Udah siap bertemu Mila & Harris??
Malam takbirannya di temenin dua orang ini.. Happy reading..
***
Mila memasuki rumah dengan bersenandung beriringan langkah ringan. Dimas yang melihat adiknya mengernyitkan kening.
"Ada yang lagi seneng nih kayaknya?" celetuk Dimas menghentikan langkah Mila.
Mila menoleh dan menyunggingkan senyum lebar, "Iya dong," pamernya dan kembali meneruskan langkah, menaiki tangga dengan cepat.
Padahal tadi sebelum keluar rumah, wajah adiknya murung dan terlihat banyak beban, tapi sekarang lihat, pulang-pulang udah kayak cewek abis di tembak cowok yang di suka.
Apa jangan-jangan Harris—
Dimas buru-buru menggelengkan kepala, "Nggak, nggak mungkin kunyuk itu punya nyali." gumamnya menoleh kemungkinan itu.
Tapi untuk memastikan, Dimas meraih ponsel yang ada di atas meja kecil di depannya dan medial nomor Harris.
"Hall—"
"Lo abis nembak adik gue?" tanya Dimas to the point tanpa aba-aba dan berhasil membuat Harris mengerjap cepat di sebelanga telefon sana.
"Hah? Gila lo ya!"
Dimas sempat mengernyit dengan respon Harris, "Ya makanya gue nanya, pulang-pulang adek gue cengar-cengir kayak abis di tembak." terangnya.
Terdengar hembusan nafas dari seberang sana, lantas suara Harris terdengar menyahut, "kalau gue nembak, gue rasa responnya nggak bakal kayak yang lo bilang itu."
Dimas sempat mengernyitkan kening, dan menoleh ke arah pintu kamar adiknya yang tertutup, "Iya juga sih." angguknya setuju.
"Makannya jangan asal menyimpulkan sesuatu."
"Gue nggak menyimpulkan ya anjing, gue nanya buat mastiin." sahut Dima membela diri sendiri karena tak terima di tuduh seperti itu oleh Harris.
"Gue ngerasa lo takut banget kalau gue nembak Mila?"
Dimas sempat mengerjap mendengar pertanyaan Harris. Dia sempat menjauhkan ponsel untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba saja terasa kering.
"Siapa yang takut anjing! Gue cuma ME-MAS-TI-KAN!" tegas Dimas menekankan kata 'memastikan' agar Harris tak lagi bertanya.
"Iya. Biasa aja njing, gue cuma menyuarakan keheranan aja."
"Sialan! Gue jadi tau sekarang, kanapa adik gue nggak tertarik sama lo." ujar Dimas dengan senyum miring. Dia sengaja berkata seperti itu untuk memancing reaksi Harris.
"Kenapa tuh?"
Berhasil.
Jiwa gengsi si kampret berhasil Dimas pancing keluar.
"Cari tau sendiri!"
"Brengsek!"
Klik
Dimas tertawa senang sesaat sebelum sambungan telfon di matikan, suara umpatan Harris terdengar. Yang itu artinya, dia berhasil memancing rasa penasaran cowok yang gengsinya setinggi gunung himalaya itu ngereog.
'Sorry dek, abis ini gue yakin lo jadi pelampiasan Harris yang ngereog.' gumam Dimas dalam hari dan sekali lagi tertawa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Gengsi
ChickLitMila bersumpah, kalau punya pacar, orang pertama yang akan dia recokin adalah Harris. Harris Jonathan Hadiaji, si rusuh yang katanya siap di repotin kalau Mila punya cowok.