalu ia berdiri tepat di depan Raska.

"Mau kamu apa sih! Kamu udah ga ngabarin aku tiga hari! Kamu mau kita putus? PUTUS AJA! AKU GASUKA KAMU JALAN TERUS BARENG ALCA! KAMU PIKIR AKU INI APA? SERPIHAN DEBU? ENGGA RAS.. engga.." suara alysaa mengecil, "aku pacar kamu!aku harusnya jadi prioritas kamu! Kenapa malah kayak gini? Ha? JAWAB RASKA." Suara lembutnya bergetar, berkedip satu kali saja akan mengeluarkan air mata.

Segala unek unek yang alysaa simpan akhirnya terdengar dengan telinga Raska. Alysaa muak, ia sangat muak dengan hubungan ini.

"Sayang ..." Raska bingung mau menjawab seperti apa sekarang,

"huft, aku minta maaf gabisa ngabarin kamu tiga hari ini-" ia kembali menghela nafas lalu,

"-kalau kamu emang ga nyaman, benar kata kamu. Lebih baik kita akhiri aja hubungan ini." Ujarnya kembali.

"Maaf dan terimakasih, sa." Setelahnya Raska benar benar menghilang dari hadapan wanita itu.

Alysaa menangis sejadi jadinya disana, runtuh sudah hubungan baiknya dengan Raska.

Ini semua karena alcander.

......

Mau double up?
Kalau mau pilih sekarang.

Bunga mawar atau bunga melati?

Ini tergantung kalian.

Straight [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang