☂︎☯︎

603 74 8
                                    

.・。.・゜✭・

【☯︎▻ꕥ◅☂︎】

≻───── ⋆✩⋆ ─────≺

Scaramouche sejak awal sudah tahu kalau berdekatan dengan gadis itu akan beresiko buruk pada tubuhnya, tapi itu lebih baik daripada tidak.

Ia sadar bahwa jika mereka berkontak fisik, kutukan milik [Nama] masuk menyerap dalam tubuhnya seolah tersedot dan Scara melihat bagaimana keadaan gadis itu yang perlahan membaik setelahnya.

Scaramouche yang adalah boneka, bekerja sebagai wadah untuk menampung kutukan [Nama]. Seperti cairan yang dituang ke dalam botol, Scara adalah botolnya dan kutukan [Nama] adalah cairannya.

Semakin banyak mereka berkontak fisik maka akan menimbulkan efek samping pada tubuh Scara. Ia tidak pernah memberitahu [Nama] tentang fakta satu ini dan lebih memilih menyembunyikan nya karena jika gadis itu tahu sudah pasti dia akan menyalahkan diri sendiri dan Scara tak mau itu terjadi.

Mengingat tentang malam festival, Scara takut setengah mati saat melihat [Nama] sudah bertemu dengan Venti yang merupakan kekasih [Nama] dulu sebelum [Nama] menjadi dirinya yang sekarang. Pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana jika [Nama] kembali pada Venti karena mau bagaimanapun mereka masih sepasang kekasih.

Dan yang paling membuatnya kesal, adalah ramalan jodoh. Itu semakin memperjelas bahwa [Nama] tak ditakdirkan untuknya.

Dan saat pagi hari, Scara bukannya menjauhi [Nama] dengan mengurung diri dalam kamar. Ia cuma sedang menolak bertemu dengan gadis itu, karena Scara juga sudah memiliki kutukan yang sama dengan [Nama]. Tak ada pilihan baginya kecuali terus menetap dalam kamar sembari menahan rasa sakit digerogoti kutukan dari dalam.

*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈

Venti duduk di kursi yang ada, memainkan jarinya dengan pikiran yang berkelana jauh.

Andai saat itu ia tidak memilih meninggalkan nya hanya karena rasa sesal, apa ia tetap akan jadi miliknya? Apa mereka akan tetap bersama setelah nya?

Venti saat itu melihat jelas bagaimana [Nama] mati didepan matanya, dengan mata membulat sempurna ia melihat bagaimana rambut [Nama] yang berubah warna menjadi hitam bersamaan dengan timbulnya titik hitam dileher.

"Bagaimana keadaan [Nama]?" Venti berdiri dari duduknya saat melihat Aether berjalan kearah nya, melihat bagaimana laki-laki kepang satu tersebut menggeleng pelan membuat Venti menghela napas kecewa.

Aether duduk disebelah Venti, kepalanya tertunduk dalam.

"Kau mengkhianati rasa percayaku padamu." ucap Aether tiba-tiba membuat Venti mengepalkan tangan.

"Dengar, Aether. Kenapa kalian selalu berpikir kematian Lunami ini salahku? Kenapa tidak sesekali kalian berpikir bahwa kematian adik kalian mungkin saja ulah kalian." dengus Venti, ia muak dengan ini.

"Tidak masuk akal, kami saat itu sudah pulang. Kami menitipkan Lunami padamu." Aether membela diri, kepalanya tak lagi tertunduk.

"Justru karena itu, karena kalian meninggalkannya begitu saja, bodoh sekali. Kenapa Lunami harus memiliki kakak tak bertanggung jawab seperti kalian." Venti menutup kedua matanya erat, ia merasa kasihan pada Lunami dan dadanya menjadi sesak karena ini.

【SERVANT】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang