Bab 13 Boomerang

3 1 0
                                    

Suara kicauan burung terdengar bersahutan ditelinga Nei, gadis itu semakin mengeratkan selimut pada tubuhnya. Aneh dia sama sekali tidak merasa dingin walaupun tidur diluar. Matanya mengerjap pelan, hal pertama yang dia lihat adalah hari yang sudah berubah menjadi siang, lalu Rain yang duduk dengan jaket tebal membalut tubuhnya dengan sesekali menyeruput kopi dengan kepulan asap yang masih ada. Melihat pergerakan disamping Rain lantas menoleh, mendapati Nei yang sudah membuka mata.

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"

Nei bergumam, "sangat nyenyak, aku bahkan tidak bermimpi"

Rain hanya mengangguk. Dan Nei tidak membuka suara lagi setelahnya. Dia kembali memejamkan mata, mungkin karena dia tidur terlalu larut makanya dia mulai mengantuk lagi.

"Masuk aja ke dalam Nei, lanjut tidur didalam. Aku juga ingin membereskan ini"

"Apa aku boleh tidur dikasurmu?" Tanya Nei. Tadi malam saat pertama kali melihat kasur milik Rain, Nei berasumsi bahwa kasur itu sangat empuk.

"Tentu saja"

Nei bangkit membawa hal yang bisa dia bawa untuk membantu Rain. Lalu merebahkan diri dikasur dengan sprei putih bersih milik Rain. Setalah kepalanya menyentuh bantal, aroma wangi langsung memenuhi indra penciumannya. Aroma shampo Rain nampaknya masih melekat dibantal itu. Dan tidak menunggu waktu lama Nei kembali tertidur lagi.

Rain yang melihat itu hanya tersenyum tipis, sejujurnya dia juga masih mengantuk namun dia tidak terbiasa tidur lagi setelah bangun dipagi hari, biasanya saat libur dia akan lari pagi sebentar memutari rumahnya seperti yang akan dia lakukan sekarang. Tanpa menghiraukan Nei yang masih setia dikasurnya, Rain akhirnya memulai aktivitas rutin yang selalu dia lakukan saat libur sekolah.

Nei tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur, tapi yang pasti saat dia membuka mata cahaya matahari langsung menyorot wajahnya saat dia mengubah posisi menjadi telentang. Dia mengerjapkan mata dan melihat jendela yang menempel di atas sudah menampilkan matahari yang lumayan terik. Jam berapa sekarang? Pikirnya.
Nei mengedarkan pandangan, begitu menemukan jam yang yang tertempel didepannya matanya langsung membulat.

"Setengah sebelas??!!! Wah kamu kebo banget" ucapnya pada dirinya sendiri. "Mana ini dirumah orang lagi"

Nei segera bangkit dan langsung merapikan kasur, dia merapikan letak bantal yang tampak acak-acakan bersamaan itu terdengar suara langkah kaki. Rain muncul dengan nampan ditangannya.

"Sudah bangun?" Rain meletakkan nampan di atas meja kecil yang sebelumnya sudah di ambil. Lalu dia duduk dilantai.

"Ayo makan dulu" ucapnya pada Nei yang sudah selesai merapikan kasur.

"Kok aku gak dibangunin?" Setelah ikut duduk dilantai Nei menyuarakan pikirannya.

"Kamu tidurnya nyenyak banget aku jadi nggak tega" dia mendorong meja kehadapan Nei, "makan"

Nei memulai makannya dengan tenang. Rain yang semula memperhatikan Nei mengalihkan perhatian pada ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi pertanda pesan masuk. Dia mengusap layar dan melihat banyak pesan dengan nama pengirim Ilham. Kenapa lagi ni anak? Pikirnya.

Rain mengklik pesan masuk, dia mengerutkan kening ketika Ilham mengirimkan sebuah foto dengan tulisan 'bro lo harus liat ini'. Rain menekan unduh dan ketika unduhan selesai, matanya mendelik. Sebuah postingan dimedia sosial, postingan Gala. Foto Nei yang sedang memejamkan mata dengan memegang tangan Gala. Lalu dia mengklik unduh pada foto berikutnya yang Ilham kirim. Screenshoot komentar. Banyak yang berkomentar mendoakan kelanggengan, banyak juga yang terilhat mengomentari dangan hati yang retak dan ada juga beragam komentar dari teman-teman sekelasnya.
Rain mendengus sebal. Sejak kapan si Ilham berteman dimedia sosial dengan Gala? Pikirnya.
Kemudian Ilham mengirim pesan lagi. 'Gua niatnya cuman mantau eh malah dapat yang begituan. Lo lagi beneran bermasalah ya sama pacar lo? Kalian gak putus kan?'

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang