"Pak, ngebut ya." pinta Mila sembari memasang helm di kepala.
Kemudian ojek yang Mila tumpangi mulai melaju. Tapi sebelumnya, Mila sempat menengok ke arah Rubicon yang baru keluar dari gerbang.
"Pak, lebih cepat." kata Mila sembari menepuk bahu driver saat melihat gerak gerik mobil kayak penculik itu menyusulnya. Iya penculik. Pasalnya di otak Mila tuh dari kecil udah terdoktrin oleh ucapan kakaknya yang sering mencekoki dia kalau mobil itu, ya mobil penculik. Dan Mila nggak mau sekali pun di suruh naik tuh mobil. Takut di culik.
"Beneran sarap tuh orang." desis Mila dengan gelengan kepala tak habis fikir pada si pemilik Rubicon di belakangnya itu.
"MILA, WOY BERHENTI!" teriak Harris dari balik kemudi dengan kepala sedikit menyembul keluar meminta Mila menepi.
Mila melirik Harris dengan delikan sengit yang kemudian mengacungkan jari tengah tanpa berniat menyahut teriakan Harris.
Sontak saja yang di lakukan Mila itu membuat Harris menggeram.
"PAK, PAK, PINGGIRIN MOTORNYA!" teriak Harris lagi.
Mila kembali melirik Harris dengan sorot mata semakin tajam dan senyum miring yang tersungging di wajahnya.
"Jangan di denger, Pak. Lanjut aja, lebih ngebut lagi." ujar Mila.
"Baik, Mbak." sahut driver itu.
Untung aja nih driver bisa di ajak kerja sama. Karena Mila udah cukup trauma dengan driver-driver sebelumnya saat Harris meminta berhenti seperti sekarang ini. Pasalnya, driver sebelumnya ketakutan karena di ikuti mobil Rubicon dan akhirnya memilih menepi. Tapi kali ini Mila bakal pastikan drivernya tetap melaju.
Dan yang membuat Mila tersenyum senang di tengah pagi yang menjengkelkan ini, driver ojol yang dia tumpangi bisa menghindar dan menyalip mobil lain di tengah kemacetan ibu kota, yang mana hal itu membuat Mila bisa lepas dari Harris pagi ini.
"Makasih, pak. Udah saya bayar lewat aplikasi ya." kata Mila sembari menyerahkan helm pada driver ojek online itu.
"Tunggu dulu, pak." kata Mila menghentikan si driver yang akan pergi setelah mengucapkan terima kasih.
Mila kemudian merogoh tasnya dan mengeluarkan dompet pink untuk mengambil selembar uang.
"Ini tip buat bapak karena udah bantu saya lepas dari orang tadi dan sampai tepat waktu." ujar Mila menyodorkan uang di tangannya pada driver ojek online itu.
"Wah, beneran, Mbak?"
Mila menganggukan kepala cepat dengan senyum lebar. "Di terima, Pak." kata Mila.
"Terima kasih banyak, Mbak."
Mila kembali menganggukkan kepala, "sama-sama, pak."
Setelah itu, Mila membalikkan tubuh dan mulai berjalan memasuki gedung kantor tempatnya bekerja selama ini.
Ternyata tinggal lima menit lagi jam kerja Mila di mulai. Untuk itu, Mila berjalan dengan langkah cepat ke arah lift yang mulai ramai oleh karyawan.
***
Mila akhirnya bisa bernafas lega karena hari ini nggak jadi telat. Ini semua berkat driver ojek online itu.
"Mil." panggil sebuah suara yang membuat Mila mengejap dan kemudian menoleh.
"Iya, kenapa?" tanya Mila dengan muka bingung saat di lihatnya orang di depan dia mendengus sembari menggeleng-gelengkan kepala.
"Di panggil Mbak Siska tuh." kata salah satu rekan kerjanya yang berpenampilan bak model catwalk dengan tangan terlipat di depan dada sembari menunjuk dengan endikan dagu ke arah Mbak Siska yang berdiri tak jauh dari mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Gengsi
ChickLitMila bersumpah, kalau punya pacar, orang pertama yang akan dia recokin adalah Harris. Harris Jonathan Hadiaji, si rusuh yang katanya siap di repotin kalau Mila punya cowok.