"Rain!" Nei berlari pelan menyusul Rain yang berada cukup jauh didepannya. Begitu langkahnya sudah sejajar dengan pemuda itu dia berjalan pelan mengimbangi langkah Rain.
"Habis ini mau kemana?" Tanya Nei.
Rain membatin. Gadis ini pasti akan mengikutinya kemanapun dia pergi.
"Langsung kerumah" jawab Rain. Nei memicing, dia tidak percaya. Dia berdiri dihadapan Rain membuat pemuda itu menghentikan langkah. Nei hanya diam tidak mengatakan satu patah katapun. Rain hanya menghela napas pasrah, entah kenapa setelah mendengar penuturan Nei yang mengatakan bahwa gadis itu datang dari masa depan, dia mulai merasa terbiasa disamping gadis itu.
"Aku ingin ke perpustakaan" jawab Rain akhirnya.
Mata Nei berbinar kentara sekali mengatakan bahwa dia ingin ikut. Dia mengekor Rain yang berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda, tanpa aba-aba Nei langsung duduk, Rain bahkan sampai keheranan.
"Kamu ngapain?" Tanya Rain yang masih berdiri disamping sepeda menghadap Nei yang duduk di jok belakang.
"Tentu saja ikut"
"Kamu emang gaada kerjaan lain apa?" Tanya Rain lagi kini dia mulai menaiki sepeda dan menjalankan sepedanya pelan, sepertinya merasa tidak masalah kalau Nei ikut dengannya.
"Kerjaanku adalah melindungimu, jika aku tidak ikut kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian?" Nei mencengkeram kedua sisi seragam Rain sebagai pegangan. Mendengar hal itu Rain hanya menghela napas lagi, sepertinya setelah kehadiran Nei dia benar-benar tidak punya privasi lagi kedepannya.
. . . . .
Setelah tiba ditempat yang dituju, Nei turun dan melihat gedung besar dihadapannya. Ketika melihat Rain yang berjalan melaluinya untuk masuk kedalam gedung dia pun ikut menyusul.
Matanya mengamati rak-rak buku yang menjulang tinggi setiap sisi yang dia lalui. Sesekali sambil melihat Rain yang berjalan didepannya. Langkahnya akhirnya menaiki pijakan tangga, cukup lama berjalan akhirnya Rain berhenti di sudut tempat dan meletakkan tasnya ke atas meja, lalu berjalan ke rak didekatnya dan mulai memilah-milah buku untuk dibaca. Hal itupun juga dilakukan oleh Nei, tidak seperti Rain yang sudah menemukan beberapa buku untuk dibaca, Nei tampaknya sangat kebingungan, pasalnya hanya ada buku pelajaran. Dia mengambil sebuah buku dengan gambar rumus-rumus di sampulnya. Dia mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lalu mengembalikan buku itu ke tempat semula, dia baru tahu kalau ada buku seperti itu disini.
Melihat Nei yang sedari tadi hanya mondar mandir kebingungan membuat Rain mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca. Dia mengamati Nei, beberapa kali mengambil buku namun setelahnya meletakkan kembali. Sebenarnya Rain tidak perduli namun dia merasa terganggu dengan tingkah gadis itu. Akhirnya Rain bersuara.
"Disana ada berbagai genre novel" tunjuk Rain pada rak yang berada cukup jauh darinya.
Nei mengikuti arah tunjuk Rain lalu dengan segera menuju kesana. Benar, ada macam-macam jenis novel. Dia mengambil buku dengan judul yang terlihat romantis, Nei menggeleng, dia tidak terlalu suka percintaan fantasi dari novel. Dia mencari-cari dan akhirnya melihat buku yang menarik perhatiannya. Genre thriller. Nei langsung kembali pada Rain dan mulai membaca dengan tenang. Dia membuka halaman per halaman sampai tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerangnya. Nei menahan matanya agar tidak terpejam namun gagal, dia memilih untuk membaringkan kepala ke atas meja dengan lengannya sebagai bantalan.
Rain yang melihat itu hanya membiarkan saja Nei tidur, dia masih fokus pada buku digenggamannya. Sesekali menulis sesuatu yang menurutnya penting ke buku catatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
RomanceSetelah menyaksikan kecelakaan orang yang dia sukai terjadi didepan matanya sendiri. Nei, kembali menjalani kehidupannya yang mulai berbeda. Dia yang awalnya hanya tidak suka hujan, malah sangat membenci hujan. Baginya, hujan mengingatkannya dengan...