AUTHOR POV
"Fel? Felix?!" Masnaka terlihat gundah. Ia berjalan gontai menuju ruangan Felix yang berada di rumah tulis. Wajahnya terlihat pucat pasih. Tangannya gemetar. Bahkan kakinya saja mulai melemas.
Ia mencoba untuk berteriak dengan sisa tenaga yang di miliki nya. Berjalan ke arah ruangan Felix sambil meneriaki namanya. Namun si empu tak kunjung membalas.
Saat hendak menaiki tangga, Naka sempat terjatuh, namun dengan sigap, Anggara yang saat itu sedang lewat spontan menangkap Naka.
"Hey! Naka, apa yang terjadi? Kenapa tangan mu sangat dingin?" Tanya Gara, ketika ia memegang lengan Naka. Namun yang di tanya hanya diam tak bergeming, ia tak menjawab pertanyaan Gara.
"Fel-Felix? Dimana Felix?!" Tanyanya gemetar. Gara, yang mendengar itu segera memberitahu lokasi Felix berada.
"Ruangan, Nakes. Felix berada di sana." Mendengar itu, Naka segera berjalan ke arah ruangan Nakes. Membuka pintunya tanpa mengetuk. Ia langsung menghampiri Felix yang terlihat sedang bersandar di hadapan komputer.
Felix yang sudah menduga bahwa Naka akan datang hanya bisa mendesah kasar. Ia langsung menghadap Naka untuk mendengar apa yang akan dia katakan.
"Apa yang terjadi, Fel?" Masnaka menatap mata, Felix. Sementara yang di tatap hanya bisa memejamkan matanya. Pasalnya, ia juga tidak mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa tiba tiba, Nakes mengunggah seri keempatnya tanpa sepengetahuan nya?
"Aku juga tidak mengerti, Naka. Nakes sama sekali tidak menghubungi ku. Dan barusan, pihak penerbit juga menghubungi ku, dia bilang seseorang yang mengaku sebagai Nakes telah memberikan hasil dari chapter pertama, pada seri keempat Alphomega." Jelas Felix, yang membuat, Naka terduduk lemas di lantai.
"Ah- sangat kebetulan sekali bukan? Tokoh baru itu, adalah seorang dokter. Dan aku telah membaca berulang kali pada Chapter ini, Riyu juga melakukan hal yang sama. Dan ia berkata, bahwa cara kerja tokoh baru ini dalam menangani pasien sangat mirip denganmu."
Naka, memejamkan matanya. Ia menggelengkan kepalanya berusaha untuk menepis semua pikiran yang terlintas di benaknya. "Itu aku, Fel. Tokoh baru itu adalah aku."
"Fel! I-ini bukan kebetulan!" Kata, Naka gemetar, ia menatap mata Felix dengan tatapan yang dalam.
"T-tokoh itu___ adalah aku, Fel!" Felix, menatap Naka dengan raut wajah yang sulit di artikan.
Detik selanjutnya ia memalingkan wajah membelakangi Naka.
"maksud kau? kau masuk ke dalam dunia itu? Kau bercanda." Desisnya.
"PERCAYALAH PADAKU, FEL, ITU AKU! TOKOH YANG BERADA DI DALAM NOVEL ITU ADALAH AKU!" Kata, Naka menginterupsi.
Felix menutup telinganya berusaha untuk tak menghiraukan, Naka. Ia mencoba untuk membuang seluruh perkataan yang di lontarkan oleh Naka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two World
FantasiTak pernah terbayangkan jika dirinya bisa ada di dunia ini, bahkan berkali kali ia mencoba untuk mencerna semuanya. hasilnya akan tetap sama. keberadaan nya di dalam dunia itu menjadi bencana, alur dalam novel itu berjalan dengan sendirinya tanpa b...