Bel istirahat berbunyi, tepat saat itu perut Nei juga ikut berbunyi. Dia menyeret kaki menuju kantin dengan tergesa-gesa, alasannya adalah tidak ingin mengantri untuk memesan.
Nei beruntung setibanya disana tidak terlalu banyak orang, begitu selesai memesan dia langsung mencari tempat duduk ternyaman menurutnya, dan yang pastinya sambil mengamati satu persatu murid yang berdatangan. Tapi anehnya orang yang dia tunggu tidak kunjung menampakkan diri. Nei sampai membatin, apakah dia sibuk? Atau tidak lapar? Atau ada keperluan mendesak yang lain?Nei memilih menggelengkan kepalanya dengan acuh lalu setelah itu makanannya datang. Tidak butuh waktu lama bagi untuk menghabiskan makanannya. Dia menyeruput es teh dengan pelan dan tenang namun sebuah pembicaraan menarik perhatiannya. Nei sampai menoleh dan bertanya untuk memastikan.
"Siapa yang berantem?"Orang itu balik menatap Nei, "kamu belum denger gosip?"
Sambil mengerutkan kening dia menggeleng.
"Pacarmu berantem sama murid baru itu loh"
Pacar? Nei membatin. Ah dia ingat! Dia dan Rain pacaran dan seantero kelas tahu akan hal itu. Tapi tunggu?! Berantem? Rain berantem?!! Dengan murid baru itu? Pantas saja Rain tidak ke kantin sekarang.
Nei bangkit, tujuan utamanya adalah kelas pemuda itu. Tapi ketika dia mengamati para siswa lewat jendela dia tidak menemukan Rain disana. Tepat saat itu dia melihat Ilham tidak jauh dari tempatnya berdiri."Ham!" Nei mengeraskan suara agar orang yang dia panggil bisa mendengar.
Sadar ada seseorang yang memanggilnya Ilham membalikkan tubuh. "Nei? Ada apa?" Dia menghampiri Nei.
"Rain mana? Aku dengar katanya dia berantem, apa benar?"
Ilham diam mencari alasan yang tepat, pasalnya dia sudah berjanji pada Rain kalau saja gadis didepannya ini bertanya, dia tidak akan memberitahu apapun.
"Aku tidak tahu pasti, coba tanya sama orangnya langsung"
"Sekarang dia ada dimana?"
Ilham tampak menimang namun akhirnya menghela napas pelan, "tadi dia dipanggil guru, sekarang pasti ada diruangan guru bk"
Setelah mengucapkan terima kasih Nei bergegas menuju ruangan yang dimaksud. Dia berdiri didepan pintu. Samar-samar mendengar kalau ada suara dari dalam. Dia mencoba menguping namun setelahnya dia tidak mendengar apapun lagi.
Bunyi knop pintu diputar terdengar, Nei langsung menegakkan tubuhnya. Orang pertama yang dia lihat adalah Gala yang keluar lebih dulu. Gala diam sebentar menatap Nei hingga akhirnya memilih berlalu dari sana.Lalu setelahnya orang yang Nei tunggu-tunggu akhirnya muncul. Awalnya senyuman bertengger manis diwajah Nei namun tatkala melihat wajah Rain yang tampak berantakan senyuman diwajahnya memudar. Nei bahkan bingung harus memulai pembicaraan dari mana, sebelumnya bahkan dikehidupan sebelumnya Nei sama sekali tidak pernah mendapati Rain dengan kondisi serupa.
"Apa yang terjadi?"
Rain tidak menyahut dan tampak mengalihkan pandangan ke mana saja asal tidak menatap gadis didepannya.
"Kamu berantem? Sama siapa?" Tanyanya lagi, ah Nei ingat saat Gala keluar tadi wajahnya tidak jauh berbeda dengan wajah Rain.
"Dengan Gala?" Nei memastikan, "jawab aku" lagi-lagi tidak ada sahutan. Selang beberapa detik pemuda itu bersuara.
"Bukan masalah yang serius kok" Rain menjawab seadanya. "Sudah, aku lapar. Masih ada sisa istirahat beberapa menit" dia menarik Nei pelan, membuat gadis itu semakin penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi. Disela langkahnya Nei mengamati Rain dari samping, dia amat tidak senang dengan luka yang ada diwajah itu. Dia akan memaksa Rain untuk bicara nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
RomanceSetelah menyaksikan kecelakaan orang yang dia sukai terjadi didepan matanya sendiri. Nei, kembali menjalani kehidupannya yang mulai berbeda. Dia yang awalnya hanya tidak suka hujan, malah sangat membenci hujan. Baginya, hujan mengingatkannya dengan...