Mila sengaja pulang lebih awal, begitu jam kerja selesai, Mila sudah keluar dari gedung kantornya, hal itu juga untuk menghindar dari ajakan Mas Deril pulang bareng, Mila nggak ada atensi khusus pada orang yang satu kantor dengannya. Karena itu Mila mengirim pesan pada Mas Deril dengan mengatakan dia akan pulang lebih awal karena ada urusan penting.
Mila to Mas Deril : Mas Sorry, gue ada urusan, kayaknya kita nggak bisa pulang bareng, sorry sekali lagi
Send
Setelah mengirim pesan tersebut, Mila bersiap untuk pergi ke suatu tempat atau lebih tepatnya berkunjung ke kantor Harris.
Sesampainya di gedung megah yang selalu membuatnya terpana, Mila melangkah dengan santai, menunggu di depan lift yang akan membawanya ke ruangan laki-laki tersebut.
Lift terbuka, ternyata di dalamnya ada Harris dan Dita yang tengah berbicara serius.
"Loh, Mil?" Harris mengerjap terkejut dengan keberadaan Mila.
Mila menatap keduanya bergantian, "lagi sibuk ya?"
Dita yang akan menjawab langsung merapatkan bibir saat atasannya yang lebih dulu membuka suara.
"Nggak kok, gue emang mau ke ruangan," bohong Harris yang membuat Dita mengernyitkan kening. "Kenapa?" lanjut Harris bertanya.
"Ada yang mau gue bahas sama lo." jawab Mila.
"Oh ya udah kita ke ruangan." kata Harris.
Sementara Dita yang mendengarnya menatap bingung. Padahal sebelumnya dia dan atasannya akan pergi menemui pihak AJI yang sudah membuat janji temu sebelumnya.
"Tapi, Pak-" Dita menghentikan ucapan saat Harris meliriknya tajam lewat ekor mata. Dita sera merapatkan bibir dan mengunggingkan senyum penuh arti kearah Mila yang di balas kernyitan, namun juga menyematkan senyum kecil.
Harris melayangkan kode lewan tatapan matanya agar Dita keluar dari kotak besi tersebut.
Dita yang memang sudah bekerja cukup lama dengan Harris langsung menangkap maksud atasannya, dan dengan segera keluar.
"Mbak Mil, saya duluan ya." pamit Dita yang kana berbicara formal dengan Mila saat ada atasannya.
Mila mengernyitkan kening, "loh Ta, mau kemana?"
Dita sempat melirik Harris namun kembi menatap Mila dengan cepat. Mila melihat itu, dia semakin mengernyitkan kening, menatap Harris dan sekretarisnya bergantian.
"Saya ada janji temu dengan pihak AJI, Mbak." terang Dita yang kemudian buru-buru melanjutkan ucapan untuk pamit sebelum atasannya semakin melayangkan tatapan tajam. "Saya permisi dulu, Mbak."
Mila melangkah ke dalam lift dengan mata masih mengikuti langkah Dita yang perlahan hilang terhalang lift yang mulai menutup.
"Kok aneh sih dia." gumam Mila.
Harris sebenarnya mendengar gumaman itu, tapi dia lebih memilih diam tak ingin membahas, atau kalau tidak Mila akan terus bertanya tengah hal sepele mengenai sekretarisnya.
"Tumben udah pulang jam segini?" tanya Harris membuat obrolan baru.
Mila menoleh, "sengaja emang mau nemuin lo." jawab enteng. Tak tau saja Harris ambyar hanya karena ucapan itu.
"Ngapain?" tanya Harris datar mencoba menutupi degup jantung yang menghentaknya.
Mila mendengus, "tadi kan udah bilang ada yang mau gue bahas."
Harris mengangguk-anggukan kepala. Entah kenapa kali ini dia kebingungan sendiri membangun obrolan dengan Mila. Padahal biasanya obrolan ngalir tanpa harus di fikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Gengsi
ChickLitMila bersumpah, kalau punya pacar, orang pertama yang akan dia recokin adalah Harris. Harris Jonathan Hadiaji, si rusuh yang katanya siap di repotin kalau Mila punya cowok.